Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

“Amanah” Berujung Kegelapan (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Tulisan ini membedah fenomena pengkhianatan terhadap amanah, disertai refleksi tajam atas QS. An-Nisa: 58 dan pandangan Allamah Tabataba’i dalam Tafsir al-Mizan. Artikel ini mengajak pembaca merenungkan krisis integritas dalam kepemimpinan keagamaan dan pentingnya mengembalikan spiritualitas dalam pengelolaan kekuasaan.

Refleksi Kritis atas QS. An-Nisa: 58 dan Tafsir al-Mizan

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya secara adil…”
(QS. An-Nisa: 58)

Ayat suci ini adalah fondasi etika sosial dalam Islam. Namun, realitas di banyak lembaga keislaman justru mempertontonkan pengkhianatan terhadap amanah yang terang-terangan.

Korupsi dalam dunia Islam kini bukan lagi sekadar penyimpangan, melainkan telah menjelma menjadi semacam “ibadah baru” bagi sebagian oknum: dilakukan secara rutin, dengan niat yang penuh, dan hasil yang “berkah”—tentunya hanya bagi kantong pribadi.

Lembaga Islam yang seharusnya menjadi pilar kejujuran, justru banyak yang tumbang karena amanah diberikan bukan kepada yang berhak, tapi kepada yang “berduit,” punya kedekatan personal, atau jago melobi.

Ironisnya, banyak pengelola lembaga Islam yang hafal ayat-ayat tentang amanah dan keadilan, namun justru menjadi pelaku utama pengkhianatan itu. Jabatan diberikan bukan atas dasar ilmu atau kapasitas, tetapi karena keahlian dalam membangun “silaturahmi eksklusif.”

Bukankah ini pengkhianatan terhadap generasi? Tapi sayangnya, mereka lebih takut kehilangan jabatan daripada kehilangan kepercayaan Allah. Maka, ketika seorang guru honorer kalah dari anak pejabat yang bahkan tak bisa mengajar, jangan salahkan sistem, salahkan moral yang dibungkus jubah keegoisan. Ketika seorang karyawan yang jauh lebih kompeten, tapi tidak dilirik oleh pemimpinnya karena telah basah wajahnya dilumuri kata-kata manis dari lidah si penjilat unggul di sebuah institusi atau lembaga, maka jangan salahkan ajaran Islam nan indah, tapi akhlak yang berbalut keserakahan. Terdengar tak sinkron tapi fenomena ini ada, bahkan dekat dengan kita.

Allamah Tabataba’i dalam Tafsir al-Mizan menegaskan bahwa pengkhianatan terhadap amanah adalah awal dari kehancuran sosial. Ia tidak menulis untuk dunia ideal, tetapi untuk masyarakat nyata—masyarakat kita hari ini.

Bersambung...