Rahasia Dibalik Pemilihan Bentuk Kata dalam Al-Qur’an (QS. Al-Insaan : 3)
Kita kembali akan menguak rahasia-rahasia kecil
dibalik kata dalam ayat Al-Qur’an. Allah swt
Berfirman,
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً
Sungguh, Kami telah Menunjukkan kepadanya jalan yang
lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.
(QS.Al-Insan:3)
Jika kita perhatikan, dalam ayat ini Allah menggunakan
bentuk kata yang berbeda antara orang yang bersyukur
dan yang ingkar (kufur).
Untuk orang yang bersyukur, Allah Menggunakan bentuk
isim fail biasa yaitu Syaakir. Dan untuk yang ingkar
menggunakan bentuk kata sighoh mubalaghah yaitu Kafuur
(sangat ingkar). Bentuk kata ini biasa digunakan untuk
“melebihkan” atau “membesarkan” sesuatu.
Dari perbedaan dalam pemilihan bentuk kata ini, kita
dapat mengambil pelajaran bahwa :
1. Jumlah orang yang bersyukur sedikit sekali
dibanding orang yang kufur (mengingkari) nikmat Allah
swt, seperti dalam Firman-Nya,
إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
“Sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur)
kepada Tuhan-nya.” (QS.Al-Adiyat:6)
وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang
bersyukur.” (QS.Saba’:13)
2. Nikmat Allah begitu besar hingga tak terhitung
jumlahnya, maka syukur dengan cara apapun masih kecil
dan amat kurang dibanding dengan nikmat yang kita
terima.
Bahkan cucu Rasulullah saw yang bernama Imam Ali
Zainal Abidin pernah berkata,
“Andai aku diberi umur terpanjang, seperti umur
manusia dari awal sampai akhir. Lalu aku habiskan
seluruhnya untuk bersujud kepada Allah, maka itu belum
cukup untuk mensyukuri nikmat-Nya.”
Dan rahasia dibalik Sighah Mubalaghah dari kata kafuur
itu adalah :
Sekecil apapun bentuk pengingkaran terhadap Sang
Pemberi Nikmat adalah sesuatu yang besar.
Karena itulah, dosa terbesar adalah meremehkan dosa-
dosa kecil. Mengapa? Karena memang yang dilakukan
hanya kesalahan kecil, tapi ia lupa siapa yang sedang
dilanggar. Yang dilanggar adalah Allah, Sang Pemberi
Nikmat dan Penguasa Alam Semesta.
Maka wujud paling jelas dari mengingkari nikmat Allah
adalah dengan menggunakan nikmat itu untuk melakukan
dosa dan maksiat.
Itulah sekelumit tentang rahasia dibalik pemilihan
kata Syaakir dan Kafuur dalam Surat Al-Insaan ayat 3.
Semoga kita termasuk sebagai golongan orang-orang yang
bersukur kepada Allah swt.