Penutup
Tujuan kami dalam pembahasan ini (sejak buku pertama sebelum buku yang ada di tangan anda ini) adalah membuktikan adanya hadits-hadits yang dapat dijadikan dalil keutamaan serta keabsahan kekhalifahan Ali bin Abi Thalib as setelah Nabi saw dari kitab-kitab Ahlu Sunah sendiri, tanpa sedikitpun menghina atau bersikap kurang ajar terhadap ulama Ahlu Sunah.
Kami melakukan semua itu dengan sopan dan benar, tanpa sedikitpun menyinggung perasaan pihak manapun.
Di buku ini pun kita telah mengkaji dalil-dalil Ahlu Sunah tentang kekhalifahan Abu Bakar dan sebagaimana yang mereka akui, tidak ada wasiat khusus dari nabi berkenaan dengan kekhalifahan Abu Bakar serta sama sekali tidak ada ijma' yang sebenarnya dalam kekhalifahannya.
Satu-satunya alasan yang paling mereka andalkan dalam masalah kekhalifahan Abu Bakar adalah hadits-hadits tentang keutamaannya dari pada sahabat-sahabat lainnya. Itu pun telah kita buktikan di buku ini bahwa semua dalil itu dapat dibantah dan tidak cukup untuk dijadikan alasan mengapa mereka menjadikan Abu Bakar sebagai khalifah sepeninggal Nabi saw.
Sebenarnya, dosa kita apa? Dalil-dalil mereka tentang kepemimpinan Abu Bakar tidak sempurna sedang dalil kepemimpinan Ali bin Abi Thalib as dalam kitab mereka sendiri adalah sempurna.
Kenapa mereka tidak membahas hakikat ini? Kenapa kebenaran menjadi pahit? Untuk apa mereka berlindung pada penghinaan? Kenapa mereka menjadikan ulama Syiah sebagai sasaran cacian-cacian kasar mereka? Apakah tidak cukup penghinaan, pembunuhan dan pemenjaraan ulama Syiah dari awal sampai sekarang? Sampai kapan mereka ingin berperilaku seperti ini? Kenapa mereka melakukan hal ini?
Kita ingin membahas yang benar sampai kita tahu siapakah yang harus kita ikuti setelah Rasulullah saw, sehingga kita bisa menjadikannya penengah antara kita di hadapan Allah swt dalam masalah akidah, masalah-masalah keilmuan, hukum syariat dan perintah-perintah Ilahi.
Kita ingin menerangkan kebenaran sehingga kita berkata pada Tuhan swt: "Wahai Tuhanku, kita telah melihat dalil-dalil dengan teliti, kita telah mencari kebenaran dan kita sampai pada kesimpulan bahwa, orang ini adalah pemimpin kita setelah Rasulullah saw, dan dengan perantara maksum ini kita bisa mendekatkan diri kepada-Mu dan menjalin hubungan dengan-Mu. Kita berharap kajian ini diterima disisi Tuhan yang maha suci".
Oleh karena itu, apa yang telah ditelaah dan dikritik tidak untuk tujuan persahabatan dan permusuhan, kita tidak memiliki tujuan apapun dalam memaparkan pembahasan ini dan kita tidak melihat adanya kebutuhan pada penghinaan dan permusuhan.
Jujur, dengan keadaan seperti ini, sampai kapan kebenaran itu akan selalu pahit? Sampai kapan mereka tidak akan menerima kebenaran dan tidak mengikutinya? Untuk apa mereka melontarkan kata-kata yang menghina? Bukankah hanya orang-orang hina dan bodoh saja yang mengucapkannya?
Kita menginginkan dari Allah swt untuk memberikan kita taufik sehingga kita menerima keridhaan-Nya. Kita ingin dari Tuhan swt untuk memberikan hidayah sehingga kita mengetahui kebenaran, mengamalkannya dan menjadi pengikut kebenaran dan hakikat. Kita ingin dari Dia swt untuk mencerahkan wajah kita dihari pertemuan dengan-Nya swt dan dengan Rasulullah saw.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah saw beserta keluarganya yang suci.