Peneliti: Empati terhadap Masyarakat dan Sesama Manusia adalah Cara untuk Dekat dengan Imam Mahdi, Juru Selamat yang Dijanjikan berbagai Agama
Seorang peneliti di bidang Mahdisme menganggap menghibur dan membantu orang lain sebagai salah satu cara terbaik untuk dekat dengan Imam Mahdi af, sang juru selamat yang dijanjikan berbagai agama.
Hujjatul Islam, Mahmoud Abazari, seorang peneliti di bidang Mahdisme, menganggap Muwasat (solidaritas dan empati) sebagai salah satu cara terbaik dan tercepat untuk dekat dengan Imam Mahdi, penyelamat yang dijanjikan agama, dan berkata: Muwasat berarti mempertimbangkan kesedihan dan rasa sakit orang lain sebagai kesedihan dan rasa sakit kita sendiri, dan kita berusaha untuk membantu orang lain.
Menurut Pars Today, peneliti di bidang Mahdisme ini seraya menekankan bahwa upaya dan landasan orang untuk berempati dan membantu sesamanya sangatlah menentukan, menambahkan: Jika para pecinta Ahlulbait dan mereka yang menunggu penyelamat yang dijanjikan menggunakan apa yang mereka miliki dan kemampuannya, maka mereka akan mendapat pertolongan dan dukungan Tuhan dan Imam Mahdi af akan muncul lebih cepat.
Abazari menukil sebuah kisah dari Imam Baqir as, salah satu keturunan Rasulullah Saw dan Imam kelima Syiah dunia, di mana Imam Baqir berkata: "Ketika Imam Mahdi bangkit, dunia dipenuhi dengan suasana persahabatan dan persaudaraan, di mana siapa pun dapat memenuhi kebutuhannya dari kantong saudara seagamanya."
Seraya mengisyaratkan ayat 165 Surah an-Nisa:
رُسُلًا مُبَشِّرِینَ وَمُنْذِرِینَ لِئَلَّا یَکُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَکَانَ اللَّهُ عَزِیزًا حَکِیمًا
Abazari menambahkan: Sunnatullah terkait pengutusan Nabi Muhammad Saw adalah Tuhan mengutus rasul-Nya, baik itu manusia menginginkannya atau tidak, sehingga dengan pengutusan tersebut, hujjah bagi seluruh manusia akan selesai. Tapi ketentuan Tuhan mengenai kemunculan Imam Mahdi adalah manusia harus bangkit dan menerapkan keadilan.