Al Qur'an Al Karim
-
Bacaan & Tajwid
Artikel: 5 -
Ulumul Quran
Artikel: 19 -
Tafsir
Artikel: 114 -
Kajian
Artikel: 95
Memaknai Makna Al Shamad (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta

Allamah Thabathabai berkata, “Makna Allah Swt disebut sebagai al-Shamad adalah bahwa segala sesuatu dalam esensi (zat), efek dan sifat bergantung kepada-Nya dan Dialah adalah ujung dan puncak segala tujuan. Asli dalam makna kata shamad adalah bermaksud atau bermaksud dengan adanya kepercayaan. Tatkala disebutkan, “sha-ma-da-hu, ya-sh-ma-da-hu, sha-ma-dan” berasal dari bab “na-sha-ra, ya-n-shu-ru” yang bermakna bahwa seseorang menginginkan seseorang atau sesuatu, sementara ia menaruh kepercayaan kepadanya.
Memaknai Makna Al Shamad (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ICC-jakarta
Terdapat banyak makna sehubungan dengan kata “sha-ma-d” dalam beberapa kamus, riwayat, dan tuturan-tuturan para ahli tafsir; karena itu pada kesempatan ini kami akan menjelaskan secara ringkas masing-masing dari tiga kategori ini, kamus, riwayat dan tafsir sebagai berikut.
Memaknai Dzikrul Lil Alamin (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Al-Qur’an telah memprediksikan pada akhir masa supaya manusia merujuk pada orang-orang yang kukuh juga dalam ilmunya (rasikhun fil ‘ilm) dan mereka dengan memanfaatkan sketsa universal al-Qur’an memikul tanggung jawab membimbing umat dan menafsirkan, menjelaskan dan mengodifikasi buku pedoman partikular yang sesuai dengan kondisi dan masa. Ijtihad memiliki peran seperti ini.[3] Karena itu, tugas para alim ini adalah menyeleraskan hal-hal yang universal, menafsirkan hukum-hukum, memanfaatkan nara sumber wahyu dan memperhatikan pelbagai perubahan kondisi dan pergantian subyek-subyek hukum.
Memaknai Dzikrul Lil Alamin (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc=jakarta
Karena itu, nâsikh (yang menasakh) dan mansûkh (yang dinasakh) secara lahir tampak berbeda satu sama lain, namun sejatinya tidak terdapat pertentangan di antara keduanya; karena masing-masing mengandung kemaslahatan tertentu, namun pada nasikh, kemaslahatan tersebut setelah kemaslahatan yang terdapat pada mansukh.
Menjawab Kontradiksi yang pada Ayat-ayat Al-Quran Mengenai Hukum Zina? (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Hukum zina terdapat dalam berbagai ayat-ayat al-Quran, secara lahiriah hukum yang terdapat pada ayat ke 15 dan 16 surah Al-Nisa berbeda dengan hukum yang ada pada ayat ke 2 surah Al-Nur.
Terdapat berbagai pendapat mengenai bagaimana kesesuaian ayat-ayat ini, berikut kami akan mengetengahkan dua di antaranya:
Menjawab Kontradiksi yang pada Ayat-ayat Al-Quran Mengenai Hukum Zina? (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Sebagian dari mufassir menganggap ayat ini sebagai penyempurna ayat sebelumnya.[6] Sebagian menganggap ayat sebelumnya berkaitan dengan zina muhshanah, dan ayat ini berkaitan dengan zina yang dilakukan oleh para bujang.[7]Demikian juga, mengenai obyek (mishdâq) “berilah hukuman kepada keduanya” dan bentuk hukuman, para mufassir menyebutkan:
Memahami Arti Tafsir Bi Ra’yi (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- icc-jakarta
Tafsir al-Quran harus berdasarkan literatur-literatur sahih tafsir; artinya tafsir yang muktabar dan diterima tatkala dijelaskan berdasarkan dalil rasional atau referensial muktabar atau ayat-ayat muhkam al-Quran. Selain itu, berdasarkan pendapat pribadi dan tanpa merujuk pada sumber-sumber standar dan muktabar adalah tafsir bi ra’yi itu sendiri yang telah dijelaskan sebelumnya.
Makna Harta Anak Yatim dalam Ayat 6 Surah al-Nisa
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Masalah lainnya adalah bahwa setelah anak yatim dewasa, tatkala hartanya ingin diserahkan maka hendaknya Anda harus mendatangkan saksi dan bukti! Meski Allah Swt cukup sebagai saksi, namun mengambil kesaksian dan bukti ini dilakukan karena dua hal; Pertama semenjak hari itu dan seterusnya, anak yatim sendiri yang menjadi pemilik harta dan ia dapat menggunakan harta tersebut sesuka hatinya serta tidak ada lagi sangkut pautnya dengan pengasuh. Kedua, di hadapan masyarakat dan komunitas, apabila tersiar rumor yang menjelekkan dirinya maka ia memiliki dokumen untuk dapat membela dirinya.
Perbedaan Penyebutan Dzikr Al Am dengan Dzikr al Khas
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- tanyaislam
Sebagian ahli tafsir (mufassir) memandang bahwa penyebutan kedua adalah penyebutan terma khas (dzikr al-khas) setelah penyebutan terma umum (dzikr al-am). Dalam kondisi seperti ini, penyebutan kedua adalah penegasan pada ajaran-ajaran dan pesan-pesan Rasulullah Saw; artinya bahwa iman kepada Allah Swt sama sekali tidak akan sempurna kecuali beriman pada apa yang diturunkan kepada Rasulullah Saw.
Peran Agama Dalam Masyarakat (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- majulahijabi
Membicarakan berbagai aliran itu tidaklah mungkin di sini. Terpaksa dipilih “wakil-wakilnya” untuk setiap perspektif. Tesis Weber dipilih untuk perspektif idealistik dan teori Smelser untuk perspektif materialistik.
Peneliti Agama: Al-Qur'an Hadir untuk Membentuk Gaya Hidup Kita, Jangan Hanya Puas dengan Membacanya
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- soleh lapadi
Hujjatul Islam Mohammad Ali Mahdavi-Rad, pakar Al-Qur'an kontemporer dan dosen di Departemen Al-Qur'an dan Hadits di Fakultas Teologi, Universitas Tehran, baru-baru ini membahas peran Al-Qur'an dalam kehidupan kontemporer dan patologi pandangan yang dangkal terhadap kitab suci umat Islam dalam sebuah wawancara.
Tafsir Surah Al-Kahfi Ayat 45
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- iQuest
Di samping ayat ini, penyerupaan kehidupan dunia yang serba berubah dengan tumbuhan kering dan kerontang juga disebutkan pada ayat-ayat lainnya dalam al-Quran.
Ciri-ciri Orang Yang Beriman dalam QS Al-Zumar Ayat 10
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- iQuest
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”
Membangun Keluarga Qur’ani 1
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ZB
Seorang mufassir besar Islam, Allamah Thabathabai ketika menafsirkan ayat 151 surat Al-An’am dalam tafsir al-Mizan menulis, ayat ini menunjukkan bahwa durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa yang paling besar setelah menyekutukan Allah Swt, sebab kelestarian generasi umat manusia tergantung pada eksistensi keluarga yang dibangun atas dasar mawaddah dan rahmah. Dengan melemahnya pilar-pilar keluarga, masyarakat yang terdiri dari individu-individu tidak lagi memiliki kekerabatan di antara mereka dan juga hubungan kasih sayang. Pada akhirnya, masyarakat akan tercerai-berai dan kebahagiaan dunia dan akhirat mereka akan binasa. Semoga Allah Swt selalu memberikan taufik dan karunianya kepada kita semua sehingga kita bisa mewujudkan keluarga Qurani dalam keluarga kita masing-masing. Amin.
Tingkatan-tingkatan Pengamalan Al Quran (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Mazahiri Hf
Kedua, mengamalkan Al Quran. Al Quran dari segi akidah (kepercayaan-kepercayaan) sangatlah cukup dan layak. Tidak memiliki bahasa filsafat dan irfan namun lebih tinggi dari bahasa filsafat dan irfan, mempunyai akidah fitriawi. Dari segi akidah Al Quran tidak kekurangan. Al Quran dengan sangat baik membahas tentang tauhid dalam prinsip (ashl) wujud Tuhan. Al Quran berbicara dengan sangat baik tentang tingkatan-tingkatan tauhid dzat, tauhid sifat-sifat, tauhid ibadah serta tauhid perbuatan.
Tingkatan-tingkatan Pengamalan Al Quran (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Ayatullah Mazahiri Hf
Al Quran merupakan kitab amalan. Al Quran telah datang membentuk manusia dengan perantaraan amal perbuatan. Al Quran melantunkan ayat ini di dalam surah Jumuah,
Bagaimana Islam Memandang Hak Alam dan Hewan? (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- purkon hidayat
Begitu pula dalam riwayat-riwayat Nabi Suci (saw) dan para Imam (as), penghormatan terhadap alam dianggap sebagai bagian dari iman:
Bagaimana Islam Memandang Hak Alam dan Hewan? (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- purkon hidayat
Sahib Jawahir dalam Jawahir al-Kalam (Jilid.21, hal. 63) menekankan perlunya menghormati hak-hak hewan dalam penyembelihan agama.
Berdasarkan penjelasan ayat-ayat Al-Qur'an, hadis, dan fiqh, Islam menekankan "tugas utama" terhadap alam dan mengambil pendekatan preventif terhadap krisis lingkungan.
Pentingnya Masalah Bunuh Diri
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- wikisyiah
Bunuh Diri atau Intihar adalah pengakhiran hidup secara sadar oleh diri sendiri. Perbuatan ini dianggap tercela baik dalam agama-agama samawi maupun dalam kebanyakan mazhab etika dan hukum. Para Fukaha Muslim menganggap bunuh diri sebagai dosa besar dan haram.
Tawakal Dalam Perspektif Al-Qur’an
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Sesungguhnya orang-orang yang telah berkumpul untuk melawan kalian, karena itu takutlah kepada mereka. Tetapi hal ini justru meningkatkan iman mereka, dan mereka berkata, ‘Cukuplah Allah bagi kami, dan sungguh Ia adalah sebaik-baik pengatur segala urusan.’ (QS. al-Imrân:173)