Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

“Peran dan Kedudukan Nabi Muhammad (S) dalam Islam: Cahaya Petunjuk dari Tuhan untuk Umat Manusia”- 1

0 Pendapat 00.0 / 5

Segala puji bagi Dia yang menciptakan segala sesuatu; menciptakan yang terbaik dari ciptaan-Nya, dan yang paling mulia di antara para Nabi-Nya, yaitu Muhammad. Semoga Allah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya atasnya serta keluarganya, yang telah Dia sempurnakan dalam segala hal, memurnikan sifat-sifat dan karakteristiknya, menjadikannya sebagai hamba yang paling suci dan kekasih-Nya, serta memberikan keutamaan kepadanya di atas semua yang Dia kehendaki untuk disucikan, dan mengangkatnya sebagai pemimpin bagi semua yang Dia kehendaki untuk dicintai oleh-Nya.

Doa ini dari Muhsin Faydh Al-Kashani (wafat 1680) menunjukkan betapa tinggi penghormatan yang dimiliki oleh Syiah terhadap Nabi Muhammad (S). Mereka menganggap Nabi sebagai manusia yang sempurna, sebaik-baiknya manusia, namun tetap tidak memandangnya sebagai inkarnasi keilahian, karena hal tersebut dianggap tidak sejalan dengan kebesaran Tuhan.

Saya tidak akan mengulas biografi Nabi Muhammad (S) di sini, karena hal itu telah dilakukan dengan baik oleh orang lain. Sebaliknya, saya ingin mengkaji peran yang dimiliki Nabi Muhammad (S) di kalangan umat Muslim, terutama di kalangan Syiah. Ulasan saya tidak akan bersifat historis. Cukuplah dikatakan bahwa Muhammad Abu al-Qasim (S) lahir dari pasangan Abdullah dan Aminah pada tahun 571 M. Misinya sebagai seorang Nabi dimulai ketika ia berusia empat puluh tahun, dan ia wafat pada usia enam puluh tiga tahun.

Selanjutnya, saya akan mengkaji bagaimana gambaran Nabi Muhammad tercermin dalam berbagai aspek pemikiran Syiah, termasuk tafsir, teologi, filsafat, dan mistisisme. Namun sebelumnya, kita harus mengingat kembali apa arti menjadi seorang Nabi.

Ada dua kata yang digunakan untuk menyebut orang-orang istimewa yang diutus oleh Tuhan dalam rahmat-Nya: Rasul (Utusan) dan Nabi. Kata yang terakhir ini umumnya dianggap mencakup yang pertama, yakni setiap rasul adalah nabi, tetapi tidak setiap nabi adalah rasul. Para rasul diutus untuk membawa hukum ilahi kepada umat manusia, sedangkan para nabi menjaga hukum tersebut dan juga menerima wahyu-wahyu khusus.

Dikatakan bahwa jumlah nabi yang diutus oleh Tuhan adalah 124.000. Misi para nabi ini dibuktikan melalui mukjizat yang mereka lakukan. Nabi pertama dikatakan adalah Adam (as), dan dia bersama dengan Nuh (as), Musa (as), Isa (as), dan Muhammad (S) dianggap sebagai yang terbesar dari para rasul Tuhan.

Bersambung ...