Ketika Sufi Jatuh Cinta (1)
Asmara Pemuda yang Takut Kepada Allah
Kita tahu kisah legendaris cinta, yakni Qais si gila. Beberapa tahun lamanya dia menahan rasa cintanya yang sangat besar pada laila untuk tidak terjerumus dalam kemaksiatan sampai keduanya mati karena cinta. Hingga akirnya menurut satu riwayat Qais dan laila berhasil bersatu di akirat.
Al-Mubarrid, seorang ulama besar dibidang nahwu pada masa Abbasiyah, bercerita bahwa di kufah pernah ada seorang pemuda yang ahli ibadah dan mujahadah (tirakat). Suatu ketika dia pertamu ke sebuah desa. Syahdan, dia melihat seorang gadis yang sangat cantik.
Dia jatuh cinta, sampai seperti gila dan kehilangan akal sehatnya. Si gadis tersebut akhirnya merasa iba dan bersimpati kepadanya. Tanpa terasa, diapun akirnya jatuh cinta.
Si pemuda memberanikan diri berkunjung ke rumah gadis itu untuk meminangnya. Tapi apa boleh buat, sang ayah menolak pinangan tersebut karena dia berencana menjodohkan putrinya itu dengan sepupunya. Penolakan sang ayah tentu saja menyisakan suatu yang teramat pahit bagi mereka berdua.
Akhirnya, suatu ketika, si gadis memberanikan diri untuk bertindak nekat. Dia mengutus orang untuk mendatangi pemuda itu dan menyampaikan pesan: “Aku mendengar engkau sangat mencintaiku. Begitu pula aku. Datanglah padaku sekarang, atau aku yang akan datang kepadamu.”
Pemuda itu menjawab, “Tidak ada yang kupilih.” Dia kemudian membaca ayat:
{قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ} [الأنعام: 15]
Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut adzab hari yang besar (hari kiamat(, jika aku mendurakai Tuhanku.” (QS al-An’am : 15).
Ketika si gadis mendengar jawaban pemuda tersebut, dia bergumam, “Dalam keadaan terlilit asmara, dia masih takut kepada Tuhannya. Demi Allah, semua orang memiliki kemampuan yang sama untuk melakukan hal ini. Kalau dia bisa, seharusnya aku juga bisa.”
Semenjak itu, gadis tersebut memutuskan untuk meninggalkan segala kesenangan duniawi dan dia menghabiskan seluruh waktunya untuk ibadah. Dia begiu terinspirasi dengan kesucian cinta dari pemuda tersebut. Singkat cerita, gadis itu akhirnya jatuh sakit karena menahan asmara, dan tak lama kemudian dia meninggal dunia.
Si pemuda berziarah dan menangis di atas kuburan gadis itu. Syahdan, pada malam harinya dia bermimpi beremu dengannya. Dia datang dengan wajah berseri-seri dan memakai gaun yang sangat indah.
“Bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya si pemuda.
Gadis itu menjawab dengan menggubah sebuah syair:
نعم المحبة يا سؤلي محبتكم……. حب يقود إلى خير وإحسان.
Cinta terbaik adalah cinta yang ada padamu……. yaitu, cinta yang menuntunku pada kebaikan dan kemuliaan.
Kisah cinta sufi tadi sangat penting untuk kita jadikan suri tauladan. Bagaimana bisa mereka melawan hatinya sendiri demi tidak terjatuh ke lubang kemaksiatan.