ADALAH DIA DAN BUKAN DIA
Mereka, kami dan mereka bukanlah Dia
Dia bukanlah mereka.
Mereka, kami dan mereka pada Dia, ke Dia, bersama Dia dan karena Dia dan dalam Dia.
Mereka adalah Dia. Dia adalah mereka. Tapi Dia bukan Dia. Dia adalah Dia bagi dirinya dan bukan Dia untuk selainNya.
Dia setelah Dia adalah yang tampak dari Dia untuk selain Dia. Dia yang tampak bagi selain Dia adalah Dia bagi selain dia dan dia-dia setelahnya.
Dia setelah Dia adalah Dia bagi selain dia. Dia setelah dia dan dia adalah Dia bagi selain Dia. Dia-dia adalah yang tampak dari dia dan bukan Dia.
Dia yang tampak bagi dia adalah Dia bagi dia. Yang tampak bagi dia adalah Dia bagi selain dia. Yang tampak dari dia yang bukan Dia adalah Dia bagi selain dia.
Dia dan selain Dia adalah Dia. Dia dan selain dia bukanlah Dia yang tampak bagi selain Dia.
Dia bukan apa-apa
Dia tak punya apa-apa
Dia bukan siapa-siapa
Dia tak punya siapa-siapa
Dia adalah Dia
Dan dia bukanlah Dia.
Dia adalah
Dia
Ulasan :
Kata "Dia" dengan huruf kapital merujuk pada eksistensi Tuhan sebagai zat yang mendasari segala sesuatu.
Dalam perspektif filsafat, konsep identitas diri (Dia) dan hubungan dengan dunia luar (mereka, kami) merupakan refleksi tentang polaritas atau dualitas semu antara Tuhan sebagai sumber keberadaan dan manusia sebagai ciptaan-Nya.
Penggunaan kata seperti "apa-apa" dan "siapa-siapa" juga dapat diinterpretasikan secara filosofis sebagai refleksi tentang hakikat diri manusia dalam konteks keberadaan Tuhan yang meliputi segala hal.
Dari perspektif mistisisme, tulisan di atas adalah penjelajahan tentang hubungan dekat antara individu (mereka, kami) dengan Tuhan (Dia) dalam kerangka kesatuan yang lebih luas.
Tulisan di atas mengisyaratkan bahwa Tuhan hadir dalam segala sesuatu, bahwa keberadaan Tuhan (Dia) bersifat transenden juga imanen, dan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya berpeluang mengalami kehadiran-Nya.
Di atas semua perenungan filosofis dan penghayatan mistik, apapun yang dipahami dengan akal dan dialami dengan hati tentang Dia bukanlah Dia.