Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tolok Ukur Nilai Amal Perbuatan Manusia dalam Islam (5)

0 Pendapat 00.0 / 5

Mengapa Harus Ada Hari Pembalasan

Keadilan Ilahi menuntut adanya tempat dan waktu bagi pembalasan yang sempurna. Jika dunia ini hanya diakhiri dengan kematian, maka tidak ada keadilan bagi orang-orang saleh yang menderita, dan tidak ada ganjaran bagi para penindas yang hidup dalam kemewahan. Karena itu, logika keadilan meniscayakan adanya Hari Kebangkitan.

Al-Qur’an berkali-kali menantang akal manusia:
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan beramal saleh sama dengan orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi? Patutkah Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (QS. Shad: 28)

“Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang yang fasik? Mereka tidak sama.” (QS. As-Sajdah: 18).

Pertanyaan-pertanyaan ini bukan untuk dijawab dengan kata, tetapi untuk menggugah hati. Dunia ini memang tidak selalu adil, tetapi keadilan Allah pasti datang.

Kesimpulan: Nilai Manusia dan Keadilan Ilahi

Dari semua uraian di atas, jelaslah bahwa ukuran nilai manusia dalam Islam adalah sejauh mana ia memilih jalan yang benar di tengah godaan, sejauh mana ia berani mengorbankan yang dicintai demi ridha Allah, dan sejauh mana ia bertahan dalam ketaatan ketika dunia menawarkan kesenangan.

Manusia dinilai bukan dari hasil akhirnya, melainkan dari proses pilihan moral yang diambilnya. Karena itu, Allah tidak segera menghukum atau memberi ganjaran di dunia—agar setiap manusia memiliki kesempatan untuk menyadari, bertobat, dan memperbaiki diri.

Keadilan Allah bukan sekadar memberi pahala dan hukuman, tetapi juga memberi waktu, memberi peluang, memberi harapan. Sebab tanpa kebebasan dan kesempatan, tidak ada makna nilai.

Hari Kebangkitan adalah hari penegakan nilai itu sendiri: hari ketika setiap kebaikan dan keburukan mencapai akibatnya, dan setiap jiwa berdiri di hadapan Tuhannya, tanpa tirai, tanpa alasan, tanpa penundaan lagi.

Maka, selama napas masih ada, selama waktu masih diberikan, tugas manusia hanyalah satu: memilih dengan sadar. Sebab setiap pilihan akan menulis nilai kita sendiri di lembar catatan Ilahi—lembar yang akan dibuka di hadapan kita, pada hari ketika segala kebenaran terungkap dan segala rahasia dibalas dengan sempurna.