Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Rasulullah & Ahlulbait

"SALAWATOLOGI"

Umat Muslim memang menolak klaim tentang Jesus sebagai putera Tuhan, Tapi Jesus diyakini sebagai manifestasiNya. Pandangan ini berlaku juga atas Muhammad yang diyakini sebagai manifestasi utamaNya. Artinya, mengagungkan Muhammad tak niscaya melucuti aspek humanitasnya. Umat Islam megimani kenabian Muhammad SAW dan meyakini posisi sebagai nabi termulia tapi juga meyakininya sebagai hamba. Dengan segala keagungannya, dia tetaplah hamba.

Baca Yang lain

Lahirnya Penghulu Para Syuhada

Lahirnya Penghulu Para Syuhada Imam Husain a.s. dilahirkan pada 3 Syakban tahun ke-4 Hijriah, di kota Madinah. Kabar gembira mengenai kelahirannya segera sampai ke telinga Rasulullah SAW. Beliau sangat bersuka cita mendengar berita tersebut dan langsung bergegas menuju rumah putrinya, Sayyidah Fathimah a.s. Rasulullah SAW menyambut kelahiran cucunya dengan penuh kebahagiaan. 

Baca Yang lain

MENGUTAMAKAN SAHABAT NABI

MENGUTAMAKAN SAHABAT NABI Sebagian besar sahabat Nabi adalah orang-orang yang tidak mempunyai hubungan keluarga, tak selalu bersama Nabi, atau hanya sesekali juga jarang berjumpa dengan Nabi dan tidak selalu bersamanya bahkan tidak menyertainya dalam waktu yang panjang.

Baca Yang lain

SAUDARA TIRI AL-HUSAIN

SAUDARA TIRI AL-HUSAIN Saudara ideologis bermakna kesatuan visi atau tujuan sehingga meliputi pula sahabat dekat atau saudara seperjuangan. Para individu sebangsa dan seagama adalah saudara satu sama lain; lebih-lebih sesama pelintas jalan kesucian Karbala.

Baca Yang lain

Tiga Sifat Mulia Sayyidah Zainab a.s. yang Harus Diteladani

Tiga Sifat Mulia Sayyidah Zainab a.s. yang Harus Diteladani Sayyidah Zainab a.s. adalah sosok perempuan agung yang memiliki banyak sifat terpuji, menjadikannya sebagai teladan bagi umat Islam sepanjang masa. Diantara tiga sifat yang menonjol dari kepribadian beliau adalah kedalaman ilmu pengetahuan, kegigihan, dan balaghah (keindahan serta kefasihan dalam berbicara). 

Baca Yang lain

Sayyidah Zainab: Penyempurna Gerakan Imam Husain

Sayyidah Zainab: Penyempurna Gerakan Imam Husain Sayyidah Zainab a.s. dikenal sebagai sosok yang memiliki keutamaan luar biasa, di antaranya adalah qanaah, zuhud, keistiqamahan dalam ibadah, serta kesabaran luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian dan kesulitan hidup. Salah satu hal yang menakjubkan dari kepribadian pejuang Islam ini adalah kecerdasannya yang luar biasa.

Baca Yang lain

Keilmuan Sayyidah Zainab a.s.: Bukti Pendidikan Ilahi dan Keagungan Spiritual

Keilmuan Sayyidah Zainab a.s.: Bukti Pendidikan Ilahi dan Keagungan Spiritual Peninggalannya dalam bentuk pidato-pidato yang penuh makna tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga kini, mengajarkan pentingnya memperjuangkan kebenaran dengan ilmu dan keberanian.  

Baca Yang lain

Sayyidah Zainab sebagai Utusan Perlawanan Imam Husain

Sayyidah Zainab sebagai Utusan Perlawanan Imam Husain Di tengah puncak kesedihannya akibat tragedi Karbala, Sayyidah Zainab a.s. tetap menunjukkan keteguhan luar biasa. Ketika musuh menyerang tenda-tenda yang dihuni oleh wanita dan anak-anak, beliau tampil sebagai pelindung utama. Dengan keberanian dan kepekaannya, Sayyidah Zainab a.s. memastikan bahwa tidak ada anak yang hilang atau diserang.

Baca Yang lain

Sayyidah Zainab: Simbol Keberanian dan Ketegaran

Sayyidah Zainab: Simbol Keberanian dan Ketegaran Sayyidah Zainab a.s. adalah sosok perempuan yang dijadikan simbol keberanian dan ketegaran dalam membela kebenaran. Perannya dalam peristiwa Asyura menjadi catatan penting dalam sejarah Islam dan kemanusiaan sepanjang masa. Di tengah puncak penderitaan dan ujian berat, Sayyidah Zainab a.s. tetap tegar. Rahasia ketegarannya terletak pada keimanan yang mendalam kepada Allah SWT.  

Baca Yang lain

Pendapat Kaidah”Fikrah Taghlib” atas Istilah Ahlulbait (Qarinah Perubahan Kata Ganti)

Pendapat Kaidah”Fikrah Taghlib” atas Istilah Ahlulbait (Qarinah Perubahan Kata Ganti) Dan jika maksudnya adalah rumah wahyu atau rumah kenabian, maka itu semakin jelas, dimana hal itu harus memiliki ciri-ciri ketakwaan, wara’ serta spiritual maknawi yang tinggi, dan ini tidak bisa kita terapkan pada istri-istri Nabi Saw, seperti yang telah kita jelaskan sebelumnya.  

Baca Yang lain

Tafsir An-Nisa: 64, Rasulullah Meminta Ampunan untuk Mereka adalah Mensyafaati Mereka

Tafsir An-Nisa: 64, Rasulullah Meminta Ampunan untuk Mereka adalah Mensyafaati Mereka Dengan demikian, pembahasan ini mengonfirmasi bahwa syafaat dalam Islam, khususnya berdasarkan Surat An-Nisa Ayat 64, adalah suatu praktek yang memiliki dasar yang kokoh dalam ajaran agama dan bukanlah bid’ah. Pemahaman lebih mendalam terhadap ayat ini dapat membantu umat Islam untuk mengambil pelajaran dan mempraktikkan ajaran agama dengan penuh keyakinan dan keberlanjutan.  

Baca Yang lain

Siapa Ahlulbait dalam Surah Al-Ahzab Ayat 33? (Qarinah Alif Lam)

Siapa Ahlulbait dalam Surah Al-Ahzab Ayat 33? (Qarinah Alif Lam) Jika kita artikan Albait (البيت) di situ dengan rumah yang bersifat kebendaan, yaitu berupa bangunan yang biasanya tersusun dari batu bata ataupun kayu, kita akan bahas sebuah Qorinah atau petunjuk yang ada dalam kata Albait (البيت), yang nantinya, petunjuk tersebut akan mengerucutkan pemahaman kita pada satu kemungkinan saja. Salah satu Qorinah atau petunjuk tersebut ialah Alif Lam (ال) yang ada dalam kata Albait (البيت).

Baca Yang lain

[Imam Zamakhsyari] Ahlulbait Punya Ikatan Khusus dengan Wahyu dan Kenabian

[Imam Zamakhsyari] Ahlulbait Punya Ikatan Khusus dengan Wahyu dan Kenabian Ucapan Zamakhsyari di atas menunjukkan bahwa al-bait diartikan sebagai rumah kenabian atau rumah wahyu yang bersifat spiritual, bukan sebuah rumah yang bersifat kebendaan. Dan itu tidak dimaksudkan pada istri-istri Nabi, sebab, berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, mereka tidak memiliki ikatan spiritual khusus dengan wahyu, namun mereka dihitung sebagai perempuan-perempuan beriman.

Baca Yang lain

[SIAPA AHLULBAIT] Surat Al-Ahzab 33 (Iradah Takwiniah Bukan Tasyri’iyyah)

[SIAPA AHLULBAIT] Surat Al-Ahzab 33 (Iradah Takwiniah Bukan Tasyri’iyyah) Pembagian iradah (ketetapan) dibagi menjadi Takwiniah dan Tasyri’iyyah merupakan pembagian yang telah diketahui. Secara umum, iradah takwiniah Tuhan berkaitan dengan penciptaan sesuatu di alam keberadaan ini, maka iradah takwiniah tidak pernah berbeda dan melenceng dengan muradnya (sesuatu yang diiradahkan-Nya)

Baca Yang lain

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Sa’ad bin Abi Waqqas, Abu Sa’id Al-Khudriy dan Umar bin Abi Salamah

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Sa’ad bin Abi Waqqas, Abu Sa’id Al-Khudriy dan Umar bin Abi Salamah Alhasil, dari riwayat-riwayat ini, juga beberapa riwayat sebelumnya serta beberapa riwayat lainnya yang belum disebutkan menunjukkan banyaknya periwayatan yang menyatakan dengan jelas bahwa Ahlulbait yang dimaksud ayat 33 surat al-Ahzab kala itu adalah Nabi Muhammad Saw, Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.

Baca Yang lain

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Isa bin Abdullah dan Abdullah bin Jafar Al-Thayyar

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Isa bin Abdullah dan Abdullah bin Jafar Al-Thayyar Alhasil, dari kedua riwayat di atas, kita dapat melihat bahwa sebutan atau istilah Ahulbait yang disebutkan dalam ayat 33 dalam surat Al-Ahzab tidak dapat dengan mudah dinisbatkan pada keluarga Nabi Saw secara umum, sebab sebagaimana pada kasus didalam riwayat-riwayat yang serupa dengan riwayat di atas, Nabi Saw mengkhususkan sebutan tersebut pada orang-orang tertentu yaitu: Ali, Fatimah, Hasan dan Husain serta bahkan tidak mengizinkan istri-istrinya untuk masuk di dalamnya.  

Baca Yang lain

Al-Ahzab 33 Bukti Ahlulbait Adalah Maksum

Al-Ahzab 33 Bukti Ahlulbait Adalah Maksum Kesimpulan lain dari pembahasan diatas adalah bahwa tidak mungkin kita nisbatkan Ahlulbait as kepada istri-istri Nabi saw, karena tidak ada seorang pun yang mengklaim bahwa istri-istri Nabi saw itu suci dan maksum serta terhindar dari segala dosa dan kesalahan. Oleh sebab itu ayat ini khusus untuk Ahlulbait as yang suci dan maksum dari segala dosa dan maksiat serta kesalahan Yakni Ahlul kisa (orang-orang yang berada kain Kisa) dan mereka adalah Rasul saw, Imam Ali as, Sayyidah Fatimah as, Imam Hasan as dan Imam Husein as, bahkan di Sebagian riwayat dikatakan sampai kepada Imam Mahdi as.  

Baca Yang lain

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Isa bin Abdullah dan Abdullah bin Jafar Al-Thayyar

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Isa bin Abdullah dan Abdullah bin Jafar Al-Thayyar Alhasil, dari kedua riwayat di atas, kita dapat melihat bahwa sebutan atau istilah Ahulbait yang disebutkan dalam ayat 33 dalam surat Al-Ahzab tidak dapat dengan mudah dinisbatkan pada keluarga Nabi Saw secara umum, sebab sebagaimana pada kasus didalam riwayat-riwayat yang serupa dengan riwayat di atas, Nabi Saw mengkhususkan sebutan tersebut pada orang-orang tertentu yaitu: Ali, Fatimah, Hasan dan Husain serta bahkan tidak mengizinkan istri-istrinya untuk masuk di dalamnya.  

Baca Yang lain

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Abdullah bin Ja’far dan Watsilah bin Al-Asqa’

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Abdullah bin Ja’far dan Watsilah bin Al-Asqa’ Oleh sebab itu, berangkat dari banyaknya periwayatan yang menyebut dengan jelas mengenai lima orang tadi sebagai Ahlulbait, maka hal ini seharusnya sudah cukup menjadi bukti bahwa yang dimaksud Ahlulbait pada masa itu (turunnya ayat 33 surat Al-Ahzab) adalah Rasulullah Saw, Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husein. Terlebih sebagian besar dari hadis-hadis yang telas kita ulas itu merupakan hadis-hadis yang shahih.  

Baca Yang lain

Siapa Ahlul Bait dalam Riwayat Abu Al-Hamra’

Siapa Ahlul Bait dalam Riwayat Abu Al-Hamra’ Dan dengan menggunakan akal sehat, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa maksud perbuatan Nabi yang tercantum dalam riwayat Abu Al-Hamra’ adalah seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Yaitu Ahlul Bait adalah Nabi, Ali, Fatimah, Hasan & Husain.

Baca Yang lain