Apa yang dimaksud dengan silsilah al-sanad dalam ilmu hadis?
Silsilah al-sanad terbentuk dari dua kata:
Silsilah: Silsilah merupakan kata dan terma yang tidak dibahas secara mandiri oleh para penyusun ilmu hadis. Dalam ilmu hadis banyak digunakan susunan beberapa kata seperti silsilah al-ruwât atau mata rantai para perawi, silsilah al-sanad atau mata rantai sanad, silsilah al-khabar atau mata rantai kabar dan seterusnya.[1] Terma ini menyinggung tentang masing-masing periwayat atau dengan kata lain menyinggung tentang mata rantai yang membentuk para perawi sebuah hadis.
Sanad: Terma ini digunakan dalam ilmu hadis terkait dengan sejumlah periwayat hadis hingga para maksum As. Atas dasar inilah, sekumpulan perawi ini disebut sebagai sanad dimana masing-masing para perawi menyandarkan sebuah hadis kepada orang sebelumnya atau dengan kata lain ia sandarkan (mustanad) kepadanya.
Harap perhatikan contoh silsilah sanad berikut ini:
«عَلِیُّ بْنُ إِبْرَاهِیمَ عَنْ أَبِیهِ عَنِ ابْنِ أَبِی عُمَیْرٍ عَنْ حَمَّادٍ عَنِ الْحَلَبِیِّ عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ(ع)…»
“Ali bin Ibrahim dari ayahnya dari Ibnu Abi Umair Hammad dari al-Halabi dari Abi Abdillah As.”[2]
Dalam riwayat ini nama seluruh perawi yang mengutip hadis dari seorang maksum As disebutkan secara berurutan. []
[1]. Muhammad Yusuf Hariri, Farhang Ishthilahât Hadits, hal. 76, Intisyarat Muassasat Hijrat, Qum, 1381 S.
[2]. Muhammad bin Ya’qub Kulaini, al-Kâfi, Diriset dan diedit oleh Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil. 4, hal. 92, Dar al-Kutub.