Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tauhid

Apakah Ilmu Allah SWT Butuh Proses?

Apakah Ilmu Allah SWT Butuh Proses?

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa yang mengalami proses bukanlah ilmu Allah SWT, tapi justeru peristiwa serta berbagai kejadianlah yang memiliki proses dan terealisasi secara bertahap.

Baca Yang lain

Zat Tak Terbatas

Zat Tak Terbatas Ajaran keislaman Syiah meyakini bahwa Allah adalah Zat Tak Terbatas dari segala sisi: ilmu, kekuasaan, keabadian, dan sebagainya. Oleh karena itu, Dia tidak dibatasi ruang dan waktu, karena keduanya terbatas. Namun pada waktu yang sama, hadir di setiap ruang dan waktu karena Dia berada di atas keduanya.

Baca Yang lain

Allah, Rahim, dan Kasih Sayang

Allah, Rahim, dan Kasih Sayang Islam mendasarkan keyakinannya mengenai Tuhan pada konsep yang disebut dengan Tauhid. Secara sederhana tauhid berarti menjadikan satu atau mengesakan Tuhan. Tauhid memandang bahwa Tuhan adalah zat yang Maha Esa, yang tidak dapat diserupakan dengan hal apapun dan melampaui segala sesuatu.

Baca Yang lain

Siapa Pemilik Pengetahuan?

Siapa Pemilik Pengetahuan? Sudah lazim dalam pengetahuan kita bahwa bangsa Barat-satu sebutan yang merujuk pada bangsa Eropa, Amerika, dan Australia sekarang ini-sebagai penemu dan pemilik pengetahuan. Anggapan tersebut memang ada benarnya, karena ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di negara-negara tersebut. Tapi, jika ditelusuri lebih dalam, anggapan tersebut akan terlihat “cacat”nya.  

Baca Yang lain

Mengenal dan Menyembah Tuhan Perkara Fitri

Mengenal dan Menyembah Tuhan Perkara Fitri Dari ajaran al-Quran, kita pahami bahwa mengenal Tuhan dan kecenderungan ber-Tuhan merupakan sebuah hal fitri. Keyakinan akan wujud Tuhan adalah sebuah “kesepakatan” dan bukan hal samar yang terselubung sehingga memerlukan argumentasi untuk membuktikannya. Dari pembahasan itu kita memahami arti mengenal Tuhan adalah fitri.  

Baca Yang lain

Mengapa Tuhan Memberi Kesempatan kepada Setan? (3)

Mengapa Tuhan Memberi Kesempatan kepada Setan? (3) Al-Quran mengatakan kepada kita bahwa iblis congkak dan menolak perintah Tuhan untuk sujud kepada Adam, dan kemudian diusir dari hadapan Tuhan. Namun karena telah beribadah dan menyembah Tuhan selama bertahun-tahun, Tuhan berdasarkan keadilan dan hikmah-Nya menyetujuai permintaan iblis untuk diberi kekekalan.

Baca Yang lain

Mengapa Tuhan Memberi Kesempatan kepada Setan? (1)

Mengapa Tuhan Memberi Kesempatan kepada Setan? (1) Al-Quran mengatakan kepada kita bahwa iblis congkak dan menolak perintah Tuhan untuk sujud kepada Adam, dan kemudian diusir dari hadapan Tuhan. Namun karena telah beribadah dan menyembah Tuhan selama bertahun-tahun, Tuhan berdasarkan keadilan dan hikmah-Nya menyetujuai permintaan iblis untuk diberi kekekalan.  

Baca Yang lain

Allah, Kekuasaan Mutlak

Allah, Kekuasaan Mutlak Suleiman bin Mahran berkata bahwa ia bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq as makna firman Allah Swt dalam ayat al-Quran: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya… (QS. az-Zumar: 67)

Baca Yang lain

Cara Menanamkan Ketauhidan pada Murid

Cara Menanamkan Ketauhidan pada Murid Tujuan pendidikan harus sedapat mungkin mengembangkan potensi dan menanamkan nilai-nilai kebaikan, dan sedapat mungkin mencegah hal-hal negatif yang dapat merusak kepribadian anak.” (Hafis Azhari, penulis buku Pikiran Orang Indonesia)

Baca Yang lain

Menelepon Gusti Allah: Begini Cara Allah Berbicara Kepada Makhluknya

Menelepon Gusti Allah: Begini Cara Allah Berbicara Kepada Makhluknya Masyarakat Indonesia sempat digegerkan dengan pernyataan Raden Ibnu Hajar Shaleh atau akrab di panggil Mbah Benu, pimpinan jamaah Aolia Gunung Kidul, Yogyakarta saat menetapkan hari raya Idul Fitri 1445 H. Mbah Benu mengaku bahwa dalam menentukan tibanya 1 syawal tidak menggunakan metode rukyat maupun hisab seperti mayoritas umat islam lainnya, melainkan dengan cara menelepon Allah SWT.

Baca Yang lain

Ma’rifatullah Asas Kemanusiaan

Ma’rifatullah Asas Kemanusiaan Imam Ali as berkata: Pangkal agama ialah mengenal Allah. Segala sesuatu memiliki titik awal dan dasar. Dari titik awal dan dasar inilah di atasnya sesuatu jika merupakan bangunan berdiri dengan tegak, kokoh dan berguna. Agama ibarat bangunan, pondasinya adalah marifatullah (mengenal Tuhan).

Baca Yang lain

Manusia Tahu Penciptanya

Manusia Tahu Penciptanya Manusia tidak memerlukan cara-cara lahiriah untuk mengenal Allah Swt. Apabila kita menyelami lubuk ruhani kita, niscaya kita akan memahami bahwa kita diciptakan, bahwa kita mempunyai Tuhan.

Baca Yang lain

Perlunya Ilmu Mantiq dalam Mengenal Allah

Perlunya Ilmu Mantiq dalam Mengenal Allah Keinginan setan adalah agar manusia senantiasa tidak berpikir dengan selalu hidup bersenang-senang. Dengan menjalani kehidupan yang penuh kesenangan seketika akan membawa manusia untuk malas mencari tahu tentang siapa Tuhannya.

Baca Yang lain

Apakah hakekat Insya Allah?

Apakah hakekat Insya Allah? Makna frase insya Allah adalah jika Allah menghendaki. Seseorang yang mengucapkan kalimat ini meyakini bahwa terdapat iradah di atas iradahnya sendiri artinya, jika Ia tidak menghendaki sesuatu maka tidak ada sesuatu yang bisa terjadi. Dalam sebagian perkara, kalimat “Insya Allah” merupakan bentuk mengambil berkah dan orang-orang selalu mengucapkan “Inysa Allah’ dan “Masya Allah”.

Baca Yang lain

Allah maha pencipta segalanya,tapi ada satu hal yang tidak ingin allah ciptakan. Apakah itu?

Allah maha pencipta segalanya,tapi ada satu hal yang tidak ingin allah ciptakan. Apakah itu? Berdasarkan pandangan agama dan filosofis, emanasi Tuhan bersifat permanen dan sekali-kali tidak akan pernah terputus. Ahli Irfan berkata, “Allah Swt adalah Entitas murni, intensitas dan kesempurnaan entitas-Nya yang memunculkan kecintaan untuk dapat ber-tajalli dan bermanifestasi.

Baca Yang lain

Iman Itu Bertingkat

Iman Itu Bertingkat Ahlulbait menerangkan kepada manusia bahwa iman itu bertingkat-tingkat. Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Iman itu memiliki sepuluh tingkatan, seperti tingkatan tangga, dari satu tingkat ke tingkat berikutnya.”

Baca Yang lain

Penopang Kekufuran

Penopang Kekufuran Jika kita meneliti referensi-referensi keislaman, akan kita dapati bahwa kekufuran berdiri tegak di atas tiga tiang yang tak terpisahkan. Ketiga tiang tersebut adalah kesombongan, sifat tamak dan iri hati.

Baca Yang lain

Hamba yang Menyembah Tuhannya

Hamba yang Menyembah Tuhannya Jika manusia biasa saja kita anggap mungkin menerima penyingkapan-penyingkapan batiniah seperti itu apalagi para imam suci. Dengan satu perbedaan, bagi manusia-manusia biasa, kasyaf seperti itu tidak akan terjadi kecuali pada saat-saat tertentu dan tidak berkesinambungan. Berbeda dengan para imam suci, mereka mungkin saja menerima ilham-ilham tersebut secara berkesinambungan dan abadi.  

Baca Yang lain

Allah Lebih Mengasihi Hamba-Nya

Allah Lebih Mengasihi Hamba-Nya Pada saat itu, Rasulullah saw membebaskan anak-anak burung itu. Kemudian beliau menghadap ke arah para sahabatnya dan berkata, “Bagaimanakah kalian melihat kasih sayang induk ini terhadap anak-anaknya?” Para sahabat berkata, “Sangat mengherankan dan menakjubkan.”

Baca Yang lain

Tauhid, Akar Seluruh Keimanan(2)

Tauhid, Akar Seluruh Keimanan(2) Sebagai keseluruhan, isi agama Islam dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua bagian dan dua sistem sekunder yang saling berhubungan dan bersatu, dan yang merupakan suatu keseluruhan sistem Islam, yaitu sistem keimanan dan sistem nilai. Dalam Islam ada serangkaian keimanan yang harus dipercayai manusia, diterima dan diimani, dan ada serangkaian nilai yang harus dilaksanakan dalam amal perbuatan dan perilakunya. Bagian yang pertama kita namakan “sistem akidah”, sedang yang kedua “sistem nilai”.

Baca Yang lain