Artikel
-
Al Qur'an Al Karim
Artikel: 539, Kategori: 4 -
Akidah
Artikel: 43, Kategori: 5 -
Rasulullah & Ahlulbait
Artikel: 295, Kategori: 15 -
Hadits & Ilmu Hadits
Artikel: 7, Kategori: 4 -
Fiqih & Ushul Fiqih
Artikel: 14, Kategori: 2 -
Sejarah & Biografi
Artikel: 98, Kategori: 3 -
Bahasa & Sastra
Artikel: 11, Kategori: 2 -
Keluarga & Masyarakat
Artikel: 1578, Kategori: 3 -
Akhlak & Doa
Artikel: 227, Kategori: 3 -
Filsafat & Irfan
Artikel: 258

Ngaji Rumi: Mengapa Kita Perlu Berbagi Ilmu?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- afifah ahmad
Ada satu masa, kadang saya lama tidak menuliskan catatan Ngaji Rumi karena merasa kalau apa yang saya ketahui masih sangat terbatas. Namun, belakangan setelah saya menemukan Ghazal Rumi ini, semangat saya kembali berangsur membaik. Meskipun kadang masih berbenturan dengan pembagian waktu.

"KESOPANAN NEGATIF"
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Pola interaksi ini hampir umum menjadi semacam tradisi baru dalam lingkungan koorporasi dan birokrasi di kantor, pabrik, toko, mall, cafe dan lainnya laki maupun perempuan mencium tangan setiap orang yang berada di level yang lebih tinggu saat masuk kerja dan saat berpamit pulang dari kerja. Kita mungkin penah melihat presiden, gubernur, bupati hingga ketua RT mulai biasa menjulurkan tangan saat bertemu dengan warga.

Tafsir Surah Al-Kahfi Ayat 45
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- iQuest
Di samping ayat ini, penyerupaan kehidupan dunia yang serba berubah dengan tumbuhan kering dan kerontang juga disebutkan pada ayat-ayat lainnya dalam al-Quran.

Ciri-ciri Orang Yang Beriman dalam QS Al-Zumar Ayat 10
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- iQuest
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”

Mari Menjemput Nafahat
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- afifah ahmad
- Sumber:
- ngajirumi
Saya pribadi sangat menyukai puisi ini yang meskipun berulang-ulang dilafalkan, pesannya seperti terus menghembuskan nafas baru. Bait-bait Rumi ini menuntun kita untuk hidup berkesadran, sesuatu yang amat dicari hari ini.

RONA NANAR
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Hingga akhirnya, kegetiran dan ketangguhan menjadi dua sisi mata uang yang kau sembunyikan di saku berlubang— siap jatuh ke tanah, tapi tak mau mengaku kalah.

Membangun Keluarga Qur’ani 1
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ZB
Seorang mufassir besar Islam, Allamah Thabathabai ketika menafsirkan ayat 151 surat Al-An’am dalam tafsir al-Mizan menulis, ayat ini menunjukkan bahwa durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa yang paling besar setelah menyekutukan Allah Swt, sebab kelestarian generasi umat manusia tergantung pada eksistensi keluarga yang dibangun atas dasar mawaddah dan rahmah. Dengan melemahnya pilar-pilar keluarga, masyarakat yang terdiri dari individu-individu tidak lagi memiliki kekerabatan di antara mereka dan juga hubungan kasih sayang. Pada akhirnya, masyarakat akan tercerai-berai dan kebahagiaan dunia dan akhirat mereka akan binasa. Semoga Allah Swt selalu memberikan taufik dan karunianya kepada kita semua sehingga kita bisa mewujudkan keluarga Qurani dalam keluarga kita masing-masing. Amin.

Bahaya Judi Online dalam Perspektif Quran dan Ahlulbait as
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Janganlah kalian bermain judi, karena itu adalah dosa dan dilarang. Dalam hadis ini, Imam Ja’far Shadiq (a.s.) menegaskan bahwa perjudian adalah perbuatan yang jelas-jelas dilarang dalam Islam, karena berpotensi menyebabkan kerusakan yang lebih besar daripada manfaatnya.

Imam Ja'far, Pilar Penegak Ilmu dan Keadilan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ustadz Umar
“Imam Ja’far hidup di era transisi, saat Dinasti Umayyah runtuh dan Dinasti Abbasiyah baru tumbuh. Kekacauan politik yang terjadi, menjadi celah strategis yang digunakan Imam untuk menyebarkan ilmu tanpa tekanan politik berlebihan,” terangnya.

OVER ACTING TOLERANSI
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Menjadi Penganut yang Menghormati Diri Sendiri Menghina keyakinan sendiri—entah lewat canda, stigmatisasi, atau kompromi nilai—adalah pengkhianatan intelektual dan spiritual. Jika tak sanggup menghormati diri sendiri, jangan harap dihormati pihak lain. Moderasi sejati lahir dari keteguhan, bukan pencitraan. Sebab, seperti kata pepatah Arab: "Siapa yang tak mencintai penghuni bumi, akan dicintai oleh penghuni langit."