Kisah Bertaubatnya Nabi Adam dari Kesalahannya
Nabi Adam dan Siti Hawa’ diberi anugerah kebebasan untuk menikmati kenikmatan yang ada di surga, akan tetapi Allah melarang Nabi Adam dan Siti Hawa’ untuk memakan buah khuldi.
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi dalam karyanya Kitab At-Tauwibiin Juz, 1, halaman 50 mengisahkan bertaubatnya Nabi Adam dari kesalahannya. Nabi Adam dan Siti Hawa’ tergoda oleh bujuk rayu Iblis untuk memakan buah Khuldi. Tipu daya Iblis berhasil menjerumuskan Nabi Adam dan Siti Hawa’ kepada perbuatan yang terlarang.
Setelah Nabi Adam memakan buah Khuldi tiba-tiba lepas atau terjatuh seluruh perhiasan surga yang menempel di badannya, kecuali mahkota yang berada di kepalanya, tidak ada sehelai pakaian yang menempel di badannya, ia menangis sambil menoleh kepada Siti Hawa’ seraya berkata, “Saat ini aku telah melakukan apa yang telah dilarang oleh Allah, dan inilah awal kemaksiatan yang aku lakukan”. Kemudian Siti Hawa berkata:
يا آدم ما ظننتُ أن أحداً يحلف بالله كاذباً، وذلك أن إبليس قاسمهما على الشجرة
Artimya: “Wahai Adam, aku tidak menyangka bahwasannya seseorang yang bersumpah dengan Nama Allah dia akan berbohong “.
Setelah itu Nabi Adam berlari karena merasa malu kepada Allah bahkan ia bergantungan di ranting-ranting pohon, ia berprasangka bahwa siksaan akan segera menimpanya. Kemudian ia menundukkan kepalanya, seraya berkata, “Maafkan aku, maafkan aku.” Allah berfirman kepada Nabi Adam, “Wahai Adam kenapa kamu lari dariku”. Nabi Adam menjawab, “Wahai tuhanku aku tidak lari darimu akan tetapi aku malu kepadamu”.
Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril dan Mikail untuk melepas mahkota yang berada di kepala Nabi Adam, setelah itu Nabi Adam di usir dari surga menuju ke bumi. Saat pertama kali menempati bumi Nabi Adam langsung menyesali perbuatannya.
Nabi Adam menangis selama seratus tahun lamanya, ia tidak pernah melihat ke langit karena merasa malu, mukanya tertunduk, air matanya terus mengalir, sehingga rumput-rumput bertumbuhan dikarenakan tanah terbasahi oleh air mata Nabi Adam.
Dalam penyesalannya Nabi Adam berkata, “Ya tuhanku sungguh besar musibahku, dosaku mengelilingiku, aku meninggalkan kerajaanmu, aku berada di alam kehinaan setelah kehormatan, dan di alam kesengsaraan setelah kebahagiaan, bagaimana aku tidak menangisi dosa-dosaku”.
Allah menjawab keluh kesah Nabi Adam, “Bukankah aku telah memilihmu untuk diriku, menganugerahkan kepadamu cintaku, dan memperingatkanmu terhadap murkaku, maka bagaimana kamu dapat mencela pembalasanku. Sesungguhnya aku telah mengasihani kelemahanmu, dan aku telah memperlakukanmu dengan kurang baik, aku telah menerima taubatmu, aku telah mendengar permohonanmu, dan aku telah mengampuni dosamu”. Wallahu A’lam Bissawab.