Falsafah Binasanya Seluruh Kaum Tsamud
Dikatakan dalam Al Qur’an bahwa Allah swt membinasakan kaum Tsamud setelah salah satu dari mereka menemukan unta Nabi Shaleh as dan membunuhnya. Pertanyaannya mengapa Allah swt mengazab mereka semua dikarenakan dosa satu atau beberapa orang?
Tidak ada keraguan bahwa Allah swt tidak akan pernah menghukum orang tanpa melakukan kejahatan, atau menanggung hukuman dari dosa orang lain. Allah swt Berfirman:
وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى
“..Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain…”.[1]
Orang-orang Tsamud menyangkal dan menolak dakwah Nabi Shaleh as. Kemudian mereka meminta kepada Nabi Shaleh as untuk membuktikan kebenarannya dengan sebuah mukjizat.
مَا أَنْتَ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا فَأْتِ بِآيَةٍ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
“Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mukjizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar”.[2]
Atas kehendak Allah swt, tiba-tiba muncul dari dalam batu seekor unta betina, semua orang melihat peristiwa ini, beberapa orang dari mereka beriman, dan sebagian besar dari mereka keras kepala dan menyangkalnya
Nabi Shaleh as menasihati mereka agar tidak menyakiti unta ini sedikitpun, karena jika itu terjadi, azab Allah swt akan datang menimpa mereka. Namun mereka mengabaikan nasihat Nabi Shaleh as dan malah membunuh unta tersebut. Pada akhirnya Allah swt mengazab mereka dengan petir yang menggelegar dan sebuah gempa bumi dahsyat yang membinasakan mereka dan meratakan rumah-rumah mereka dengan tanah.
وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيمٍ فَعَقَرُوهَا فَأَصْبَحُوا نَادِمِينَ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
“Dan jangan kalian menyentuhnya (unta itu) dengan sesuatu kejahatan, nanti kalian akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat. Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi orang yang menyesal. Maka mereka ditimpa azab. Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman”.[3]
Dalam riwayat dikatakan bahwa pembunuh unta ini adalah seorang pria berhati keras bernama “Qadar Ibn Salaf” (Bihar Al-Anwar, Juz 11, Hal. 386)
Namun dalam ayat Alquran diatas, yang membunuh unta nabi Shaleh as diungkapkan dalam bentuk ‘Jamak’ فَعَقَرُوهَا (mereka membunuh unta itu) dan pembunuh unta tersebut dinisbatkan kepada semua kaum Tsamud.
Dan mereka semua diazab sebagaimana Allah swt Berfirman:
فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا
“Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah)”.[4]
Sebenarnya hanya satu orang yang menemukan dan membunuh unta Nabi Shaleh as, namun yang lain juga ikut berkontribusi dalam pembunuhan unta tersebut, sehingga Allah swt menisbatkan pembunuhan tersebut dengan bentuk ‘Jamak’ lalu membinasakan semua kaum Tsamud. Ada dua hal yang menyebabkan semua kaum Tsamud bisa diazab oleh Allah swt walaupun yang membunuh unta nabi Shaleh as hanya satu orang.
1- Persekongkolan semacam itu biasanya dirancang oleh suatu kelompok atau kaum, kemudian dilakukan atau dieksekusi oleh satu atau beberapa orang tertentu.
2- Mereka semua setuju, mendukung, dan ridho atas tindakan orang itu. Mereka memanggil salah satu kawan mereka, lalu dia (orang yang dipanggil) menangkap unta tersebut dan membunuhnya. Sebagaimana diceritakan dalam Alquran, Allah swt Berfirman:
فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطَى فَعَقَرَ
“Maka mereka memanggil kawannya, lalu dia menangkap (unta itu) dan membunuhnya”.[5]
Dalam ayat ini pembunuh unta Nabi Shaleh disebut dalam bentuk tunggal فَعَقَرَ namun substansi ayat menunjukkan bahwa mereka semua (kaum Tsamud) yang telah merencanakan lalu ridho dan mendukung atas tindakan itu. Oleh sebab itu di ayat-ayat sebelumnya diatas, Allah menisbatkan mereka semualah yang telah membunuh unta Nabi Shaleh as dan atas hal itu Allah swt mengazab dan membinasakan mereka semua.
Dalam khutbahnya Imam Ali (as) pernah berkata:
“Unta Nabi Shaleh dibunuh hanya oleh satu orang, tetapi Allah swt menghukum semua orang karena mereka semua ridho dengan ini.”[6]
Sekaitan dengan hal tersebut, Imam Ridho as berkata:
“Jika seseorang melakukan pembunuhan di timur dunia dan orang lain di barat dunia ridho dengan pembunuhan itu, dia akan menjadi kaki tangan pembunuh di hadapan Tuhan”.[7]
Imam Shodiq as juga berkata:
“Siapapun yang menindas, siapapun yang membantunya dan siapapun yang ridho dengan penindasan tersebut, ketiganya berbagi dalam dosa.”[8]
Jadi, tidak hanya mereka yang mengeksekusi, merencanakan, atau menyiapkan sebuah tindak kejahatan yang hanya mendapat dosa, tapi mereka yang mengetahui, melihat, dan mendengar sebuah penindasan atau kejahatan lalu mereka diam dan ridho, juga terhitung atau ikut andil dalam kejahatan tersebut.
Maka dari itu disebutkan dalam doa Ziarah Arbain, kita melaknat orang-orang yang membunuh, dan menganiaya Imam Husain as, dan juga orang-orang yang mengetahui atau mendengar peristiwa tragedi Karbala namun mereka diam dan ridho dengan peristiwa pembantaian keluarga Nabi tersebut.
فَلَعَنَ اللهُ مَنْ قَتَلَكَ, وَلَعَنَ اللهُ مَنْ ظَلَمَكَ, وَلَعَنَ اللهُ اُمَّةً سَمِعَتْ بِذَالِكَ فَرَضِيَتْ بِهِ
“Semoga Allah melaknat pembunuh-pembunuhmu, semoga Allah melaknat penganiaya-penganiayamu, semoga Allah melaknat umat yang mendengar (tragedi Karbala) lalu diam merelakannya”.[9]
CATATAN :
[1] Q.S Al-An’am 164
[2] Q.S As-Syuara 154
[3] Q.S As-Syuara 156-158
[4] Q.S As-Syams 14
[5] Q.S Al-Qomar 29
[6] Khutbah Nahjul Balaghah 201
[7] Wasail As-Syiah Juz 16 Hal. 139
[8] Al-Kafi Juz 2 Hal. 333
[9] Petikan Doa Ziarah Arbain