Dinasti Idrisiyyah (4)
Kejayaan dan Kejatuhan Dinasti Idrisiyyah
Titik awal berdirinya pemerintahan Idrisiyyah adalah migrasi Idris bin Abdullah ke Maroko. Ia adalah seorang yang selamat dari peristiwa Fakh,[34] secara sembunyi-sembunyi berangkat dengan berperan sebagai budak bernama Rasyid yang sebenarnya adalah budaknya sendiri,[35] bersama dengan sebuah karavan perdagangan dari Madinah ke Mesir dan kemudian menuju Maroko.[36] Rasyid diyakini memiliki peran penting dalam pendirian dan penguatan negara Alawi Idrisiyyah.[37]
Beberapa orang meyakini bahwa Idris melakukan perjalanan tanpa rencana sebelumnya dan hanya untuk melarikan diri dari kejaran Abbasiyah serta memilih Maroko karena budaknya berasal dari suku Barbar (atau Berber sebutan untuk orang Afrika utara) dan penduduk asli Afrika; Tetapi ada juga yang meyakini bahwa perjalanan Idris telah direncanakan sebelumnya dan merupakan bagian dari rangkaian peristiwa yang terjadi.[38] Dikatakan bahwa keberadaan saudara-saudara Idris di Afrika, terutama di Tlemcen, menyiapkan persiapan untuk perjalanannya dan bahkan disebutkan bahwa ini bukanlah perjalanan pertama Idris ke Maroko. Disebutkan juga bahwa ia pergi ke sana dalam misi dakwah dari kelompok Halwani dan Sufyani yang dikirim ke Maroko atas perintah Imam Ja’far Shadiq as.[39]
Setelah tinggal hampir dua tahun di Tangier tanpa hasil dalam dakwah,[40] Idris pergi ke Oualili di mana ia disambut oleh Ishak bin Muhammad kepala kabilah Uraiba. Ishak menikahkan putrinya dengan Idris, dia mengundurkan diri dari kedudukannya untuk kepentingan Idris dan mengajak rakyatnya untuk berbaiat setia kepada Idris. Setelah suku Uraiba, beberapa suku lain juga berbaiat setia kepada Idris[41] dan dengan demikian pada tahun 172 H dengan sumpah setia suku Barbar, pemerintahan Idrisiyah terbentuk.[42] Pemerintahan ini berlangsung selama 375 tahun dengan kenaikan dan penurunan dan akhirnya dalam perseteruan dengan Umayyah Andalusia dan Fatimiyyah mengalami keruntuhan.[43]