Mahalnya Usia Manusia
Allah SWT berfirman :
والله خلقكم من تراب ثم من نطفة ثم جعلكم أزواجا وما تحمل من أنثى ولا تضع الا بعلمه وما يعمر من معمر ولا ينقص من عمره الا في كتاب إن ذلك على الله يسير.”
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani. Dia menjadikanmu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah muda” (QS Faathir, 11)
Imam Ali (as) bersabda:
إن عمرك عَدَدُ أنفاسك, وعليها رقيبٌ يُحصـِيه
“Sesungguhnya umurmu adalah sejumlah nafasmu, dan atasnya penjaga yang menghitungnya.“
Dalam hadis di atas Imam Ali (as) ingin menekankan bahwa umur yang dimiliki setiap orang itu sangat berharga sebagaimana nafas yang dimilikinya. Demikianlah umur itu akan berlalu seiring dengan hembusan nafas yang ia keluarkan. Dan setiap individu memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan kehidupannya, tidak ada sesuatupun yang bisa luput dari pantauan penjaga yang telah Allah tugaskan untuk menghitung semua amal perbuatan manusia. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menggunakan umur kita karena waktu itu berlalu begitu cepat dan kita tidak akan menyadari hal itu kecuali setelah kita kehilangannya. Sebagaimana sabda Imam Ali (as)
إنه لن يستقبل أحدكم يوما من عمره إلا بفراق آخرَ من أجله.
“Sesungguhnya salah satu di antara kalian tidak akan pernah menghadapi satu hari dari umurnya kecuali dengan berpisahnya ia dengan hari yang lain dari ajalnya.
Rasulullah SAW bersabda:
كن على عمرك أشحَّ منك على درهمك ودينارك.
“Jadilah kamu lebih pelit terhadap umurmu dari pada pelitmu terhadap dirham dan dinarmu.”
Dalam hadis ini Rasul SAW mengajarkan kita untuk kikir terhadap umur kita. Kekikiran kita terhadap harta kita dengan cara tidak menghamburkannya pada hal-hal yang tidak berguna. sebaliknya kita harus memanfaatkan umur itu untuk sesuatu yang dapat menjadi bekal kehidupan abadi kelak. Sebab waktu yang kita lalui tidak akan pernah kembali walaupun kita menebusnya dengan semua yang kita miliki. Sedangkan ketika kita kehilangan harta kita masih bisa mendapatkannya kembali. Oleh karena itu, kita harus bergegas memanfaatkan umur yang kita miliki sebelum ia pergi meninggalkan kita selamanya dan umur yang telah kita sia-siakan tidak akan pernah bisa kita perbaiki kembali, Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasul SAW berikut ini:
إن العمر محدود لن يتجاوز أحد ما قدِّر له, فبادِروا قبل نفاذ الأجل.
“Sesungguhnya umur itu terbatas dan seseorang tidak akan melebihi dari yang telah ditakdirkan untuknya, maka bercepat-cepatlah (untuk memanfaatkannya) sebelum berlalunya ajal.” Imam Ali (as) berkata:
ماضي يومك فَائِتٌ, وآتيه متَّهَمٌ, ووقتك مغتنم.
“Harimu yang telah lalu telah terlewat dan hari yang akan datang belum pasti dan waktumu yang sekarang adalah waktu yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan.”
Imam Ali (as) berkata:
ما أسرع الساعات في اليوم, وأسرع الأيام في الشهر, وأسرع الشهور في السنة, وأسرع السنين (السنة) في العمر.
“Betapa cepatnya waktu-waktu dalam sehari, betapa cepatnya hari-hari dalam sebulan, betapa cepatnya bulan-bulan dalam satu tahun dan betapa cepatnya tahun-tahun dalam usia (mu).”
Imam Ali (as) bersabda:
أيها الناس! الآنَ الآنَ من قبل الندم, ومن قبل (أن تقول نفس يا حسرتى على ما فرطت في جنب الله(
“Wahai manusia! Sekarang dan sekaranglah sebelum tiba penyesalan dan sebelum jiwa berkata: amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban terhadap Allah)”
Waktu yang kita miliki itu adalah harta paling berharga yang kita miliki, sehingga kita harus benar-benar memanfaatkannya sebaik mungkin agar kita tidak menyesal di kemudian hari.
Imam Ali (as) bersabda:
رحم الله إمرأ علم أن نفسه خُطاه الى أجله, فبادر عملَه وقصر أمله.
“Semoga Allah merahmati seseorang yang mengetahui bahwa nafas-nafasnya itu adalah langkah-langkahnya menuju ajalnya, maka ia bercepat-cepat dalam amalannya dan memperpendek angan-angannya.”
Imam Ali (as) bersabda:
احذروا ضياعَ الأعمارفيما لا يبقى لكم, فَفَا ئِتُها لا يعود.
: “Hindarilah menyia-nyiakan umur untuk sesuatu yang tidak abadi bagi kalian, sebab sesuatu yang telah berlalu tidak akan kembali.”
Dalam kehidupan ini banyak hal yang bisa kita lakukan, tetapi tidak semua hal itu berguna untuk kehidupan kita di akhirat, sehingga kita harus pintar memilah mana dari hal-hal itu yang bisa kita jadikan bekal di akhirat. Jangan sampai kita jatuh terperosok ke dalam perbuatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat kita.
Imam Ali (as) bersabda:
إن عمرك مَهر سعادتك إن انفدتَه في طاعة ربك.
“Sesungguhnya umurmu adalah mahar kebahagiaanmu saat kau memhabiskannya dalam ketaatan pada Tuhanmu.”
Kebahagiaan itu adalah suatu yang diinginkan setiap orang. Namun untuk mendapatkaanya bukanlah sesuatu yang mudah. Seseorang tidak akan mendapatkaanya tanpa usaha. Dan modal awal dari kebahagiaan itu adalah umur yang Allah berikan pada kita. Demikianlah jika kita memanfaatkan umur itu dalam ketaatan kepada Allah kita akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.
Allah SWT berfirman:
وهم يصطرخون فيها ربنا أخرجنا نعمل صالحا غير الذي كنا نعمل أولم نعمركم ما يتذكر فيه من تذكر وجاءكم النذير فذوقوا فماللظالمين من نصير.”
“Dan orang-orang kafir ketika dilemparkan ke neraka mereka menjerit-jerit, wahai Tuhan kami, keluarkan kami, kami akan melakukan amal shaleh bukan amal jelek yang dahulu kami lakukan.
Bukankah kami telah beri kalian umur yang cukup untuk ingat dalam umur itu bagi orang yang mau ingat.”( QS Faathir, 37)
Imam Ali (as) mengatakan bahwa ayat ini adalah kecaman keras bagi yang berusia 18 tahun. Dalam Nahjul Balagah hikmah:326 disebutkan bahwa ayat ini adalah kecaman keras bagi yang berusia 60 tahun. Manusia dituntut untuk selalu memberi peringatan pada setiap waktu yang telah ia lalui, karena hal itu akan membuat manusia sadar akan kelalaian yang selama ini ia lakukan, sebagaimana dalam hadis Imam Bagir (as):
إذا اتت على العبد أربعون سنة قيل له: خذ حِذْرَك: فإنك غير معذور, وليس ابن أربعين سنة أحق با لعذر من ابن عشرين سنة.
“Jika seorang hamba telah mencapai usia empat puluh tahun maka dikatakan padanya: ambillah peringatan karena sesungguhnya engkau tidak memiliki udzur dan tidaklah seseorang yang berusia empat puluh tahun lebih memiliki udzur dari seseorang yang berusia dua puluh tahun.”