Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

"TAK BELAJAR SUPAYA PEDE NGOMONG"

0 Pendapat 00.0 / 5

Dua influencer sotoy bersengketa soal "ilmiah" yang secara bugil mengangkangi asas kompetensi dan menodai standar kepakaran.

Salah satu sotoy yang meramaikan panggung konten dengan isu-isu sampah memvonis pendapat lawan diskusinya sebagai "tidak ilmiah". Lawan diskusinya menyanggah vonis itu dengan mengafirmasi ketidak-ilmiahan al-Quran demi menghindari konsekuensi tuntutan predikasi ilmiah atas pendapatnya.

Karena keburu bernafsu tampil perkasa di mata follower, dua orang ini memperdebatkan dan memperebutkan "ilmiah" tanpa memahami latarbelakang dan posisi epistemologinya. Akibatnya, tak bedakan pengertian dan cakupan "pengetahuan" yang semakna "knowledge" dalam bahasa Inggris dengan pengertian dan cakupan "sains" yang semakna science dalam bahasa Inggris.

Faktor lain yang mengacaukan pikiran dua orang itu adalah ambiguitas kata salah kaprah "ilmu pengetahuan" yang terlanjur digabung dengan arti sains.

Bila kata ilmiah (yang berasal dari ilmu sebagai kata serapan Arab ilm) digunakan sebagai predikat atas sebuah konsep atau teori atau kesimpulan objek konkret sebuah observasi sesuai prosedur dan metodologi empirisisme, maka "ilmiah" bermakna "saintifik". Atas dasar pengertian itu, al-Quran dan sejarah yang tak menghadirkan fakta konkret sebagai objek observasi bisa dianggap sebagai tidak ilmiah.  Mestinya memilih kata"saintifik" ketimbang ilmiah yang cukup ambigu.

Namun bila kata "ilmiah" digunakan sebagai predikat bagi "pengetahuan" dalam pengertian dan cakupan yang lebih luas dari sains yang mencakup setiap konsep yang didasarkan deduksi dan sumber pengetahuan lain yang bisa dipertanggungjawabkan, maka semua pengetahuan saintifik dan non saintifik apat diklaim "ilmiah".

Mungkin kelakar "bila ingin percaya diri, jangan belajar!" tak sepenuhnya salah.