Panduan Imam Sajjad Mengenai Hak-Hak Sahabat
Dalam Risalatul Huquq, Imam Ali Zainal Abidin as menyebutkan hak-hak seorang sahabat dengan susunan yang penuh keindahan spiritual sekaligus kedalaman moral. Beliau berkata:
“Hak seorang sahabat atas dirimu adalah engkau mengutamakannya atas dirimu, memperlakukannya dengan penuh pengertian, berbuat baik kepadanya sebagaimana ia berbuat baik kepadamu, dan jangan sampai ia mendahuluimu dalam perbuatan baik terhadapmu. Bila ia mendahuluimu, maka balaslah. Cintailah ia sebagaimana ia mencintaimu. Cegahlah ia dari maksiat. Jadilah rahmat baginya—baik dalam kebahagiaan maupun kesempitan—dan jangan sekali-kali menjadi beban atau penyebab siksa baginya.”
Setiap kalimat dari Imam Sajjad as ibarat jendela kecil menuju luasnya akhlak Ahlulbait. Di dalamnya terkandung prinsip-prinsip yang menjadikan persahabatan bukan sekadar hubungan emosional, tetapi ibadah sosial:
1. Mengutamakan sahabat di atas diri sendiri
Ini bukan sikap merendahkan diri, tetapi bukti penghormatan. Persahabatan yang lahir dari iman selalu menempatkan pelayanan kepada sesama sebagai jalan mendekat kepada Allah.
2. Memperlakukan sahabat dengan pengertian
Sahabat adalah manusia dengan kelemahan, kesalahan, dan kondisi batin yang berubah. Pengertian adalah fondasi kelanggengan.
3. Membalas kebaikan dan tidak membiarkannya mendahului dalam kebajikan
Imam tidak menganjurkan kompetisi ego, tetapi semangat saling menguatkan dalam kebaikan.
4. Mencintai sahabat sebagaimana ia mencintai kita
Ini adalah etika keadilan emosional. Islam tidak mendorong cinta sepihak yang melelahkan, tetapi keseimbangan yang menenangkan.
5. Mencegahnya dari maksiat
Ini bukan intervensi, tetapi kepedulian. Seorang sahabat sejati tidak membiarkan sahabatnya terjerumus ke lubang yang ia sendiri ingin selamat darinya.
6. Menjadi rahmat bagi sahabat dalam suka dan duka
Sahabat sejati tidak hadir hanya ketika bahagia. Ia berdiri teguh ketika badai datang.

