Allah SWT adalah adil, dan tiada berbuat dzalim kepada siapapun. Dan perbuatan yang buruk tidak akan keluar dari Allah, semua perbuatannya adalah berdasarkan hikmah dan mashlahat, dan ia tidak akan membiarkan perbuatan-perbuatan baik para shalihin sia-sia tanpa pahala dan Allah tidak melanggar janji, tidak berbohong, dan tidak akan menyerat orang-orang yang tidak berdosa ke neraka, dengan dua dalil.
Orang yang berbuat dzalim, ataupun melakukan perbuatan buruk, tidak keluar dari tiga kemungkinan ini, pertama, ia tidak menyadari sisi buruk perbuatan itu dan disebabkan ketidaksadarannya itu, ia melakukan sebuah kedzaliman. Ataupun ia mengetahui sisi buruk kedzaliman, namun dia melihat sesuatu ada di tangan orang lain sedangkan ia tidak memilikinya dan ia dalam keadaan butuh dengan benda itu sehingga ia mendzalimi mereka dengan tujuan memperoleh hasil dari jerih payah mereka.
Misalnya seorang juragan yang berbuat sewena-wena terhadap para pekerjanya dan mensia-siakan hak hak mereka, ataupun seorang dzalim yang melanggar hak-hak orang-orang tertindas, dan itulah yang membuatnya melakukan kedzaliman dimana dia melihat dirinya kekurangan dari segi uang dan kemampuan dan ingin mengurangi hasil dari orang lain dan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dengan cara merampas , ataupun dia mengetahui keburukan kedzaliman dan ia juga tidak membutuhkan, namun ia melakukan kedzaliman tersebut dengan tujuan membalas dendam ataupun bermain-main.
Setiap orang yang berbuat kedzaliman-mau tidak mau-pasti memiliki diantara orientasi ini, akan tetapi Allah SWT tidak pernah melakukan kedzaliman, karena tiada dapat dibayangkan suatu kejahilan dan kebodohan tentang diri-Nya dan ia mengetahui semua mashlahat dan sisi baik dan buruk segala sesuatu. Dia mahakaya dan tidak memerlukan apa pun dan tidak memerlukan suatu apapun dan juga suatu pekerjaan apapaun. Dan dari-Nya tidak keluar suatu perbuatan yang sia-sia dan permainan. Oleh karena itulah, suatu ketidakadilan tidak dapat dibayangkan dan dinsibatkan kepada-Nya.
Akal kita menyadari bahwa kedzaliman merupakan suatu pekerjaan yang buruk dan tidak terpuji. Semua orang yang berakal bersepakat dengan persoalan ini. Allah SWT juga melarang manusia berbuat kedzaliman melalui para Nabi dan manusia-manusia pilihan-Nya. Dari itulah, bagaiman mungkin, Allah SWT melakukan suatu kedzaliman yang dianggapnya buruk dan Allah sendiri melarang perbuatan itu?
Hanya saja, semua manusia tidaklah sama dan tidak berada di peringkat yang sama. Melainkan terdapat perbedaaan dari segi kemiskinan dan kekayaaan, ketampanan, kecantikan, dan lain sebagainya, dan juga dari segi cacat atau tidak.
Sebagian orang mengalami mushibah atau benca yang menyedihkan , namun semua itu adalah disebabkan serangkaian sebab-sebab dan faktor-faktor alamiah dan suatu kelaziman yang tidak bisa dipisahkan dari alam meteri, dan dalam sistem penciptaan dunia meteri, tiada jalan untuk lari dari itu semua. Faktor-faktor alamiah dan adakalanya manusia itu sendiri juga berperan banyak dalam mewujudkannya , namun bagaimanapun juga, tiada larangan anugerah dari Allah.
Setiap maujud mencari anugerah dari Allah dalam kapasitas potensi dzatiyah-nya dan bantuan sebab-sebab dan kondisi alamiah dari Allah. Allah SWT tidak memberikan kewajiban atau tugas kepada seorangpun di luar batas kemampuannya, dan upaya serta kerja seseorang tidak akan sia-sia dan untuk setiap orang ?dalam batasan sikonnya kondusif, terbuka jalan kemajuan dan peningkatannya.