MENCEMOOH RAGA
Seburuk apapun pandangan, sikap dan perbuatan seseorang menurut orang lain, tak patut menghujat fisik, keluarga, etnik, daerah, agama, mazhab dan apapun yang tak terkait dengannya. Inilah yang dalam psikologi populer disebut body shaming
Body shaming adalah perbuatan maupun perkataan yang negatif tentang penampilan seseorang, termasuk berat dan tinggi badan, warna dan kondisi kulit, atau bentuk wajah dan bagian tubuh lainnya. Body shaming bisa berupa gurauan, komentar, sindiran, atau bahkan pertanyaan.
Body Shaming dalam Kehidupan Sehari-hari
Perlakuan body shaming bisa terjadi di mana saja, mulai dari keluarga, pergaulan, sekolah, tempat kerja, hingga rumah tangga. Bukan hanya dilakukan secara langsung, body shaming juga bisa dilakukan lewat media sosial dengan menyembunyikan identitas, bahkan ditujukan kepada orang yang tidak dikenal.
Pada banyak kondisi, misalnya waktu berkumpul dengan teman, juga di acara-acara komedi atau lawakan, mencela fisik orang lain dinilai wajar dan sekadar candaan, bahkan dianggap hal yang lucu. Akibatnya, banyak orang berpikir bahwa body shaming adalah cara yang lumrah untuk bercanda atau membuat lelucon.
Sasaran body shaming bisa bagian tubuh mana pun dan kondisi seperti apa pun. Bagian tubuh yang tidak menjadi perhatian dan kondisi yang sebenarnya bagus pun bisa saja dijadikan ejekan.
Sasaran body shaming dapat berubah sesuai waktu dan tren, dapat berbeda di tiap daerah atau kelompok, dan biasanya juga tidak sama untuk pria dan wanita.
Namun, ada beberapa kondisi yang memang umum dijadikan sasaran body shaming di hampir setiap waktu dan tempat, tanpa memandang jenis kelamin.
Secara umum bagian tubuh yang kerap jadi sasaran cemooh adalah gemuk (gembrot), kurus (ceking), kulit hitam dan rambut kriting. Namun kadang body shaming mengekspansi area tubuh lain, seperti wajah, mata, hidung, telinga, bibir, gigi, dahi, dagu, leher, tangan dan kaki.
Walaupun dikemas dalam bentuk gurauan, pertanyaan, atau keprihatinan, body shaming tetap mengandung ejekan atau penghinaan terhadap kondisi fisik seseorang. Ucapan yang sifatnya merendahkan ini bisa menyakiti perasaan orang yang dikomentari dan menurunkan kepercayaan dirinya.
Rasa rendah diri atau kebencian terhadap diri sendiri akibat tindakan body shaming dapat menimbulkan berbagai masalah pada kesehatan mental mana penderitanya merasa sangat malu atas kondisi tubuhnya sampai mengucilkan diri, melakukan diet atau olahraga secara ekstrem, bahkan berkali-kali menjalani operasi plastik untuk memperbaiki penampilan fisiknya. Dampak terburuknya bisa depresi bahkan bunuh diri. Perbuatan ini bisa berakibat kematian. Inilah silent killing.
Allah berfirman, "janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka" (QS. Al-Hujurat : 11)
Mencemooh fisik seseorang berararti memcemooh hasil karya Tuhan. Menghina ciptaan berarti menghina Penciptanya. Inilah kejahatan moral dan sosial yang berujung pada kejahatan teologis.
"Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Ali Imran/3: 6)