Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

CINTA TERLARANG

1 Pendapat 05.0 / 5

Cinta vertikal adalah kepatuhan kepada Tuhan dan semua manifestasinya yang suci, terutama Nabi. Itulah cinta hakiki atau cinta mutlak.

Sedangkan cinta horizontal adalah timbal balik yang saling menguntungkan. Inilah cinta majazi atau cinta nisbi atau bersyarat.

Rumus tentang cinta horizontal yang bisa benar, baik dan mulia juga bisa salah, buruk dam hina ini berlaku dalam semua relasi antar sesama makhluk secara gradual dari yang paling rendah hingga yang tinggi secara eksistensial, termasuk cinta kepada orang tua, pasangan nikah (suami dan istri), cinta kepada anak, kepada keluarga, lalu kerabat, lalu sahabat, cinta kepada semua yang punya kesamaan dengan pecinta, seperti sesama penganut satu agama, satu mazhab, cinta satu tanah air, satu bangsa, satu daerah, satu suku, satu kota, satu kampung, satu almamater dan seterusnya.

Karena tak didasarkan kepada kepatuhan, maka ia cinta horizontal tidak mutlak. Karena tidak mutlak, cinta horizontal bersyarat. Karena bersyarat, cinta horizontal bisa benar dan bisa salah.

Cinta horizontal yang benar adalah yang tersambung dengan cinta vertikal yang pasti benar.  Cinta horizontal yang terhubung dengan cinta vertikal adalah mempertahankan sesuatu yang berguna. Artinya, cinta kepada selain Tuhan dan manifestasi-manifestasinya berbanding lurus dengan keuntungan yang diperoleh.

Karena didasarkan atas cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama makhluk, (manusia, hewan, tumbuhan, tanah dan alam yang kita huni) bukanlah segala-galanya. Mestinya cinta horizontal tak berlebihan, tidak mutlak, tidak final dan bukan segala-galanya. Cinta kepada apa pun selain Tuhan harus tunduk kepada hukum akal sehat dan tidak hingga mengesampingkan norma agama.

Sedangkan cinta horizontal yang salah adalah yang tak terhubung dengan cinta vertikal. Itulah cinta karena keuntungan material dan fisikal semata yang literatur Islam lazim disebut cinta dunia. Itulah cinta terlarang.