Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Memahami Rukhsah Ilahi

0 Pendapat 00.0 / 5

Al-Qur’an mengatakan: “Wa tazawwadū fa inna khaira z-zādit-taqwā” — bawalah bekal, dan sebaik-baik bekal adalah takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Banyak orang di dunia ini yang menumpuk hartanya, lalu kemudian dia tidak membawa sedikit pun hartanya dalam perjalanannya ke liang lahatnya.

Dalam sebuah riwayat yang sangat masyhur, bahkan disebut sebagai riwayat yang sahih sanad, dalam Sunni dan Syiah riwayat ini ma’ruf. Dalam riwayat tersebut dikatakan bahwa ada tiga tipe manusia dengan harta yang dia punya, ada tiga tipe manusia dengan sahabat-sahabatnya di dunia.

Tipe pertama, ada orang yang punya harta, yang punya — alhamdulillah — nikmat Allah dalam dirinya, lalu kemudian sayangnya harta yang dia miliki itu hanya berhenti dengan dia dan keluarganya. Sehingga ketika dia pergi menghadap Allah, sahabat-sahabatnya, keluarganya, bahkan tidak bisa menikmati harta-harta yang ia miliki.

Ada tipe yang kedua, orang punya harta, tapi ketika dia wafat, ya hartanya membantu sedikit, tetapi kemudian diperebutkan oleh ahli warisnya, lalu kemudian dia rugi dunia dan akhiratnya.

Yang ketiga, ada orang punya harta, mā shā’a Allāh, tapi ketika dia masuk ke dalam liang lahatnya, apa yang dia tinggalkan tidak sedikit pun menyenangkan dia di dalam liang lahatnya, bahkan menjadi sebuah azab dan derita bagi dirinya.

Mā shā’a Allāh, beberapa waktu yang lalu ada seorang miliuner, bahkan billionaire, di Kuwait. Rumahnya dari emas, bahkan tempat toiletnya pun dari emas. Tiba-tiba mati mendadak. Dia Wahhabi. Dia dikuburkan dan kuburannya tidak boleh dihias, kuburannya hanya berbentuk tanah, bahkan tidak boleh ada nisan sekalipun. Seorang wartawan mengambil foto, dia bilang, rumahnya penuh dengan emas, tapi lihatlah di mana dia sekarang berada. Subhānallāh, begitulah hidup manusia.

Karena itu, mukminin dan mukminat, ingatlah firman Allah dalam surah At-Takāthur:

Alhākumu at-takāthur
Ḥattā zurtumu al-maqābir
Kallā sawfa ta‘lamūn
Thumma kallā sawfa ta‘lamūn
Kallā law ta‘lamūna ‘ilma al-yaqīn
Latarawunna al-jaḥīm
Thumma latarawunnahā ‘ayna al-yaqīn
Thumma latus alunna yawma idhin ‘ani an-na‘īm

Ayat terakhir mari sama-sama kita renungkan ketika Allah berfirman, “Kemudian setiap satu di antara kalian akan ditanya bagaimana nikmat yang kalian dapatkan daripada Allah subhanahu wa ta’ala.”

Mudah-mudahan Allah jadikan kita di antara orang-orang yang senantiasa mensyukuri semua nikmat Allah, menjadikan kita orang-orang yang bisa selalu belajar dari Aimmah Ahlul Bait ‘alaihimussalām, bagaimana bisa melihat Allah sebelum melihat segala-galanya, sehingga setiap langkah perjalanan hidup kita akan senantiasa tertuntun sampai kepada akhir daripada hayat kita.

Wassalām.