Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Sejarah Syi'ah

Peran Keturunan Nabi dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Peran Keturunan Nabi dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Sayyid Ahmad bin Al-Muhajir adalah cicit Ali Al-Uraidhi, putra keempat Imam Ja’far Shadiq. Sedangkan Imam Ja’far Shadiq, yang merupakan Imam Syi’ah keenam, adalah putra Imam Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husayn bin Ali bin Abi Thalib.

Baca Yang lain

Mu’awiyah dan Nikah Mut’ah

Mu’awiyah dan Nikah Mut’ah Akhir kata, kurang elok rasanya mencukupkan pengetahuan kita hanya dengan sekadar mendengar ‘kata’ orang yang belum jelas jejak keilmuannya. Alangkah baiknya jika kita juga mengimbanginya dengan membaca dan mengkaji sendiri atau dengan berguru pada ahlinya.  

Baca Yang lain

Ibnu Taimiyah dan Nikah Mut’ah

Ibnu Taimiyah dan Nikah Mut’ah Nikah Tahlil adalah pernikahan yang dilakukan dengan tujuan menghalalkan seorang perempuan untuk suami pertamanya yang sudah ditalak tiga kali. Sebagaimana kita ketahui bahwa istri yang sudah di talak tiga tidak bisa rujuk pada suaminya kecuali ia menikah dengan lelaki lain kemudian ia ditalak. Para ulama berbeda pendapat tentang boleh atau tidaknya nikah tersebut.  

Baca Yang lain

Jejak Nabi Saww Sujud di Atas Tanah Terekam di Dalam Sahih Muslim

Jejak Nabi Saww Sujud di Atas Tanah Terekam di Dalam Sahih Muslim Data yang penulis suguhkan, semoga bisa menjadi bahan komparasi dan pembelajaran bagi kita, dan yang paling penting mampu meluaskan pikiran kita, sehingga kita bisa menampung banyak ragam pendapat tanpa harus uring-uringan.

Baca Yang lain

Khaibar

Khaibar Khaibar (bahasa Arab:خیبر) adalah sebuah tempat dengan jarak kira-kira 160 km dari Madinah, Saudi Arabia, dimana ibu kotanya pada masa sekarang adalah kota al-Syuraif. Benteng Khaibar pada masa-masa permulaan Islam adalah tempat tinggal warga Yahudi.

Baca Yang lain

Masjid Kufah, Pusat yang Penting

Masjid Kufah, Pusat yang Penting Sejak awal pembangunannya, Masjid Kufah menjadi salah satu pusat penting politik dan budaya kota Kufah. Sepanjang sejarah, Masjid Kufah telah didatangi para nabi dan imam maksum, di antaranya Imam Ali as, Imam Hasan as, Imam Husain as, dan sebagian imam lainnya. Pada 36 Hijriyah, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as datang ke Masjid Kufah dan berkali-kali shalat serta menyampaikan ceramah di tempat mulia itu.

Baca Yang lain

Arbain Walk Lintas Mazhab/Mencurahkan Hidup di Jalan Agama dan Spiritual

Arbain Walk Lintas Mazhab/Mencurahkan Hidup di Jalan Agama dan Spiritual Rafael Mauriello, seorang Islamolog dan anggota fakultas di Universitas Allamah Tabatab'i, saat wawamcara dengam IQNA bertepatan dengan Arbain Huseini mengupas berbagai aspek Arbain Walk dan pandangan Eropa tentang fenomena tersebut. Dia memandang Arbain sebagai fenomena damai dan faktor empati dan solidaritas manusia.

Baca Yang lain

Arbain Imam Husain as dan Fenomena Budaya

Arbain Imam Husain as dan Fenomena Budaya Arbain Imam Husain as, juga dikenal sebagai Arbaeen, adalah budaya yang sangat penting untuk dipelajari oleh umat Muslim. Peristiwa Arbain memperingati hari ke-40 setelah syahidnya Imam Husain as as, cucu Nabi Muhammad, dalam Pertempuran Karbala pada tahun 680 M. Peristiwa ini memiliki makna budaya dan agama yang mendalam karena mencerminkan nilai-nilai pengorbanan, kesyahidan, dan kesabaran.

Baca Yang lain

Peziarah Arbain Jalan Kaki dari Kota Najaf Menuju Karbala

Peziarah Arbain Jalan Kaki dari Kota Najaf Menuju Karbala Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia. Jutaan peziarah dari berbagai daerah dan kota di Irak dan negara-negara Muslim lainnya, termasuk dari Republik Islam Iran mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain.

Baca Yang lain

Mengapa hanya sedikit kitab-kitab para Imam Syiah yang sampai ke tangan kita?

Mengapa hanya sedikit kitab-kitab para Imam Syiah yang sampai ke tangan kita? Pertama, imamah (kepemimpinan) adalah merupakan tongkat estafet dan kelanjutan kenabian (nubuwwah). Falsafah keberadaan imamah adalah sama dengan falsafah keberadaan kenabian. Dalam al-Qur’an dan riwayat dijelaskan tujuan utama pengutusan para nabi adalah membina orang-orang dan memberikan kehidupan penuh nilai kepada manusia.

Baca Yang lain

Di manakah letak Saqifah Bani Sa’idah?

Di manakah letak Saqifah Bani Sa’idah? Penulis buku Madina Syinasi (Mengenal Kota Madinah), terkait dengan letak geografis Saqifah Bani Sa’idah, menulis, “Apa yang pasti, tempat Saqifah Bani Sa’idah terletak di samping Masjid Bani Sa’idah dan dekat sumur Budha’i (sumur milik Bani Saidah). Masjid Bani Sa’idah – sesuai riwayat Ibnu Syubbah dan Imam Abu Ishaq Harbi dalam (al-Manasik wa Amakin Thuruq al-Haj, hal. 399) Rasulullah Saw pernah menunaikan salat, lalu duduk dan minum air – adalah tempat yang senantiasa mendapat perhatian penduduk Madinah. “

Baca Yang lain

Apakah Nabi Saw Butuh Pendapat Orang Lain Untuk Memahami Jika Dirinya Telah Diangkat Menjadi Rasul?

Apakah Nabi Saw Butuh Pendapat Orang Lain Untuk Memahami Jika Dirinya Telah Diangkat Menjadi Rasul? Dan yang lebih patal lagi, Waraqah mengetahui kenabian Rasulullah Saw dan memahami bahwa yang mendatangi beliau adalah malikat pembawa wahyu. Dan Nabi Saw sendiri meyakini hal tersebut setelah mendapat wejangan dari Waraqah. Apakah berita seperti ini dapat diterima? Tentu saja lagi-lagi jawabannya negatif, karena meyakini hal ini akan menyebabkan keraguan terhadap wahyu itu sendiri. Bagaimana tidak, peneriama wahyunya sendiri tidak mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan tidak paham jika yang mendatanginya adalah malaikat pembawa wahyu.

Baca Yang lain

Benarkah Ayat Hijab Turun atas Peran Umar dan Kesalahan Nabi Saw?

Benarkah Ayat Hijab Turun atas Peran Umar dan Kesalahan Nabi Saw? Selain itu, riwayat tersebut juga menunjukkan seolah-olah ayat hijab turun karena kesalahan Nabi Saw yang tidak menuruti perkataan Umar bin Khattab. Dan berdasarkan konsep kemakshuman yang pernah kita bahas sebelumnya, hal ini sangat mustahil terjadi pada Nabi Saw. Riwayat-riwayat seperti ini banyak kita jumpai di kitab-kitab riwayat dalam Islam, yang seolah-olah ingin menunjukkan keunggulan dan kemuliaan Sahabat, namun di sisi lain terlihat mencoreng dan merendahkan Nabi Saw.

Baca Yang lain

Benarkah Nabi Ijinkan Budak Wanita Bernyanyi dan Menabuh Rebana di Hadapannya?

Benarkah Nabi Ijinkan Budak Wanita Bernyanyi dan Menabuh Rebana di Hadapannya? budak wanita itu tidak takut pada siapa pun yang hadir termasuk Nabi Muhammad Saw, kecuali Umar. Dari sini terlihat seolah sosok Umar lebih ketat dan perhatian dalam urusan mempraktikan hukum-hukum Allah Swt ketimbang Nabi Muhammad Saw. Sementara itu secara jelas dan tegas Allah Swt menyatakan di dalam al-Quran bahwa sosok nabi adalah contoh dan tauladan bagi manusia, artinya beliau Saw adalah yang terdepan dalam segala hal yang berkaitan dengan syariat atau hukum Allah Swt, seperti yang sudah diulas pada pembahasan sebelumnya. Seandainya terdapat orang lain yang melebihi keutamaannya, maka hal ini akan membuat ketauladanannya dipertanyakan.

Baca Yang lain

Benarkah Umar bin Khattab Mengingatkan Nabi Saw dan Ayat Turun Membenarkannya Sekaligus Menyalahkan Rasulullah?

Benarkah Umar bin Khattab Mengingatkan Nabi Saw dan Ayat Turun Membenarkannya Sekaligus Menyalahkan Rasulullah? Yang ke empat: bagaimana Rasulullah bisa salah sementara Umar bin Khattab benar dan mendapat dukungan ayat yang turun? Yang ke lima: Siyaq atau konteks ayat menunjukkan bahwa ayat pelarangan menshalati kaum munafik turun dalam perjalanan menuju Tabuk pada tahun ke delapan, sedang meninggalnya Abdullah bin Ubai pada tahun ke sembilan. Maka tidak mungkin peristiwa tersebut sebgai sebab turunnya ayat.

Baca Yang lain

Nabi Saw Pernah Berada di Sisi Dua Perempuan yang Bersenandung, Benarkah?

Nabi Saw Pernah Berada di Sisi Dua Perempuan yang Bersenandung, Benarkah? Rasulullah berhadapan dengan Abu Bakar sembari berkata, ‘Tinggalkan dua budak (yang lagi bernyanyi) itu!’ ketika Abu Bakar lalai, aku mengisyaratkan kepada mereka dan mereka (dua budak itu) pun pergi.”

Baca Yang lain

Benarkah Nabi Berwajah Masam? (2)

Benarkah Nabi Berwajah Masam? (2) Dalam hal ini bisa kita simpulkan bahwa para ulama ataupun Mufassir berbeda pendapat tentang sosok orang bermuka masam dalam Surat Abasa. Seringnya kita melihat bahwa yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Rasulullah Saw, namun tidak menutup kemungkinan bahwa sosok tersebut bukanlah Rasulullah Saw dengan alasan dan berbagai pertimbangan yang telah kita sebutkan sebelumnya.

Baca Yang lain

Benarkah Nabi Berwajah Masam?

Benarkah Nabi Berwajah Masam? Semua ayat di atas turun pada masa-masa awal kelahiran Islam dan berbicara terkait dengan proses dakwah Nabi Muhammad saw. Maka tidak bisa dibayangkan apabila dari sejak itu Nabi bersikap sedemikian rupa (berwajah masam, berpaling, memperhatikan yang kaya, mengabaikan yang miskin) di depan khalayak dan menyebabkan turunnya teguran dengan ayat-ayat di atas. Hal ini seandainya seperti itu terjadi, maka bisa menyebabkan orang-orang yang menyaksikan hal tersebut menjauh dari sisi nabi atau bahkan juga terhadap ajaran yang dibawanya. Dan hal ini tentunya bertolakbelakang dengan falsafah pengutusannya sebagaimana telah kita singgung pada pembahasan-pembahasan yang lalu.

Baca Yang lain

Apakah Nabi SAWW Pernah Lupa Ayat Al-Quran?

Apakah Nabi SAWW Pernah Lupa Ayat Al-Quran? Riwayat-riwayat ini sekalipun tercantum di dalam kitab yang diyakini shahih, mesti ditolak karena bertentangan dengan konsep kemaksuman. Yaitu kemaksuman para nabi dari sifat lupa. Apalagi hal ini menyangkut dengan wahyu. Di mana kemungkinan serta bolehnya beliau lupa dalam hal ini, akan menggugurkan klaimnya atas wahyu secara keseluruhan. Sebab dengan demikian tidak ada jaminan bahwa apa yang disampaikan oleh beliau tidak luput dari lupa.

Baca Yang lain

Nabi Saw Bersama Sahabat dan Istrinya dalam Satu Selimut, Mungkinkah?

Nabi Saw Bersama Sahabat dan Istrinya dalam Satu Selimut, Mungkinkah? Riwayat di atas secara zahir sangat merendahkan karakter atau perilaku Nabi Saw. Rasanya, seorang muslim yang taat ataupun seorang ulama Islam tidak akan mungkin melakukan itu, lalu bagaimana dengan Nabi Saw yang merupakan sosok teladan bagi seluruh makhluk dan orang yang paling berakal diantara umat manusia? Mungkinkah Nabi Saw melakukan itu?

Baca Yang lain