Ibadah Qurban; Melepaskan Kepemilikan & Keterikatan Terhadap Dunia (2)
Qurban; Latihan Melepaskan Dunia
Cinta dunia, jika tidak dikendalikan, dapat melahirkan keserakahan, kedengkian, dan keengganan untuk berbagi. Segala kekacauan yang terjadi karena sangat terikat dan sangat mencintai dunia. Qurban hadir sebagai rem untuk menyeimbangkan kecintaan terhadap dunia dengan ketaatan kepada Allah SWT. Ketika seseorang bersedia melepaskan sebagian hartanya untuk ibadah qurban, ia sedang menyembelih ego, nafsu kepemilikan, dan keterikatan berlebihan terhadap dunia.
Rasulullah SAW bersabda:
“Cinta dunia adalah pangkal dari segala kesalahan (hubbud dunya ra’su kulli khatiah).”
(HR. Baihaqi)
Meneladani Ketundukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Ibadah qurban juga mengingatkan kita pada pengorbanan besar Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Nabi Ibrahim bersedia menyembelih anaknya sendiri karena perintah Allah SWT. Nabi Ismail pun menerima perintah tersebut dengan lapang dada. Peristiwa ini adalah simbol puncak ketundukan dan pelepasan terhadap segala keterikatan duniawi.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”. Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (Q.S. al-Shaffat [37]: 102)
Keduanya mengajarkan bahwa ketaatan kepada Allah SWT lebih utama daripada rasa kepemilikan atas apa pun, bahkan terhadap anak sendiri.
Membangun Jiwa Sosial dan Kepedulian
Qurban juga memperkuat kepedulian sosial. Daging hewan qurban dibagikan kepada fakir miskin dan masyarakat luas, mempererat ukhuwah dan meratakan rasa syukur. Ini adalah bentuk nyata bahwa harta yang kita miliki juga ada hak orang lain di dalamnya.
Ibadah qurban adalah momentum tahunan yang seharusnya tidak berhenti pada penyembelihan hewan, tetapi menjadi titik awal untuk menyembelih rasa kepemilikan, keserakahan, dan keterikatan terhadap dunia. Qurban adalah pelajaran tentang ikhlas, tentang memberi, dan tentang kembali kepada Allah SWT dengan hati yang lebih bersih.
Mari kita jadikan qurban sebagai sarana mendidik jiwa, bukan hanya menunaikan kewajiban lahiriah. Sebab hakikatnya, yang Allah SWT terima bukan daging dan darah hewan qurban, melainkan ketakwaan dan keikhlasan kita.
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)