Keajaiban Istighfar Dalam Kehidupan Dunia
Salah satu nikmat terbesar yang akan membantu manusia untuk meniti tebing terjal kehidupan adalah taubat dan istighfar. Tuhan telah memberikan berita gembira kepada umat manusia berupa penerimaan taubat mereka dan pengampunan atas dosa-dosa kecil dan besar. Manusia terperosok dalam dosa dan kesalahan karena minimnya pengetahuan, larut dalam kelalaian, dan terpesona dengan gemerlap dunia. Dosa-dosa itu akan menjatuhkan seseorang dari derajat tinggi kemanusiaannya. Pada dasarnya, setiap dosa merupakan pukulan terhadap ruh kemanusiaan, yang menjadi pembeda antara mereka dan makhluk-makhluk lain. Menurut ungkapan al-Quran, dosa akan mensejajarkan kedudukan manusia sama dengan binatang atau bahkan lebih rendah dari mereka.
Akan tetapi, Tuhan mengetahui kelemahan-kelemahan manusia dan senantiasa membuka pintu taubat dan istighfar untuk mereka. Dengan cara ini, manusia diharapkan kembali ke jalan kesempurnaan dan menebus dosa-dosanya dengan taubat. Tuhan dalam al-Quran berkali-kali berjanji akan menerima orang-orang yang bertaubat dan tidak menyiksa mereka dan bahkan Dia akan menulis kebaikan untuk dosa-dosa yang telah diampuni-Nya. Tuhan sangat ingin mengampuni hamba-hambanya dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Jalan ini dipermudah bagi manusia karena rahmat dan kasih sayang Tuhan yang tidak terbatas.
Istighfar memiliki dampak-dampak luar biasa bagi manusia di alam akhirat. Seseorang mustahil terlepas dari azab dan hisab serta memperoleh keridhaan Tuhan jika ia tidak memohon ampunan dan bertaubat dari dosa-dosanya. Dalam banyak hadis ditekankan agar tidak ada seorang pun yang lalai terhadap istighfar karena dosa kecil yang mereka lakukan. Manusia perlu ingat bahwa dosa terbesar adalah sebuah dosa yang dianggap kecil dan diremehkan. Pengaruh istighfar sangat besar dalam mengangkat derajat seseorang dan bahkan Rasulullah Saw – yang terjaga dari segala dosa – masih beristighfar sebanyak 70 kali setiap harinya sehingga bisa mencapai kesempurnaan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, manusia tidak mungkin memperoleh keberuntungan abadi dan kedekatan dengan Tuhan jika tanpa beristighfar.
Beristighfar kepada Tuhan selain memiliki dampak ukhrawi, juga menyimpan banyak manfaat di dunia, seperti yang disinggung oleh al-Quran dan hadis. Nabi Saleh as selalu menasehati kaumnya yang menuduh beliau berbohong dan mereka tak segan-segan meminta diturunkannya azab Ilahi. Akan tetapi, Nabi Saleh as berkata, "Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat." (QS. 27:46) Rahmat Tuhan berarti pemberian anugerah dan kebaikan. Dalam al-Quran, kata rahmat dipakai untuk banyak arti seperti, nikmat, kasih sayang dan kebaikan, pengampunan dosa, pahala di hari akhirat, surga, hujan, kesenangan, dan keluasan rezeki.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Istighfar akan membuka pintu berkah Tuhan kepada manusia. Semua hal yang dibutuhkan oleh seorang individu dan sebuah masyarakat dari kelembutan Ilahi – seperti anugerah Tuhan, rahmat, pencerahan, petunjuk, pertolongan, dan kemenangan di semua medan – akan tertutup jalannya karena dosa-dosa yang kita lakukan. Dosa akan menjadi penghalang antara kita dan rahmat Tuhan. Istighfar akan menyingkirkan penghalang itu dan membuka pintu rahmat Tuhan ke arah kita. Ini adalah keuntungan beristighfar."
Sejumlah ayat dan hadis telah berbicara tentang keuntungan beristighfar untuk kehidupan dunia. Dalam surat Hud ayat 52, Allah Swt berfirman, "Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." Ketiadaan hujan akan mendatangkan kekeringan, kemiskinan, dan kesulitan hidup. Dalam ayat tersebut, salah satu dari dampak istighfar adalah turunnya hujan yang akan memacu penambahan nikmat dan kekayaan.
Kelanjutan ayat tersebut juga berbicara tentang bertambahnya kekuatan manusia dan masyarakat sebagai dampak dari istighfar, di mana hal itu mencakup kekuatan material dan spiritual. Sebab, Tuhan adalah penolong orang-orang mukmin dan para pentaubat. Selain menerima pengampunan dosa, orang-orang yang beristighfar juga akan memperoleh tambahan kekuatan dari Sang Maha Kuasa.
Pada ayat 10-12 surat Nuh, Allah Swt juga menyinggung tentang enam kenikmatan yang akan diperoleh oleh manusia yang beristighfar dan salah satunya bersifat spiritual yaitu, pengampunan atas dosa, dan sisanya bersifat duniawi dan materi. Allah Swt berfirman, "… mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." Imam Ali as berkata, "Beristighfar akan memperbanyak rezeki." Alkisah, suatu hari seorang Arab Badwi mengeluhkan kesulitan hidup dan kemiskinan yang menderanya kepada Imam Ali as. Beliau berkata, "Murnikanlah niatmu, lalu beristighfar dan taat kepada Allah." Kemudian Imam Ali as mengajarkan doa istighfar kepada orang tersebut. Arab Badwi itu berkata, "Aku sudah berkali-kali beristighfar dengan cara itu dan Tuhan telah menghilangkan kesedihan dan kemiskinan dariku. Dia membuka pintu rezekiku dan menghapus kesulitanku."
Dampak lain istighfar adalah memperoleh ketenangan hidup di dunia. Dalam surat Hud ayat 3, Allah Swt berfirman, "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan…" Seorang mufassir besar dunia Islam, Allamah Sayid Mohammad Hossein Thabathabai menulis, "Kenikmatan duniawi akan dianggap baik ketika mengantarkan manusia ke arah kebahagiaan dan Tuhan akan membimbingnya untuk meraih cita-cita kemanusiaannya yaitu memperoleh kenikmatan-kenikmatan dunia berupa kelapangan hidup, keamanan, kesejahteraan, dan kemuliaan. Kehidupan yang baik ini adalah lawan dari kehidupan yang penuh kesulitan, di mana disinggung dalam surat Thaha ayat 124, 'Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.'"
Salah satu dampak negatif dosa akan mendatangkan musibah, kesulitan, dan bencana. Sementara itu, salah satu dari dampak positif istighfar adalah menjauhkan musibah. Menurut berbagai ayat al-Quran, kaum Nabi Nuh, Hud, dan Saleh as ditimpa azab Ilahi karena mereka tidak beristighfar. Padahal, jika mereka memohon ampunan kepada Allah Swt, tentu mereka akan memperoleh rahmat dan dijauhkan dari siksa. Kaum Nabi Yunus as terhindar dari azab karena mereka beristighfar. Dalam surat al-Anfal ayat 33, Allah Swt berfirman, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." Setelah Rasul Saw wafat, Imam Ali as berkata, "Salah satu pelindung telah pergi dari kita, kalian harus menjaga pelindung yang lain (istighfar)."
Dosa dan maksiat juga akan mendatangkan kegelisahan dan kesuntukan dalam kehidupan para pendosa. Rasul Saw bersabda, "Setiap kali kegelisahan dan kesuntukan kalian bertambah, maka beristighfarlah." Beliau juga bersabda, "Barang siapa yang memperbanyak istighfar, Tuhan akan memberi kemudahan untuk setiap kegelisahannya dan mengeluarkannya dari setiap kesempitan." Tuhan senantiasa membuka jalan untuk kembali bagi hamba-Nya dan Dia tidak pernah membuat kita berputus asa dari rahmat-Nya. Oleh sebab itu, alangkah tidak pantasnya jika manusia masih mengabaikan kegiatan istighfar karena ampunan dan rahmat Tuhan sangat luas.