Rasulullah & Ahlulbait
-
Artikel Umum
Artikel: 62 -
Rasulullah saw
Artikel: 446 -
Imam Ali as
Artikel: 249 -
Fathimah az Zahra as
Artikel: 212 -
Imam Hasan as
Artikel: 49 -
Imam Husein as
Artikel: 341 -
Imam Ali bin Husein as
Artikel: 82 -
Imam Baqir as
Artikel: 55 -
Imam Shadiq as
Artikel: 53 -
Imam Kazhim as
Artikel: 61 -
Imam Ridha as
Artikel: 55 -
Imam Jawad as
Artikel: 48 -
Imam Hadi as
Artikel: 28 -
Imam Hasan al Askari as
Artikel: 41 -
Imam Mahdi ajf
Artikel: 237
"SALAWATOLOGI"
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib

Umat Muslim memang menolak klaim tentang Jesus sebagai putera Tuhan, Tapi Jesus diyakini sebagai manifestasiNya. Pandangan ini berlaku juga atas Muhammad yang diyakini sebagai manifestasi utamaNya. Artinya, mengagungkan Muhammad tak niscaya melucuti aspek humanitasnya. Umat Islam megimani kenabian Muhammad SAW dan meyakini posisi sebagai nabi termulia tapi juga meyakininya sebagai hamba. Dengan segala keagungannya, dia tetaplah hamba.
Lahirnya Penghulu Para Syuhada
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Mahdi Ayatullahi
Imam Husain a.s. dilahirkan pada 3 Syakban tahun ke-4 Hijriah, di kota Madinah. Kabar gembira mengenai kelahirannya segera sampai ke telinga Rasulullah SAW. Beliau sangat bersuka cita mendengar berita tersebut dan langsung bergegas menuju rumah putrinya, Sayyidah Fathimah a.s. Rasulullah SAW menyambut kelahiran cucunya dengan penuh kebahagiaan.
MENGUTAMAKAN SAHABAT NABI
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Sebagian besar sahabat Nabi adalah orang-orang yang tidak mempunyai hubungan keluarga, tak selalu bersama Nabi, atau hanya sesekali juga jarang berjumpa dengan Nabi dan tidak selalu bersamanya bahkan tidak menyertainya dalam waktu yang panjang.
SAUDARA TIRI AL-HUSAIN
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Saudara ideologis bermakna kesatuan visi atau tujuan sehingga meliputi pula sahabat dekat atau saudara seperjuangan. Para individu sebangsa dan seagama adalah saudara satu sama lain; lebih-lebih sesama pelintas jalan kesucian Karbala.
Tiga Sifat Mulia Sayyidah Zainab a.s. yang Harus Diteladani
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Sayyidah Zainab a.s. adalah sosok perempuan agung yang memiliki banyak sifat terpuji, menjadikannya sebagai teladan bagi umat Islam sepanjang masa. Diantara tiga sifat yang menonjol dari kepribadian beliau adalah kedalaman ilmu pengetahuan, kegigihan, dan balaghah (keindahan serta kefasihan dalam berbicara).
Sayyidah Zainab: Penyempurna Gerakan Imam Husain
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Parstoday
Sayyidah Zainab a.s. dikenal sebagai sosok yang memiliki keutamaan luar biasa, di antaranya adalah qanaah, zuhud, keistiqamahan dalam ibadah, serta kesabaran luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian dan kesulitan hidup. Salah satu hal yang menakjubkan dari kepribadian pejuang Islam ini adalah kecerdasannya yang luar biasa.
Keilmuan Sayyidah Zainab a.s.: Bukti Pendidikan Ilahi dan Keagungan Spiritual
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- situs Erfan
Peninggalannya dalam bentuk pidato-pidato yang penuh makna tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga kini, mengajarkan pentingnya memperjuangkan kebenaran dengan ilmu dan keberanian.
Sayyidah Zainab sebagai Utusan Perlawanan Imam Husain
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Parstoday
Di tengah puncak kesedihannya akibat tragedi Karbala, Sayyidah Zainab a.s. tetap menunjukkan keteguhan luar biasa. Ketika musuh menyerang tenda-tenda yang dihuni oleh wanita dan anak-anak, beliau tampil sebagai pelindung utama. Dengan keberanian dan kepekaannya, Sayyidah Zainab a.s. memastikan bahwa tidak ada anak yang hilang atau diserang.
Sayyidah Zainab: Simbol Keberanian dan Ketegaran
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Parstoday
Sayyidah Zainab a.s. adalah sosok perempuan yang dijadikan simbol keberanian dan ketegaran dalam membela kebenaran. Perannya dalam peristiwa Asyura menjadi catatan penting dalam sejarah Islam dan kemanusiaan sepanjang masa. Di tengah puncak penderitaan dan ujian berat, Sayyidah Zainab a.s. tetap tegar. Rahasia ketegarannya terletak pada keimanan yang mendalam kepada Allah SWT.
Pendapat Kaidah”Fikrah Taghlib” atas Istilah Ahlulbait (Qarinah Perubahan Kata Ganti)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
Dan jika maksudnya adalah rumah wahyu atau rumah kenabian, maka itu semakin jelas, dimana hal itu harus memiliki ciri-ciri ketakwaan, wara’ serta spiritual maknawi yang tinggi, dan ini tidak bisa kita terapkan pada istri-istri Nabi Saw, seperti yang telah kita jelaskan sebelumnya.
Tafsir An-Nisa: 64, Rasulullah Meminta Ampunan untuk Mereka adalah Mensyafaati Mereka
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Moh Ibrahim
Dengan demikian, pembahasan ini mengonfirmasi bahwa syafaat dalam Islam, khususnya berdasarkan Surat An-Nisa Ayat 64, adalah suatu praktek yang memiliki dasar yang kokoh dalam ajaran agama dan bukanlah bid’ah. Pemahaman lebih mendalam terhadap ayat ini dapat membantu umat Islam untuk mengambil pelajaran dan mempraktikkan ajaran agama dengan penuh keyakinan dan keberlanjutan.
Siapa Ahlulbait dalam Surah Al-Ahzab Ayat 33? (Qarinah Alif Lam)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
Jika kita artikan Albait (البيت) di situ dengan rumah yang bersifat kebendaan, yaitu berupa bangunan yang biasanya tersusun dari batu bata ataupun kayu, kita akan bahas sebuah Qorinah atau petunjuk yang ada dalam kata Albait (البيت), yang nantinya, petunjuk tersebut akan mengerucutkan pemahaman kita pada satu kemungkinan saja. Salah satu Qorinah atau petunjuk tersebut ialah Alif Lam (ال) yang ada dalam kata Albait (البيت).
[Imam Zamakhsyari] Ahlulbait Punya Ikatan Khusus dengan Wahyu dan Kenabian
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
Ucapan Zamakhsyari di atas menunjukkan bahwa al-bait diartikan sebagai rumah kenabian atau rumah wahyu yang bersifat spiritual, bukan sebuah rumah yang bersifat kebendaan. Dan itu tidak dimaksudkan pada istri-istri Nabi, sebab, berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, mereka tidak memiliki ikatan spiritual khusus dengan wahyu, namun mereka dihitung sebagai perempuan-perempuan beriman.
[SIAPA AHLULBAIT] Surat Al-Ahzab 33 (Iradah Takwiniah Bukan Tasyri’iyyah)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- zenity
Pembagian iradah (ketetapan) dibagi menjadi Takwiniah dan Tasyri’iyyah merupakan pembagian yang telah diketahui. Secara umum, iradah takwiniah Tuhan berkaitan dengan penciptaan sesuatu di alam keberadaan ini, maka iradah takwiniah tidak pernah berbeda dan melenceng dengan muradnya (sesuatu yang diiradahkan-Nya)
Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Sa’ad bin Abi Waqqas, Abu Sa’id Al-Khudriy dan Umar bin Abi Salamah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
Alhasil, dari riwayat-riwayat ini, juga beberapa riwayat sebelumnya serta beberapa riwayat lainnya yang belum disebutkan menunjukkan banyaknya periwayatan yang menyatakan dengan jelas bahwa Ahlulbait yang dimaksud ayat 33 surat al-Ahzab kala itu adalah Nabi Muhammad Saw, Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.
Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Isa bin Abdullah dan Abdullah bin Jafar Al-Thayyar
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
Alhasil, dari kedua riwayat di atas, kita dapat melihat bahwa sebutan atau istilah Ahulbait yang disebutkan dalam ayat 33 dalam surat Al-Ahzab tidak dapat dengan mudah dinisbatkan pada keluarga Nabi Saw secara umum, sebab sebagaimana pada kasus didalam riwayat-riwayat yang serupa dengan riwayat di atas, Nabi Saw mengkhususkan sebutan tersebut pada orang-orang tertentu yaitu: Ali, Fatimah, Hasan dan Husain serta bahkan tidak mengizinkan istri-istrinya untuk masuk di dalamnya.
Al-Ahzab 33 Bukti Ahlulbait Adalah Maksum
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Zenity
Kesimpulan lain dari pembahasan diatas adalah bahwa tidak mungkin kita nisbatkan Ahlulbait as kepada istri-istri Nabi saw, karena tidak ada seorang pun yang mengklaim bahwa istri-istri Nabi saw itu suci dan maksum serta terhindar dari segala dosa dan kesalahan. Oleh sebab itu ayat ini khusus untuk Ahlulbait as yang suci dan maksum dari segala dosa dan maksiat serta kesalahan Yakni Ahlul kisa (orang-orang yang berada kain Kisa) dan mereka adalah Rasul saw, Imam Ali as, Sayyidah Fatimah as, Imam Hasan as dan Imam Husein as, bahkan di Sebagian riwayat dikatakan sampai kepada Imam Mahdi as.
Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Isa bin Abdullah dan Abdullah bin Jafar Al-Thayyar
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
Alhasil, dari kedua riwayat di atas, kita dapat melihat bahwa sebutan atau istilah Ahulbait yang disebutkan dalam ayat 33 dalam surat Al-Ahzab tidak dapat dengan mudah dinisbatkan pada keluarga Nabi Saw secara umum, sebab sebagaimana pada kasus didalam riwayat-riwayat yang serupa dengan riwayat di atas, Nabi Saw mengkhususkan sebutan tersebut pada orang-orang tertentu yaitu: Ali, Fatimah, Hasan dan Husain serta bahkan tidak mengizinkan istri-istrinya untuk masuk di dalamnya.
Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Abdullah bin Ja’far dan Watsilah bin Al-Asqa’
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
Oleh sebab itu, berangkat dari banyaknya periwayatan yang menyebut dengan jelas mengenai lima orang tadi sebagai Ahlulbait, maka hal ini seharusnya sudah cukup menjadi bukti bahwa yang dimaksud Ahlulbait pada masa itu (turunnya ayat 33 surat Al-Ahzab) adalah Rasulullah Saw, Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husein. Terlebih sebagian besar dari hadis-hadis yang telas kita ulas itu merupakan hadis-hadis yang shahih.
Siapa Ahlul Bait dalam Riwayat Abu Al-Hamra’
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Moh Ibrahim
Dan dengan menggunakan akal sehat, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa maksud perbuatan Nabi yang tercantum dalam riwayat Abu Al-Hamra’ adalah seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Yaitu Ahlul Bait adalah Nabi, Ali, Fatimah, Hasan & Husain.