Hadis Keutamaan Azan dan Iqamat
1) Nasa’i meriwayatkan dalam sunan-nya, dimana ia berkata: Meriwayatkan kepada kami Muhammad bin Salma, ia berkata: Meriwayatkan kepada kami Ibnu Wahab, dari Amr bin Harits, bahwa Abu Asyna Mu’arifi meriwayatkannya dari Uqbah bin Amir yang berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,” Tuhanmu merasa heran terhadap pengembala domba di puncak gunung, lalu ia mengumandangkan adzan di waktu masuknya shalat kemudian ia melaksanakan shalat”
Allah swt berfirman, ‘Lihatlah hamba-Ku ini, ia mengumandangkan adzan dan mendirikan shalat. ia takut kepada-Ku. Aku telah mengampuni hamba-Ku dan memasukannya ke dalam surga”
(Sunan Nasa’i, juz 2, hal 20, bab “Adzan”, Bagi Orang yang Shalat Sendirian, dari kitab ash-Shalah)
2) Syekh Muhammad Baqir Muhammad bin Hasan bin Ali Thusi meriwayatkan, dimana ia berkata: Meriwayatkan kepada kami sekelompok orang dari Abi Mufadhdhal yang berkata: Meriwayatkan kepada kami Raja’ bin Yahya bin Husain Ibrata’i, dimana ia adalah penulis tahun 314H, dan di tahun itu juga ia wafat, ia berkata: Meriwayatkan kepada kami Muhammad bin Hasan bin Syamun, ia berkata: Meriwayatkan kepadaku Abdullah bin Abdurrahman Asham, dari Fudhail bin Yasar, dari Wahab bin Abdullah bin Abi Dhubi Hana’i, ia berkata:
Meriwayatkan kepadaku Abu Harb bin Abil-Aswad Duali, dari ayahnya Abul-Aswad yang berkata: aku datang dari daerah Rabazah, lalu aku menemui Abu Dzar (Jundub bin Junadah), lalu Abu Dzar menceritakan kepadaku: pada suatu hari di permulaan siang, aku menemui Rasulullah saw di mesjidnya. Lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah saw, demi ayah dan ibuku, sampaikan wasiat kepadaku yang akan membawa manfaat kepadaku di sisi Allah swt”
Rasulullah saw bersabda, “Ya dan perhatikanlah wahai Abu Dzar, sampai beliau saw bersabda, “ Wahai Abu Dzar sesungguhnya Tuhanmu swt berbangga kepada para malaikat-Nya terhadap tiga orang: Pertama, orang yang di waktu pagi dia berada sendirian di bumi, lalu ia mengumandangkan adzan kemudian menunaikan shalat. Kemudian Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Lihatlah kepada hamba-Ku, ia melaksanakan shalat di belakangnya, dan memintakan ampun untuknya sampai pagi pada hari itu. Kedua, seorang lelaki yang bangun pada malam hari dan ia menunaikan shalat sendirian, lalu sujud dan tertidur dalam keadaan sujud. Kemudian Allah swt berfirman, ‘Lihatlah hamba-Ku, jiwanya ada di sisi-Ku, dan jasadnya berada dalam ketaatan kepada-Ku, dalam keadaan sujud. Dan ketiga, seorang lelaki yang berada dalam peperangan, dimana sahabat-sahabatnya telah meninggalkannya, namun ia tetap teguh dan tegar –ia tetap berperang sampai terbunuh-.’”(Amali ath-Thusi, hal 525-534, hadis ke 1162, majelis ke-19)