Dinasti Idrisiyyah (5)
Periode-periode Sejarah Dinasti Idrisiyyah
Sejarah pemerintahan Idrisiyah dibagi menjadi dua periode: Periode pertama adalah zaman kejayaan dan pemerintahan, sedangkan periode kedua adalah masa penyebaran dan upaya-upaya yang tidak berhasil untuk mendapatkan kembali kekuasaan, yang akhirnya berakhir dengan keruntuhan.[44]
Yahya IV, sultan Idrisiyah yang paling kuat, secara kekuatan dan luas wilayah menjadi yang paling terkemuka di antara semua penguasa Idrisiyyah, dihadapkan dengan kemunculan Fatimiyah dan serangan mereka terhadap Fez. Dia mengalami kekalahan dalam pertempuran tersebut dan tunduk di bawah kekuasaan Fatimiyah. Kepala Fez dibiarkan tetap berkuasa, tetapi harus membacakan khutbah atas nama khalifah Fatimiyah. Wilayah lain dari Idrisiyah diserahkan kepada Musa bin Abi al-Afiyah yang diangkat sebagai penguasa oleh Fatimiyah. Musa, yang juga menginginkan Fez, setelah beberapa saat menangkap Yahya dan keluarganya, kemudian menyiksa mereka, mengambil harta bendanya[45] dan mengasingkan mereka bersama keluarganya. Dengan demikian, seluruh wilayah Idrisiyah jatuh ke tangan mereka.[46]
Beberapa tahun kemudian, salah satu anggota keluarga Idrisiyyah bernama Hasan bin Muhammad Hajjam memberontak di Fez dan menguasai administrasinya serta beberapa kota di sekitarnya; Tetapi pemerintahannya tidak berlangsung lama dan bertahan selama dua tahun, Musa sekali lagi merebut Fez dan kali ini mengasingkan keluarga Idrisiyah ke benteng Hajar al-Nasr dan mengepungnya.[47]
Setelah tinggal beberapa tahun di Hajar al-Nasr, Idrisiyyah pada kesempatan yang tepat dapat membunuh komandan benteng dan keluar dari sana, mereka mengambil alih kepemimpinan suku-suku di sekitarnya;[48] Tetapi kali ini juga gagal dalam membentuk pemerintahan independen dan terpaksa tetap berkuasa dengan menerima perintah khalifah Umayyah Andalusia.[49]
Dengan perubahan dinamika politik, pemerintahan Idrisiyyah beberapa kali berpindah tangan antara Umayyah dan Fatimiyah dan akhirnya pada tahun 375 H dengan terbunuhnya penguasa Idrisiyyah saat itu oleh Umayyah Andalusia, pemerintahan Idrisiyah pun runtuh.
Dikatakan tiga puluh tahun kemudian, seorang dari keturunan Idrisiyyah bernama Ali bin Hammud berhasil menggulingkan pemerintahan Umayyah Andalusia dan mendirikan pemerintahan baru dengan nama Pemerintahan Bani Hammud di Andalusia.[50] Selain itu, pada paruh pertama abad ke-14 H, seorang anggota Idrisiyyah mendirikan sebuah pemerintahan di wilayah-wilayah terbatas di Semenanjung Arab dan menghidupkan kembali nama pemerintahan Idrisiyyah.[51]