Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Pucat Meratapi Fakir Miskin

1 Pendapat 05.0 / 5

Dalam ayat al-Quran dijelaskan keperihan Nabi saw yang melihat penderitaan umatnya.

Allah Swt befirman: Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. at-Taubah: 128)

Ayat ini menunjukkan betapa Rasulullah saw begitu ingin membimbing dan menyelamatkan manusia dari perbudakan dan kesulitan-kesulitan di dunia ini. Jadi, Nabi saw merasakan kesusahan manusia lain dan berbuat sebesar mungkin untuk mereka.

Sahabat Rasulullah saw yang mempunyai rasa keperihan seperti Nabi saw adalah Imam Ali as. Imam Ali as menunjukkan perasaan yang sama. Disebutkan dalam Nahjul al-Balaghah, suatu kali beliau menerima laporan dari Basrah bahwa Utsman bin Hanif menghadiri suatu pesta. Memang di pesta itu tidak ada minum-minum, perjudian, dan maksiat. Namun Imam Ali as tetap menegur gubenurnya itu karena menghadiri pesta yang hanya dihadiri para aristokrat, dan tidak menyertakan fakir miskin.

Lalu Imam Ali as menggambarkan keperihan-keperihannya sendiri; bahwa beliau dapat memperoleh semua sarana kenikmatan, hiburan dan kesenangan bila beliau mau, namun beliau tidak ingin melepaskan kendali kehidupannya ke tangan hawa nafsu. Beliau memikirkan semua orang di berbagai negeri yang miskin dan sangat memerlukan. Inilah yang dimaksud “merasakan keperihan orang lain”. Beliau mengatakan, “Haruskah aku puas dengan gelar ‘khalifah’ dan ‘amir al-mukminin’ tanpa turut mengambil bagian dalam kesusahan kaum mukmin?”