Meraih Hikmah Bulan Ramadan (8)
Ramadan adalah bulan kehadiran kalbu, bulan belajar di maktab Ramadan dan belajar dari para wali Allah.
Apakah kita sudah siap untuk menghadapi kesulitan yang akan datang ? Untuk mencapai dunia dan akhirat yang lebih baik, kita harus berusaha keras, dan senantiasa berharap rahmat Tuhan. Rahmat yang sangat luas dan selalu diturunkan kepada kita.
Allah Swt mengutus Rasulullah Saw untuk mengeluarkan hamba-hamba-Nya dari penyembahan berhala dan mengajak mereka menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Allah Swt juga menjadikan Muhammad Saw sebagai teladan bagi seluruh umat manusia. Ayat 21 Surah al-Ahzab menyebutkan لَقَد کانَ لَکُم فی رَسولِ اللهِ اُسوَةٌ حَسَنَةٌ (Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik...)
Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin semua ciptaan dalam ibadah dan penghambaan, dan merupakan teladan bagi semua orang yang ingin berjalan di jalan ini. Bahkan sebelum diangkat sebagai nabi, dia adalah orang yang taat beribadah dan hamba saleh; Dia biasa menghabiskan siang dan malamnya beribadah di gua Hira, dan tentu saja, dia sibuk bermunajat kepada Tuhannya di sudut ini jauh dari hiruk pikuk dunia selama sebulan penuh di bulan Ramadan.
Nabi Muhammad Saw tidak bosan beribadah dan mengabdi sepanjang hidupnya dan tidak menghentikannya sesaat pun. Dia berdoa kepada Tuhannya di tengah malam dan berkata: "Ya Tuhan, jangan ambil kembali apa yang telah Kamu berikan kepada saya dari hal-hal yang benar dan jangan membuat musuh dan orang yang iri hati bahagia." Ya Tuhan, jangan kembalikan kejahatan yang telah Engkau selamatkan dariku, dan jangan tinggalkan aku sendirian bahkan untuk sekejap mata."
Rasulullah begitu banyak beribadah dan meneteskan air mata dan banyak mengeluh dalam doanya sehingga suatu hari kerabatnya memprotes kepadanya mengapa kamu banyak mengeluh dan meratap padahal Tuhan telah berjanji untuk mengampuni semua dosamu dan memaafkanmu serta menjauhkan keburukan dan kotoran darimu. Nabi menjawab: Apakah semua ibadah dan jaga malam menyelamatkan dari hukuman?! Bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang berterima kasih?!
Imam Ali as mengatakan: Orang yang memperbaiki hubungan antara dirinya dan Tuhannya, maka Tuhan akan memperbaiki hubungan antara dia dan orang lain. Dan inilah yang dibutuhkan dunia kita saat ini. Untuk memiliki hari esok yang lebih baik, tidak perlu memiliki harta yang banyak dan istana yang mewah, tetapi yang kita butuhkan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik adalah kasih sayang Tuhan.
Bersyukurlah kepada Tuhan bahwa dia menjadikan Ramadan untuk kita sehingga kita dapat meningkatkan hubungan kita dengan Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan bahwa dia tidak menghalangi kita dari berkah munajat dengan Tuhan. Berkah munajat dan mendekatkan diri dengan Tuhan adalah salah satu berkah ilahi yang wajib kita syukuri. Tuhan yang sama dengan keagungan dan kekuatan tak terbatas yang menerima hamba-Nya yang berdosa dan bersalah dan mendengarkan munajat dan doa mereka.
Dalam bermunajat dan berdoa kepada Tuhan, tidak ada yang lain selain kebaikan, cinta, menceritakan rahasia dan melihat kebaikan. Dalam kesendirian bersama Tuhan, ada kenikmatan tak terhingga yang hanya bisa diterima dengan meraih dan mengecap, dan manisnya cinta dan kasih sayang tidak bisa diungkapkan dengan cara apapun. Dalam doa Iftitah kita membaca:
الحمد لله الذی لا یُهتک حجابه، ولا یُغلق بابه، ولا یُردُّ سائله، ولا یُخیَّبُ آمله
Segala puji bagi Allah yang tak terkoyakkan tirai-Nya, tak tertutup pintu-Nya, tak tertolah peminta-Nya, dan tak tersia-siakan pengharapan-Nya.
Tidak ada penjaga gerbang yang mencegah masuknya tongkang rahmat Tuhan. Siapa pun yang memanggilnya, Tuhan akan menjawabnya, dan di atas segalanya, Dia memanggil hamba-hambaNya kepadanya dan mengundang mereka untuk beramal sehingga semuanya siap menerima Anda.
ولا یُغلق بابه ولا یُردُّ سائله:
Pintu rahmmat-Nya tidak tertutup dan para peminta tidak ditolak
Tuhan senantiasa mengiringi harapan dan keinginan dari setiap pengharap. Karena Tuhanlah yang telah membuka pintu pengharapan akan rahmat dan ampunan-Nya. Oleh karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk berdoa kepada Tuhan dan berharap itu akan dikabulkan.
(الحمد لله الذی ) لاَیُخَیَّبُ آمِلُهُ: dan tak tersia-siakan pengharapan-Nya
Kami berharap untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh dunia, masa depan di mana para penguasa memerintah dengan adil dan hak-hak kaum tertindas tidak dilanggar. Kami berharap untuk rahmat Allah seperti yang disebutkan dalam ayat kelima Surah al-Qasas:
«وَ نُرِیدُ أَن نَّمُنَّ عَلَی الَّذِینَ اسْتُضْعِفُواْ فِی الاْرْض وَ نَجْعَلَهُمْ أَئمَّهً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَ َرِثِینَ:
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)
Benar! Kita berharap terealisasinya janji Tuhan, tentunya harapan ini sebuah harapan yang sejati ketika membuat manusia bergerak untuk meraih keinginannya. Di riwayat disebutkan bahwa "kunci dari semua kesengsaraan manusia adalah kemalasan dan ketidaksabaran". Seperti yang dikatakan Imam Ali as, harapan yang tidak membuat manusia berusaha adalah kebohongan. Dalam khutbah ke 160 Nahjul Balaghah, Imam Ali as berkata, Dia mengklaim bahwa dia berharap pada Tuhan. Aku bersumpah demi Tuhan bahwa dia berbohong. Mengapa harapannya tidak muncul dalam tindakannya? Siapa pun yang berharap, harapannya nyata dalam tindakannya" (dan dia berusaha untuk mencapai tujuannya).
Kita berharap supaya harapan ini bukan kebohongan dengan berusaha sehingga terbuka peluang untuk terealisasinya janji ini. Janji yang diyakini oleh pengikut seluruh agama ilahi: Janji kemunculan sang penyelamat umat manusia. Mereka yang menunggu kemunculan juru selamat, tapi tidak berusaha maka ia bukan penunggu sejati. Benar! Harapan yang disertai dengan penantian akan menjadi faktor penggerak, harapan akan kemunculan Imam Mahdi yang dijanjikan dan pembentukan sebuah pemerintahan yang adil di seluruh dunia olehnya yang seperti janji pasti Tuhan, suatu hari benderanya akan berkibar di seluruh dunia, para penanti selalu berharap akan datanganya masa depan yang gemilang.
Di hari-hari terang ini, ketika seluruh diri kita penuh dengan harapan akan rahmat Tuhan, kita memenuhi kebutuhan kita dan mengatakan, "Wahai penghapus duka dan wahai dermawan di dunia ini dan di akhirat, kirimkan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya dan hilangkan kesedihan kita. Ya Allah, putuskan kebutuhan kami akan dunia dan tariklah kami pada apa yang ada bersama-Mu dan jadikan kepercayaan sejati pada-Mu dalam hidup kami. Ya Alllah! Beri kami kesabaran dan ketabahan dan jaga kami tetap di jalan yang benar dan bantu kami untuk mengalahkan orang-orang kafir dan penindas."