DOA ARAFAH
OLEH: ALHUDA
DIMOHON UNTUK DOWNLOAD PDF. KARENA PDF LEBIH LENGKAP
Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir tahun Hijriah Qamariah dan sebuah bulan yang sangat diberkati. Saat masuk bulan ini, ulama dan aimmah memberikan perhatian khusus terutama pada 10 hari pertama untuk beribadah dan bermunajat. Dalam sebagian riwayat disebutkan, sumpah dengan 10 malam yang terdapat dalam surat “Wal fajr wa layalin ‘asyr” adalah malam-malam sepuluh pertama bulan Dzulhijjah ini. Sumpah tersebut disebutkan karena keagungannya.
Dalam QS. Al-Hajj [22]: 28,[1] saat disebutkan kewajiban agung ibadah haji, juga disinggung tentang “Ayyam ma’lumat”. Kaum Mukminin harus mengingat Allah swt di hari-hari tersebut. Salah satu penafsiran terkenal “Ayyam ma’lumat” yang juga disebutkan dalam beberapa riwayat adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Dalam sebuah hadis dari Nabi saw disebutkan bahwa ibadah dan perbuatan baik pada hari-hari lain tidak memiliki keutamaan melebihi hari-hari tersebut (10 hari pertama bulan Dzulhijjah).
Selain itu, hari-hari tersebut juga bersamaan dengan langkah-langkah jamaah haji dan tamu-tamu Baitullah. Seremoni agung ibadah haji, spiritualitas, dan berkah-berkahnya memberikan suasana berbeda kepada umat Islam.
Dua hari besar dalam Islam, Idul Adha dan Idul Ghadir (hari wilayah), hari Arafah, pembacaan doa Imam Husain yang selalu dikenang di Arafah juga menambah keagungan dan kebesaran khusus bulan Dzul Hijjah ini. Oleh karena itu, seluruh kaum mukminin supaya tidak melalaikan suasana yang penuh dengan spiritualitas di bulan ini dan berusaha untuk memanfaatkannya dengan mensucikan diri atau ‘tahdzib an-nafs’.
Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Hari pertama bulan Dzulhijjah ini adalah sebuah hari yang penuh berkah. Terdapat beberapa amalan yang dinukil dari para imam:
Dalam sebuah riwayat dari Imam Musa bin Ja’far dinukil bahwa barangsiapa berpuasa di hari pertama bulan Dzulhijjah, Allah swt akan mencatat pahala besar baginya.
Syeikh Thusi juga menjelaskan demikian: Di hari ini disunnahkan mendirikan shalat Fatimah Zahra, yaitu shalat 4 rakaat (setiap 2 rakaat 1 salam) seperti shalat Imam Ali as. Setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah 1 kali dan Al-Ikhlas 50 kali. Setelah mengucapkan salam, membaca tasbih Az-Zahra (Allahu akbar 34 kali, Alhamdulillah 33 kali dan Subhanallah 33 kali). Setelah itu membaca doa berikut:
سُبْحَانَ ذِی اْلعِزِّ الشَّامِخِ المُنِيْفِ، سُبْحَانَ ذِی الْجَلالِ اْلبَاذِخِ اْلعَظِيْمِ، سُبْحَانَ ذِی اْلمَلِكِ اْلفَاخِرِ اْلقَدِيْمِ، سُبْحَانَ مَنْ يَرَی اَثَرَ النَّمْلَةِ فِی الصَّفَا، سُبْحَانَ مَنْ يَرَی وَقْعَ الطَّيْرِ فِی الْهَوَاءِ، سُبْحَانَ مَنْ هُوَ هَكَذَا وَ لَا هَكَذَا غَيْرُهُ
Demikian juga diriwayatkan bahwa dianjurkan untuk shalat 2 rakaat. Setiap rakaat membaca Al-Fatihah sekali, Al-Ikhlas 10 kali, ayat Kursi 10 kali, dan Al-Qadr 10 kali.
Imam Ja’far Shadiq as berkata: Ayahku Imam Baqir as berkata kepadaku, “Puteraku! Pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah, pada setiap malamnya antara shalat Maghrib dan Isya jangan engkau tinggalkan shalat 2 rakaat ini. Setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas dan Al-A’raf ayat 142:
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
Jika engkau melakukannya, engkau ikut serta dalam pahala orang-orang yang haji dan amalan-amalan haji mereka.
Juga dalam sebuah riwayat dari Imam Musa Al-Kadhim disebutkan bahwa barangsiapa berpuasa 9 hari pertama bulan Dzulhijjah, Allah swt akan mencatat pahala puasa seumur hidup untuknya.[]
===============
[1] Bunyi ayatnya: “لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ ”; “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…”
Manusia senantiasa membutuhkan waktu luang untuk berkhalwat dengan Tuhan dan berpikir serta mengintropeksi diri.
Terkadang lokasi dan waktu tertentu menjadi peluang bagi seseorang untuk menjalankan khalwat ini. Arafah, sebuah padang pasir gersang dan terlepas dari fatamorgana duniawi serta tempat yang tepat untuk berpikir dan mengintropeksi diri.
Arafah lokasi yang tepat bagi kita untuk memikirkan filosifi penciptaan dan posisi kita di alam semesta dan memahami esensi sejati kita. Hari kesembilan bulan Dzulhijjah adalah hari Arafah, hari ketika para peziarah Baitullah berbondong-bondong menuju padang Arafah untuk menunjukkan penghambaan dan menitikkan air mata, bermunajat kepada Allah Swt. Arafah merupakan tempat terbaik yang pernah dijadikan tempat pemberhentian pada Wali Allah.
Disebutkan ketika Jibril mengajari manasik haji kepada Nabi Ibrahim as, saat ia sampai di padang Arafah, Jibril berkata kepada Ibrahim, Arafah? Ibrahim menjawab, ya. Dengan demikian tempat ini diberi nama Arafah. Di riwayat lain disebutkan, sebab penamaan tempat ini Arafah adalah ketika manusia berdosa mengakui dosa-dosanya di padang ini. Sebagian yang lain menyebutkan Arafah tempat menanggung kesabaran dan penderitaan di mana untuk sampai ke tempat ini seseorang harus bersabar, karena salah satu arti arafa adalah kesabaran.
Arafah adalah salah satu hari besar Islam, dan barangsiapa yang bisa berada di padang Arafah di hari ini akan mendapatkan kemenangan yang besar.
Di hari Arafah dianjurkan melakukan amalan dan doa, salah satu doa terbaik adalah Doa Arafah, jutaan jemaah haji berbalut kain ihram di Hari Arafah, dan ucapan Labaik terdengar di seluruh penjuru padang Arafah.
Jemaah haji di Hari Arafah akan wukuf atau tinggal di padang Arafah hingga tenggelamnya matahari, mereka kemudian akan bergerak ke padang Masy'ar.
Mereka akan wukuf hingga terbitnya matahari di hari ke-10 Dzulhijjah atau Idul Adha, kemudian bergerak ke Mina dan setelah melempar jumrah, mereka akan berkurban, lalu mencukur rambut atau memotong kuku.
Padang Arafah berjarak sekitar 20 km dari kota Makkah. Di hari Arafah gelombang manusia dengan berpakaian putih dan seragam bergerak ke arah Padang Arafah.
Berkah besar yang dimiliki hari Arafah sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Nabi Muhammad Saw dan Imam Maksum as, menjadikan Arafah sebagai hari raya yang dilimpahi rahmat Tuhan kepada umat manusia. Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt tidak membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka sebanyak di hari Arafah.
Dapat dipahami bahwa berkah munajat di hari Arafah tidak hanya untuk jemaah haji di padang Arafah saja, meski mereka mendapat keutamaan lebih karena berada di tempat tersebut, namun setiap orang yang berdoa di hari ini di manapun mereka berada juga diliputi oleh karunia dan rahmat khusus dari Allah Swt.
Arafah disebut hari munajat karena amal terbaik di hari ini adalah memanjatkan doa kepada Ilahi. Sedemikian pentingnya doa di hari ini, sehingga para Imam Maksum as menganjurkan jika puasa sunnah di hari ini menyebabkan tubuh lemah dan tidak memungkinkan untuk berdoa, maka lebih baik ditinggalkan sehingga setiap orang bisa lebih khusyu berdoa dan bermunajat. Anjuran ini menunjukkan urgensi dan kedudukan khusus doa serta munajat.
Doa adalah wasilah atau instrumen bagi makhluk untuk mendekatkan diri kepada Penciptanya. Doa memberikan ketenangan batin kepada manusia. Karena dalam doa perhatian manusia hanya ditujukan kepada Tuhan dan mengabaikan selain-Nya.
Pada kenyataannya, dengan doa manusia melatih dirinya dalam penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghindari syirik, serta mewujudkan Tauhid yang merupakan syarat awal seseorang menjadi Muslim.
---
Doa adalah hadiah Ilahi yang dianugerahkan kepada manusia. Sungguh indah ketika berdoa di Hari Arafah, kita lebih dahulu mendoakan orang lain sebelum kita sendiri. Imam Shadiq as terkait dampak luar biasa lebih dulu mendoakan orang lain berkata, barangsiapa yang mendoakan saudaranya, malaikat berseru dari langit, Hai hamba Tuhan 200 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu.
Malaikat yang lain dari langit ketiga berseru, Hai hamba Tuhan 300 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu. Malaikat yang lain dari langit keempat berseru, Hai hamba Tuhan 400 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu, begitu seterusnya hingga malaikat dari langit ketujuh.
Lantunan doa di hari Arafah berkumandang hingga membuat setan sedih atas penghambaan manusia kepada Tuhan. Para jemaah haji di hari ini, membersihkan jiwanya di samudera rahmat dan kasih sayang Ilahi sehingga mereka seperti bayi-bayi yang baru lahir, suci dari segala kekotoran duniawi. Di riwayat di sebutkan, mereka yang telah kehilangan kesempatan di malam lailatul qadar dan bulan Ramadhan untuk mendapatkan ampunan Tuhan, maka selayaknya ia memanfaatkan hari Arafah untuk meminta ampunan Ilahi. Hari ini, tangan-tangan hamba Ilahi memiliki satu kesamaan yakni mereka sama-sama memohon rahmat dan ampunan Ilahi.
Pentingnya doa di Hari Arafah sedemikian tingginya sehingga Nabi Muhammad Saw yang kerap melaksanakan shalat Zuhur dan Asar dengan jeda waktu, di Hari Arafah melaksanakan kedua shalat itu tanpa jeda sehingga tersedia waktu yang lebih banyak untuk berdoa dan bermunajat.
Salah satu doa yang paling indah dan mengandung makna yang dalam dan dibaca di Hari Arafah adalah Munajat Imam Husein as. Imam Husein as di dalam doa penuh makna itu, menjelaskan Tauhid dengan kalimat-kalimat luhur dan indah. Semangat irfan dan makrifat mencapai puncaknya di setiap baris doa ini.
Imam Husein as di dalam doanya menjelaskan salah satu sisi dari nikmat tanpa akhir Tuhan untuk manusia di seluruh kehidupannya. Salah satu di antaranya, Imam Husein as mengatakan bahwa kasih sayang dan kesabaran seorang ibu adalah percikan kasih sayang Tuhan.
Setelah itu Imam Husein as menjelaskan tentang pentingnya bersyukur atas segala nikmat Ilahi dan menganggap dirinya tidak mampu bersyukur bahkan satu kalipun. Setiap baris doa ini adalah pintu dari cinta dan kasih sayang Tuhan yang dibuka bagi manusia. Makna terdalam doa ini menunjukkan bahwa Imam Husein as dengan seluruh wujudnya mencintai Allah Swt dan beliau merasakan kehadiran Tuhan di seluruh wujudnya.
Di salah satu bagian doanya, Imam Husein as bermunajat, Ya Tuhanku Engkaulah yang memberikan nikmat, Engkaulah yang berbuat baik, Engkaulah yang bersikap baik, Engkaulah yang memuliakan, Engkaulah yang membuatku mampu, Engkaulah yang memberikan kemuliaan, Engkaulah menyempurnakan rahmat-Mu, Engkaulah yang memberi rizki, Engkaulah yang bertindak atas kemuliaan-Mu.
Engkaulah yang menjauhkanku dari dosa, Engkaulah yang menutup dosa-dosa, Engkaulah yang mengampuni dosa-dosa, Engkaulah yang menerima kekurangan, Engkaulah yang mencegahku berbuat dosa, Engkaulah yang memberikan kemuliaan, Engkaulah yang mendukung, Engkaulah yang meneguhkan sikapku, Engkaulah yang memberi kesempatan, Engkaulah yang memberi kesehatan, Engkaulah berderma, Maha Agung Engkau Tuhanku, segala puji selamanya bagi-Mu.
Akan tetapi aku, Wahai Tuhanku, mengakui seluruh kesalahanku, maka ampunilah aku. Akulah yang berbuat dosa, akulah yang berbuat salah, akulah yang berbuat bodoh, akulah yang berjanji, aku pula yang tidak menepatinya, akulah yang melanggar janji, akulah yang berikrar atas kejahatanku sendiri. Aku mengakui seluruh nikmat yang Engkau berikan kepadaku, aku mengakui semua dosa-dosaku dan tidak akan mengulanginya, maka ampunilah aku.
Padang Arafah juga mengingatkan jejak-jejak manusia-manusia besar seperti Nabi Adam as, Nabi Ibrahim as dan Rasulullah Saw yang membuat gurun ini bersinar terang dengan kehadirannya. Bahkan sejumlah ahli tafsir menyatakan bahwa surah terakhir al-Quran diturunkian di Padang Arafah dan Nabi menjagarkan surah ini kepada masyarakat dan pengikutnya.
Berdasarkan riwayat masyhur, Nabi di hari ini menyampaikan pidato bersejarah di hadapan jemaah haji dan menyatakan, “Wahai manusia! Mungkin Saya tidak akan menemui kalian di tempat ini. Kalian akan bertemu dengan Tuhan kalian. Di dunia tersebut setiap perbuatan kalian baik dan buruk akan diperhitungkan. Aku menasihati kalian supaya mengembalikan setiap amanat yang ada di pundaknya kepada pemiliknya. Wahai manusia! Ketahuilah riba dilarang di ajaran Islam. Jangan mengikuti ajaran setan.”
Di hari-hari ini ketika mayoritas masyarakat dunia dililit bencana virus Corona dan umat muslim dunia juga terhalang menunaikan manasik haji karena wabah ini, maka alangkah baiknya kita menegadahkan tangan kita memohong bantuan sang pencipta. Dengan mengingat-Nya, hati-hati akan menjadi tenang.
atasmu hingga (aku) kembali ke haribaanmu,
menang sebagai pengikutmu dan dikumpulkan
bersama kelompokmu. Semoga rahmat, berkah,
shalawat dan karunia Allah selalu
terlimpahkan atas kalian. Cukuplah Dia bagi
kami dan Dia sebaik-baik kembalinya segala
urusan.