Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Beginilah Sang Nabi Berwudhu..

0 Pendapat 00.0 / 5

Apa makna kata "ila" yang terdapat pada ayat yang menjelaskan tentang wudhu, yaitu: "maka basuhlah wajah-wajah dan tangan-tangan kalian hingga (ila) ke siku?" Apakah mazhab Ahlusunnah mengartikan kata tersebut dengan "ke arah", karena itu mereka membasuh tangan ke arah siku? Bagaimanakah perilaku Nabi Saw terkait dengan masalah ini?

Mengenai kata "ila" yang terdapat pada ayat wudhu, sebenarnya hanyalah untuk menjelaskan kadar dan batas-batas basuhan, bukan menjelaskan tentang tatacara membasuh. Artinya bahwa ayat tersebut menjelaskan kadar dan batas tangan yang mesti dibasuh dalam berwudhu hingga ke siku. Kata "ila" di sini bermakna ghayat (sampai, batas akhir) bagi anggota yang dibasuh, bukan ghayat basuhan. Karena itu, ketika dikatakan "basuhlah tanganmu", mungkin akan terbesit dalam benak bahwa apabila tangan itu dibasuh hanya sampai ke bagian pergelangan tangan, maka hal itu sudah dianggap memadai. Untuk menyangkal dugaan dan kesalahpahaman ini dikatakan: "basuhlah tanganmu hingga ke siku". Karena itulah ulama Syi'ah mewajibkan –dalam berwudhu- membasuh kedua tangan dari bagian atas ke bagian bawah. Mereka menilai bahwa perilaku dan sunnah Rasulullah Saw yang telah dijelaskan oleh Ahlulbaitnya adalah bukti dan dalil yang paling baik atas makna ini. Kaum Ahlusunnah juga -sekalipun "ila" itu mereka artikan sebagai "ke arah", karena itu mereka menilai bahwa dalam membasuh tangan itu lebih baik dari bagian bawah ke arah atas, tetapi walaupun demikian mereka- mengatakan bahwa seseorang itu boleh memilih antara membasuh tangannya dari bawah ke atas atau sebaliknya. Namun mereka tidak memberikan kesimpulan bahwa kata "ila" itu menunjukkan kewajiban membasuh dari ujung jari-jari sampai siku.