Persahabatan sebagai Dakwah Tanpa Kata
Setiap manusia membawa wajah ajaran yang ia anut. Ketika seseorang memperlakukan sahabatnya dengan kasih, adab, dan ketulusan, ia sedang berdakwah tanpa harus berbicara. Ia sedang menunjukkan bahwa Islam bukan hanya teks yang dibaca, tetapi cahaya yang menghangatkan hati.
Risalatul Huquq mengajarkan bahwa hak-hak sosial bukan sekadar etika pergaulan, tetapi ibadah yang menyempurnakan tauhid. Sebab seseorang tidak akan mampu menghormati sahabatnya kecuali ia terlebih dahulu memahami bahwa setiap jiwa adalah tiupan ruh Ilahi.
Dalam masyarakat yang makin individualistis, pesan Imam Sajjad as menjadi semakin relevan. Persahabatan bukan lagi hal lumrah, melainkan amanah. Menjaganya berarti menjaga keharmonisan sosial dan menyelamatkan spiritualitas diri sendiri.

