METODE PRAKTIS UNTUK MEMPERKENALKAN TUHAN KEPADA ANAK
MUKADIMAH PENULIS
Kita sekarang ini hidup pada zaman yang secara dhahir penuh dengan berbagai kesulitan dan kontradikisi, serta kehidupan yang kosong dari nilai-nilai yang berharga. Kebanyakan dari manusia pada masa ini sedang disibukkan dalam pencarian ketenangan, harapan keberhasilan pada masa datang serta disibukkan dengan pencarian tujuan dari kehidupan mereka. Harapan-harapan semacam ini mereka inginkan pula dari anak-anak mereka. Keseluruhan orangtua senantiasa ingin mengetahui bagaimanakah cara (yang tepat) yang harus dilakukan untuk mendidik anak-anak mereka sehingga mereka kelak bisa menemukan keberhasilan dalam kehidupan.
"Pertumbuhan spiritual" pada dasarnya adalah sebuah metode untuk mengenali nilai-nilai kebaikan dan mengutamakan proses pemikiran untuk mencari makna dari sebuah kehidupan. Berinteraksi dengan seseorang atau sesuatu yang lebih baik dari dirinya, perasaan menemukan pertumbuhan, pemahaman seseorang tentang kemafhuman suatu kehidupan dan apa makna kehidupan yang berjalan sejak dari kelahiran hingga kematian, perhatian yang disertai dengan penghormatan terhadap maujud-maujud bumi, bisa dikatakan dengan satu kalimat bahwa, semuanya ini merupakan pengajaran-pengajaran yang berhadapan langsung dengan iman.
Pengajaran tentang Tuhan mempunyai perbedaan yang begitu jelas dengan pengajaran tentang masalah-masalah lain, terutama ketika Anda harus berhadapan dengan anak kecil Anda. Pengajaran semacam ini pada dasarnya merupakan sebuah pengajaran tentang "kehidupan dalam bentuk yang lain" yang hal ini akan membahas tentang kehidupan yang memiliki makna, harapan, tanggung jawab terhadap nilai-nilai yang berbobot, serta perencanaan yang didasarkan pada pemikiran yang benar dan terarah. Tuhan adalah sebuah nama yang mengarahkan kita pada paling pentingnya wujud di alam semesta ini. Dan pengetahuan serta pemahaman kita tentang Nya akan memberi bentuk dalam kehidupan sehari-hari dan interaksi serta segala aktivitas yang kita lakukan.
Di dalam pemikiran tentang Tuhan terdapat kepercayaan yang beragam dimana di dalamnya terdapat perbedaan-perbedaan yang begitu banyak mengundang perhatian, tetapi di samping itu terdapat pula titik-titik persamaan yang bisa ditarik darinya. Kitab ini tidak ditulis berdasarkan pandangan dari sebuah madzhab secara khusus karena tujuannya adalah untuk memperkenalkan metoda-metoda yang penting dalam pengenalan Tuhan, metoda yang pasti bermanfaat bagi pengikut seluruh agama dan madzhab. Pada dasarnya, kitab yang berada di hadapan Anda ini merupakan kumpulan dari ide-ide dan saran-saran yang mungkin bisa Anda lakukan, sementara sebagian lainnya mungkin merupakan sebuah ide yang sangat aneh bagi Anda. Saran penting kami adalah pilihlah pokok-pokok yang sekiranya sesuai untuk Anda. Anda bisa memanfaatkan bahasan-bahasan dalam kitab ini sebagai landasan dalam melangkah untuk sampai pada penemuan-penemuan baru, yang kemudian bisa Anda pakai untuk membantu pertumbuhan spiritual anak-anak Anda.
Kitab ini mempunyai tiga pokok bahasan, bagian pertama dari buku ini mengkhususkan pembahasannya tentang pertanyaan-pertanyaan anak sehubungan dengan Tuhan, pertanyaaan yang mungkin tidak Anda miliki jawabannya. Sebenarnya, bagaimana kita bisa mampu mengungkap rahasia besar kehidupan ini?.
Bagian dua, membahas dan mengkaji metode-metode yang berbeda dalam kaitannya dengan interaksi anak-anak dengan Tuhan. Dengan mengkaji bagian ini, Anda akan menemukan bahwa iman tidak hanya diperkuat secara khusus dengan cara-cara pendalaman akhlaq saja, tetapi terdapat pula banyak metode dan cara-cara yang terkadang bisa dilaksanakan dengan cara selainnya seperti dengan penyusunan program yang serius dan mengkhusus dalam masalah ini, tetapi ada kalanya pula masalah tentang keimanan ini muncul secara spontan. Sebenarnya hal-hal apakah yang bisa dimanfaatkan untuk pengenalan tentang Tuhan? Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan yang paling baik untuk membantu pertumbuhan spiritual dan madzhabi dalam diri anak?
Bagian ketiga dari kitab ini berbicara tentang masalah yang lebih luas dari pengenalan tentang Tuhan. Dengan mengkaji bagian ini, Anda akan menemukan bahwa anak Anda sesungguhnya adalah seorang pelajar yang sedang dalam masa pendidikannya, seorang pelajar yang memiliki begitu banyak tim pengajar.
Tahapan pertumbuhan maknawi anak dan pertanyaan-pertanyaan yang begitu banyak tentang: "Bagaimana sebuah keluarga harus mengadakan interaksi dengan dunia luar untuk menumbuhkan maknawi dalam diri anak", akan dikaji pula dalam buku ini.
Paling pentingnya saran buku ini untuk para orangtua yang bijak adalah Janganlah sekali-sekali Anda menampakkan perbedaan pendapat terhadap minat dan keingintahuan anak-anak Anda tentang Tuhan. Karena hal ini merupakan terbaiknya jalan untuk memulai pembicaraan tentang paling pentingnya persoalan kehidupan, yang dengan cara ini Anda mampu untuk menumbuh suburkan iman, harapan dan mafhumnya Tuhan untuk anak-anak Anda.
BAGIAN SATU
PERTANYAAN-PERTANYAAN ANAK TENTANG TUHAN.
Kebanyakan dari anak-anak secara tiba-tiba dan mengagetkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan kepada orang-orang dewasa: "Siapa Tuhan?", "Di mana Tuhan?", Siapa yang menciptakan Tuhan?", "Apakah Tuhan juga melihat kita, ketika kita berada di dalam gua yang gelap gulita?", Mampukah Tuhan melakukan semua pekerjaan?", "Dari mana kita tahu bahwa Tuhan mendengarkan suara kita?", "Kenapa Tuhan tidak melenyapkan saja setiap kejelekan dan kejahatan yang ada?", "Apakah Tuhan tidak mampu melakukan hal itu?".
Terkadang pertanyaan-pertanyaan seperti di atas dan pertanyaan-pertanyaan semacam ini membuat kita berfikir bahwa anak-anak betul-betul terlahir ke dunia sebagai seorang filsuf.
Sebenarnya anak-anak terlahir dengan akal keingintahuannya yang senantiasa berusaha untuk menemukan hakekat dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Para muslim meskipun berada dalam kelompok dan madzhab yang berbeda-beda, biasanya mempunyai keyakinan yang sama tentang hakekat wujudnya Tuhan, hanya saja masing-masing pribadi mempunyai pemahaman dan penafsiran yang berbeda-beda, sehingga senantiasa kita lihat terbentuknya tingkat keimanan yang heterogen di dalam masyarakat.
Pemahaman dan penafsiran pribadi seseorang tentang Tuhan senantiasa berubah dan semakin mencapai kesempurnaan seiring dengan perjalanan hidup dan pertambahan ilmu seseorang. Jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan anak Anda pun biasanya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat penafsiran pribadi Anda tentang Tuhan. Mungkin sebagian dari jawaban pertanyaan yang Anda ungkapkan tidak begitu memuaskan bagi diri Anda sendiri atau barangkali Anda malah tidak mampu mengungkapkan jawaban Anda dengan bahasa yang sederhana dan mudah difahami oleh anak?.
Lalu…..
Bagaimana dan tutur bahasa yang seperti apa yang harus dipergunakan sehingga persoalan-persoalan semacam ini bisa difahami dengan mudah oleh kedua belah pihak, yaitu Anda dan anak Anda?.
Pada bagian ini kita akan mengkaji secara lebih mendalam seputar pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menemukan kunci untuk menjawabnya dan menjadikan masalah ini sebagai suatu hal yang perlu mendapat perhatian serius dari para orang tua yang mendapatkan pertanyaan-pertanyaan semacam ini dari anak-anaknya, "Siapa Tuhan?", "Apakah Tuhan itu?", "Di mana Dia?", "Kapan Dia ada?", "Apakah Dia juga mempunyai peran di muka bumi ini?".
BAB 1.
KETIKA ANAK-ANAK BERTANYA
Bahkan paling sulitnya pertanyaan dari anak-anak tentang Tuhan, pun mempunyai jawaban yang bisa difahami, yang hal ini akan akan membuka pemikiran penanya cilik ini tentang kekaburan pemahaman mereka akan Tuhan.
"Seseorang yang bertanya pasti muncul dari rasa keingintahuannya".
Manusia melakukan hubungan dengan dunia seputarnya dengan cara mengungkapkan pertanyaan dan kebutuhan-kebutuhannya. Kita bisa melihat dari apa kata-kata pertama yang diucapkan oleh seorang anak. Pasti akan berkisar tentang: "Apa?", "Di mana?", "Ke mana?", "Kenapa?".
Dan semua orang tua yang mempunyai anak berumur antara empat sampai lima tahun akan faham betul dengan hal-hal berikut:
"Mama, sebesar apa Tuhan itu?",
"Tuhan adalah paling besarnya sesuatu. Dia lebih besar dari bumi dan langit dan ….",
"Tetapi seperti apa besar Nya?",
"Tuhan sebesar alam ini, bahkan lebih besar lagi.",
"Apakah Tuhan ada pada setiap tempat?",
"Iya.",
"Kenapa?",
"Karena Dia adalah pencipta segalanya dan Dia pulalah yang harus mengatur segalanya.",
"Bagaimana Dia mampu berada pada semua tempat?",
"Karena Dia Tuhan, yang mampu melakukan segala sesuatu.",
"Kenapa?".
Cepat atau lambat Anda pasti akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan semacam ini, yang mungkin untuk menjawab secara sempurna kesemua pertanyaan-pertanyaan tersebut bukanlah sebuah hal yang sederhana dan ringan buat Anda.
Anak-anak mampu menjelaskan persoalan-pesoalan dunia secara mendalam, tetapi ketika bertanya tentang Tuhan, mereka mengeluarkan petanyaan-pertanyaan paling sulit tentang baik, buruk, hidup dan matinya Tuhan.
Cara-cara di bawah ini akan bisa membantu Anda dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, ketika Anda sedang berbicara dengan anak Anda tentang Tuhan dan mengungkap tentang rahasia-rahasia Nya.
i. Anda harus menganggap serius pertanyaan anak, dan sebelum menjawab berfikirlah sejenak untuk mencari waktu yang tepat untuk menjawab pertanyaan mereka.
Mungkin Anda sedang sibuk memasak, telephone juga berdering terus-menerus, rumah masih berantakan di sana-sini, dan masih banyak pekerjaan-pekerjaan yang belum Anda selesaikan, kemudian tiba-tiba anak Anda bertanya: "Mama, Tuhan besarnya seperti apa?". Normal, kalau dalam keadaan seperti ini, menjawab pertanyaan anak bukanlah waktu yang tepat betapapun berharganya pertanyaan mereka. Ketika Anda berada dalam kondisi seperti ini tetapkanlah waktu yang tepat untuk menjawab pertanyaannya, tentu saja dengan persetujuan anak Anda. Biasanya awal malam adalah waktu yang paling tepat untuk hal ini, karena selain pekerjaan Anda telah selesai, Anda juga mempunyai cukup waktu untuk bercakap dan berbincang tentang Tuhan dengan anak Anda. Paparkanlah kembali pertanyaan mereka dan ungkapkanlah pendapat-pendapat Anda dengan bahasa yang ringan dan mudah difahami.
ii. Perhatikan pertanyaan anak Anda.
Kadang-kadang anak mengajukan suatu pertanyaan bukan untuk memuaskan rasa keingintahuannya atau untuk mencari jawaban yang benar, tetapi hanya untuk memancing perhatian orangtuanya atau untuk alasan-alasan yang lain. Anda tentu lebih memahami akan hal ini dan Andapun mempunyai kemampuan yang lebih untuk mengkaji apa yang menjadi alasan anak sehingga mengajukan suatu pertanyaan. Ketika Anda telah memahami bahwa anak-anak bertanya betul-betul muncul dari rasa keingintahuannya, maka perhatikanlah pertanyaan mereka dengan seksama.
iii. Katakan dengan jujur kepada anak, bahwa tidak semua pertanyaan mereka bisa Anda jawab.
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan anak, Anda tidak harus menunggu hingga Anda mampu menjawab kesemua pertanyaan mereka, karena barangkali Anda bukanlah seorang filsuf atau 'alim rabbani yang mengetahui seluk-beluk pertanyaan dan jawabanya dengan sangat detail dan seksama, atau barangkali Anda khawatir bahwa jawaban Anda malah akan membuat kekeliruan dan menimbulkan kebingungan dalam diri anak. Maka, katakanlah dengan jujur, bahwa tidak semua pertanyaan mereka bisa Anda jawab.
Pada masa pra remaja, kadang-kadang anak tidak berminat untuk mengungkapkan kesemua pertanyaan mereka kepada Anda. Dalam keadaan ini maka sebaiknya Anda menyarankan supaya anak mengungkapkan pertanyaannya kepada seseorang yang bisa dipercaya (seperti kakak, guru,….). Tentunya Anda juga harus mengingatkan bahwa tidak selamanya dia bisa membebankan semua jawaban dari pertanyaannya kepada orang lain, tetapi suatu ketika dia harus berusaha sendiri dan mampu untuk mencari jawaban dari pertanyaannya.
Untuk memahamkan dan memperkenalkan wujud Tuhan kepada anak, Anda bisa memulainya dengan mengingat kembali pemahaman Anda tentang Tuhan. Meskipun Anda sebagai seseorang yang telah dewasa mempunyai pengalaman yang lebih banyak dalam persoalan ini, tetapi pencarian terhadap hakekat Tuhan adalah suatu hal yang tidak akan pernah ada hentinya dan akan berjalan terus-menerus dalam seluruh jenjang kehidupan manusia. Atas dasar ini, hingga sekarangpun Anda sebenarnya masih tetap sebagai seorang pencari (hakekat Tuhan) yang hanya bisa memberikan sedikit dari pemahaman yang Anda miliki kepada anak Anda. Hal ini terjadi mungkin karena ada beberapa persoalan yang untuk Anda sendiripun belum mempunyai pemecahan dan jawaban yang memuaskan atau bahkan ada sebagian dari persoalan yang hingga kini belum Anda temukan jawabannya.
Oleh karena itu, berikanlah selalu semangat kepada anak Anda untuk mencari pengetahuan lebih banyak lagi tentang Tuhan, dan berbincang-bincang tentang Nya bersama Anda. Pergunakanlah pemisalan atau contoh untuk menjawab pertanyaan mereka. tetapi Anda harus senantiasa menekankan bahwa Anda tidak mampu untuk menjawab secara sempurna pertanyaan-pertanyaan mereka, karena setiap jawaban yang Anda berikan tetap akan mempunyai penafsiran yang terbatas akan hakekat Tuhan, sedangkan Tuhan adalah sesuatu yang tidak bisa dibahasakan, karena bahasa bagaimanapun tinggi dan sempurnanya tetap membuat batasan akan hakekat Tuhan yang tak terbatas.
Katakan pada anak Anda:
" Mama tidak tahu sebesar apa Tuhan itu, tetapi Mama tahu bahwa di alam ini tidak ada sesuatupun yang lebih besar, lebih agung, lebih kuat, lebih baik dan lebih indah dari Nya. Tuhan lebih agung dari cahaya yang memancar, lebih luas dari langit, lebih besar dari alam, lebih …. dan Dia begitu mencintai hamba-hamba Nya.",
"Tetapi di mana Tuhan tinggal?",
"Dia hadir di semua tempat.",
"Apa Dia hadir pula di kamar Zahra?",
"Iya.",
"Dia juga ada di dalam lemarinya Zahra?, Di tempat mainan Zahra?, Di kulkas?, Di kamar Mama?, Di …..?",
"Tentu! Tentu!."
"Tapi bagaimana?",
"Tidak ada seorangpun yang tahu.",
"Kenapa?",
"Karena Dia Tuhan, yang tidak memiliki keterbatasan seperti kita manusia. Tuhan tidak bisa dibatasi oleh dinding, tidak bisa dibatasi oleh pintu, bumi, langit, ….. dan di manapun kita berada Dia senantiasa bersama kita."
Ketika Anda merasakan bahwa tidak ada keharusan untuk mengetahui jawaban dari kesemua pertanyaan tersebut, maka Anda berdua akan lebih merasakan kebesaran dan keagungan Nya. Perasaan seperti ini akan semakin memperkuat kebutuhan Anda akan Tuhan dan akan semakin menggerakkan keinginan Anda untuk mencari dan lebih mendekatkan diri kepada Nya.
BAB 2.
SIAPA TUHAN …?
Dikarenakan tidak adanya satupun jawaban yang sederhana dan pasti dalam menjawab pertanyaan tentang "Siapa Tuhan?", maka dalam menjawab pertanyaan anak, Anda harus mengusahakan sedemikian rupa sehingga kecenderungan pertanyaan anak Anda terjawab.
Ketika anak Anda bertanya "Siapa Tuhan?", kira-kira jawaban seperti apa yang akan Anda berikan padanya?. Ya!. Menjawab pertanyaan seperti ini bukanlah sebuah persoalan yang mudah. Berabad-abad lamanya para filosof, ulama, penyair, ilmuwan, …., berusaha untuk mencari jawaban yang lebih mendalam dari pertanyaan ini.
Di dalam masyarakat yang mempunyai penduduk dan kebudayaan yang heterogen dan bermacam-macam ini, bisa jadi anak Anda berhubungan dengan dengan anak-anak lain yang mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda (Masehi, Yahudi, Islam, … bahkan yang tidak bermadzhab sekalipun). Informasi dan pendapat yang berbeda-beda tentang Tuhan yang ada di dalam masyarakat seperti ini akan memicu anak untuk bertanya lebih banyak lagi tentang Tuhan.
Sebagian masyarakat menganggap bahwa Tuhan merupakan sebuah sosok khusus dan tertentu, sehingga kadang-kadang mereka menisbatkan Tuhan sebagai bintang atau gunung tertentu. Sebagian yang lain menganggap Tuhan sebagai sebuah kekuatan yang perkasa dan dahsyat, yang orang-orang China menyebut Nya sebagai kekuatan Tao, Hindhu menamai Nya dengan Rta, sementara orang-orang Iran primitif menyebut Nya Asha. Orang-orang Hindhu menggambarkan Nya dengan bentuk yang bermacam-macam. Tetapi para penganut agama tauhid (Masehi, Yahudi dan Islam) pada dasarnya berkeyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan. Sedangkan orang-orang Budha tidak mengeluarkan sedikitpun pendapat tentang Nya, tetapi mereka berbicara tentang hakekat keberadaan. Anda lihat betapa manusia memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang Tuhan.
Sebagian dari orang tua mempergunakan beberapa istilah filsafat dalam memberikan pemahaman tentang Tuhan kepada anak, yang sayangnya istilah-istilah tersebut sulit dimengerti oleh anak-anak mereka. Para ilmuwan filosof mempergunakan istilah-istilah seperti: abadi, muqaddas, iradah, azali dan abadi, dsb. Istilah-istilah seperti ini, bahkan buat orang-orang dewasapun kadang sulit untuk difahami, bagaimana lagi untuk anak-anak yang kemampuan pemahaman mereka masih amat terbatas?.
Untuk memberikan jawaban pertanyaan anak-anak Anda tentang Tuhan, perhatikanlah hal-hal sederhana -tetapi prinsip- di bawah ini:
1. Sampai di mana kemampuan berfikir anak Anda.
Dengan meneliti pertanyaan-pertanyaan di bawah ini akan membantu Anda untuk mengenali persoalan di atas:
" Istilah seperti apa yang bisa difahami oleh anak.
Orang-orang dewasa mampu memahami istilah-istilah seperti dzati, fi'li, azali dan abadi, hikmah, kodrat, iradat dsb, tetapi untuk anak-anak dibawah umur enam tahun pergunakanlah istilah-istilah yang lebih mudah seperti : untuk selamanya, besar, kuat, baik dsb. Sedangkan untuk anak-anak berumur enam tahun keatas, kemampuan pemahaman mereka telah mengalami kemajuan. Mereka telah mampu memahami apa itu senantiasa, berada di semua tempat, agung, abadi, sempurna dan lain-lain.
" Dengan apa Tuhan bisa diperbandingkan sehingga anak-anak akan mudah untuk memahami Nya.
Biasanya kita membandingkan pengetahuan atau informasi baru kita dengan informasi lampau kita untuk memahamkan sesuatu kepada anak-anak. Dengan cara seperti ini, katakan kepada anak Anda: "Siapa orang yang paling kuat yang kamu kenal?. Maka Tuhan lebih kuat darinya", "Tuhan menjaga kalian melebihi ayah dan ibu dalam menjaga kalian", "Ketika kamu begitu menyayangi seorang bocah yang lumpuh, Mama jadi teringat akan Tuhan yang begitu menyayangi kita", "Ketika burung-burung berkicau, sebenarnya mereka hendak mengatakan kepada kita bahwa Tuhan menjaga mereka".
" Gambaran seperti apa yang telah diperoleh anak Anda selama ini tentang Tuhan, sehingga dalam penjelasan selanjutnya Anda tinggal meneruskan yang telah ada.
Meskipun Tuhan lebih agung dari setiap gambaran yang ada, tetapi pengetahuan kita tentang Nya senantiasa bergantung pada kedewasaan pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki. Untuk bisa menjawab pertanyaan anak Anda tentang "Siapa Tuhan?", cobalah berikan pertanyaan balik padanya: "Menurut pendapatmu siapakah Tuhan sebenarnya?". Dari jawaban yang Anda peroleh dari anak, Anda akan mampu mengetahui seperti apa gambaran anak tentang Tuhan.
2. Apa sebenarnya kebutuhan anak Anda.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tanyakan pada diri Anda sendiri: "Apakah dia syak terhadap keberadaan Tuhan?", "Apakah dia ingin mendapatkan keyakinan bahwa senantiasa ada seseorang yang menjaganya?", "Apakah dia ingin mengenali kebenaran dan kesalahan secara benar sebagai pedoman untuk menentukan tindakan dan perbuatannya?", atau… "Apakah dia ingin mencari landasan dari setiap ilham yang dia dapatkan dalam wujud Tuhan?".
Dengan meneliti pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, Anda akan terbantu dalam menetapkan jawaban seperti apa yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan anak Anda serta bagaimana penyampaian yang tepat, ringan dan mudah difahami oleh anak.
Tentunya, Anda juga bisa mempergunakan kepercayaan-kepercayaan atau keyakinan-keyakinan dimana semua agama sependapat dalam hal tersebut, sebagaimana :
i. Tuhan adalah akhir dan tujuan dari segala sesuatu.
Tidak ada sesuatupun yang lebih besar dari Nya, dan berabad-abad lamanya manusia telah meletakkan seluruh keyakinan mereka pada Nya karena Dia lebih penting dari kehidupan mereka sendiri. Katakan pada anak Anda : "Tuhan adalah paling penting dan paling besarnya segala sesuatu yang berada di alam ini".
ii. Tuhan adalah penguasa mutlak.
Dia mampu menciptakan dan sekaligus juga menghancurkan. Dia mampu melenyapkan kesusahan menjadi kegembiraan dalam sekejap. Tuhan adalah paling baiknya pengurai masalah bahkan yang paling berbelit sekalipun. Oleh karena itu katakan ada anak Anda: "Tuhan adalah paling pandai dan paling kuatnya segala sesuatu di alam semesta ini".
iii. Tuhan adalah pemberi arti kehidupan.
Tuhan memberikan tujuan serta maksud pada alam ini, dan tujuan inilah yang memberikan makna pada semuanya. Bahkan pada suatu kejadian yang kita anggap sebagai suatu hal yang "kebetulan", berada dalam kuasa Nya. Katakan pada anak Anda "Tuhan mengetahui maksud yang tidak kamu ungkapkan dan Tuhan juga mampu mengetahui jawaban dari semua pertanyaan".
iv. Tuhan adalah mata air harapan.
Pada kondisi dimana kita telah merasa lemah dan tak berdaya untuk melakukan apapun dan tidak kita temukan satupun jalan untuk keluar dari kesulitan yang kita hadapi, maka tawakkal kepada Tuhan merupakan satu-satunya harapan yang memberi kekuatan kepada kita untuk bangkit. Katakan: "Tuhan senantiasa membantu kita dalam memecahkan setiap persoalan".
v. Tuhan adalah Mahanya suci.
Yang kesucian Nya bisa dilihat dari penciptaan dan tujuan penciptaan alam beserta isinya ini. Oleh karena itulah penyembahan dan ibadah serta ketaaatan hanya pantas dan layak untuk Nya. Katakan :"Tuhan berbeda dari setiap gambaran yang ada".
vi. Meskipun Tuhan Penguasa Mutlak dan Suci, tetapi Dia bisa dikenali.
Dan Tuhan menurunkan rasul-rasul Nya sebagai penyampai risalah Nya sehingga manusia mengenali Tuhan mereka, dengan segala sifat dan keagungan yang dimiliki Nya, serta mengetahui perintah dan larangan-larangan Nya dan pada akhirnya mengikuti jalan yang dipilih oleh para rasul Nya. Anda, ketika hendak menjawab pertanyaan-pertanyaan anak Anda tentang Tuhan tempatkan diri Anda pada posisi penyampai risalah. Katakanlah: "Tuhan lebih besar dan lebih agung dari segala yang mampu digambarkan oleh manusia. Kita hanya mampu mengenali sifat-sifat Nya secara sangat terbatas, tetapi dengan semakin mencari , kita akan menjadi semakin memahami dan semakin dekat dengan Nya".
BAB 3.
DI MANA TUHAN ….?
Bisa jadi dikarenakan oleh kebutuhan-kebutuhan yang timbul pada masanya, anak Anda akan menggambarkan bahwa Tuhan mempunyai tempat tertentu sebagai tempat tinggal.
Pada suatu sore musim panas, sebuah keluarga mengadakan suatu perjalanan. Langit terlihat cerah setelah terjadinya taufan kecil di daerah itu dan mataharipun telah tampak menyembul di sela-sela awan yang tersisa. Sinar merah jingga matahari yang muncul dari balik awan menyebabkan langit ufuk berwarna-warni indah. Anak Anda menatap ke arah ufuk dengan takjub dan bertanya: "Ayah…, apakah Tuhan tinggal di sana?".
Anak-anak mempunyai anggapan tertentu tentang rumah. Menurut mereka, rumah merupakan suatu tempat untuk menetap, istirahat dan tinggal bersama anggota keluarga, dimana terdapat perasaan aman, nyaman dan tenang di dalamnya. Anak-anak dengan ragam pengalaman yang mereka miliki - baik ataupun buruk - terhadap rumah, begitu mereka memahami bahwa rumah adalah tempat untuk menetap, maka merekapun akan menisbatkan hal ini untuk segala sesuatu yang ada. Mungkin suatu saat atas dasar hal ini anak menjadi begitu ingin tahu tempat tinggal burung, atau kali lain dia akan mengatakan bahwa dia mengetahui di mana tempat tinggal pesawat terbang, atau kali lainnya lagi dia akan bertanya di mana matahari tidur. Dan begitu pulalah anggapan mereka tentang Tuhan. Kadang masjid atau tempat-tempat ibadah yang lain mereka nisbatkan sebagai tempat tinggal Tuhan. Dan mungkin juga anak akan bertanya pada diri mereka sendiri: "Apakah Tuhan betul-betul tinggal di tempat ini?", "Apakah Tuhan bisa dibatasi oleh ruangan dan tempat tertentu?", "Apakah Tuhan bisa hadir di tempat-tempat suci dalam waktu yang bersamaan?".
Ada dua jawaban global yang kita temukan di masyarakat ketika muncul pertanyaan dari anak tentang Tuhan. Sebagian mengatakan bahwa Tuhan tinggal di langit. Keyakinan ini memberikan pemahaman yang lebih banyak terhadap Keesaan dan Kesucian Tuhan dari selain Nya. Mari kita lihat apa yang dilakukan oleh bocah kecil ini:
Martin, bocah lelaki sekitar delapan tahun sedang menggambar syurga. Dia menggambar sebuah segiempat yang di dalamnya terdapat lingkaran berbentuk oval sebagaimana sebuah telur yang mempunyai kulit berwarna-warni indah. Martin mengatakan telur oval ini sebagai syurga karena warnanya yang bagus. Menurutnya bangunan-bangunan yang terdapat di dalam telur ini terbuat dari kue berwarna-warni yang sangat lezat. Di sekitar bangunan terdapat manusia-manusia yang sangat bergembira dan beruntung dalam kehidupan mereka. Martin mewarnai bagian luar dari telurnya dengan warna hitam, karena dia yakin bahwa tempat yang terdapat di antara bumi dan syurga berwarna hitam. Diapun menggambarkan sebuah sosok di salah satu sisi dari telurnya dan mengatakan bahwa sosok tersebut adalah Tuhan. Martin bilang: "Hidup Tuhan dengan hidup kita berbeda. Bagaimanapun juga kita tidak mampu melihat Nya karena Dia berada di syurga dan kita di sini".
Tetapi sebagian yang lain mempunyai keyakinan bahwa Tuhan hadir pada semua tempat. Mereka yakin bahwa Tuhan hadir pula dalam tumbuhnya bunga, memancarnya mata air dan Tuhan hadir pula dalam pilihan-pilihan baik dalam kehidupan manusia. Kelompok ini mengetahui bahwa Tuhan senantiasa bersama mereka dan bahkan lebih dekat dari urat nadi mereka sendiri. Keyakinan seperti ini lebih banyak menekankan pada kebersamaan Tuhan dan penjagaan abadi Tuhan terhadap diri manusia.
Andi bocah lelaki berumur sembilan tahun sedang menggambar sebuah gunung yang di sana terdapat sebuah tangga yang menghubungkan antara lembah dengan puncaknya. Di lembah gunung terdapat sekelompok manusia yang sedang menyembah patung-patung anak sapi, sementara pada puncak gunung terdapat seorang laki-laki berjubah putih dan bertongkat, kata Andi sosok ini adalah sosok Hadzrat Musa (as). Di tangan beliau terdapat sebuah kitab tebal bertuliskan "Kitab Perjanjian". Di atas kepala Hadzrat Musa (as). terdapat tangan besar nan indah, yang katanya: "Ini tangan Tuhan" dan ketiganya: Hadzrat Musa (as), Kitab Perjanjian dan Allah dikelilingi oleh sinar warna-warni yang indah, merah, kuning dan jingga yang memanjang hingga ke langit. Andi mengatakan semua yang terdapat di puncak gunung ini bisa berhubungan dengan manusia-manusia yang berada di lembah melalui tangga yang ada tadi, demikin juga orang-orang yang berada di lembah yang jauh dari ketiganya mampu pula mengadakan hubungan dengan mereka apabila berkehendak (lukisan ini menunjukkan adanya hubungan timbal-balik antara kedua kelompok). Kemudian Andi melanjutkan: "Tuhan marah atas apa yang diperbuat oleh penyembah-penyembah patung tersebut, begitu juga Hadzrat Musa (as), tetapi keberadaan Hadzrat Musa (as) mampu mencegah kemarahan Nya, dan Tuhan menenangkan Hadzrat Musa (as). Kejadian-kejadian yang berada di lembah sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang ada di puncak gunung".
Pada pandangan terakhir, digambarkan bahwa Tuhan adalah sebuah maujud yang senantiasa hidup bersama kita dan bahkan kebersamaan Nya lebih dekat dari anggota keluarga dan seorang sahabat. Dengan pandangan seperti ini kita mampu bersyukur dan wajib bersyukur atas Kasih Sayang dan Perhatian Tuhan yang Dia berikan kepada kita.
Yang penting untuk diperhatikan di sini adalah ada kemngkinan dikarenakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan saat ini dan adanya pemahaman terbatas yang dimiliki oleh anak sehingga menyebabkan anak Anda akan menggambarkan bahwa Tuhan mempunyai tempat tertentu untuk tinggal.
Kebutuhan anak akan informasi tentang Tuhan meskipun bisa dikatakan sangat banyak, bisa dimasukkan ke dalam salah satu dari katagori di bawah ini :
i. Jika anak berfikir tentang hubungan Tuhan dengan dirinya.
Katakanlah: "Tuhan dekat dan senantiasa bersama kita. Dia melihat kita dan mendengar setiap percakapan kita".
ii. Jika dia bertanya tentang tempat tinggal Tuhan di alam ini.
Katakanlah: "Tuhan hadir di semua tempat. Dia hadir di sisi kita dan bersamaan dengan itu Diapun hadir di seluruh alam, di langit, di bintang-bintang, di matahari, di bulan …..".
iii. Jika anak Anda bertanya tentang akar kebahagiaan dan kebaikan.
Katakanlah: "Akar kebahagiaan dan kebaikan adalah syurga dan Tuhan berada di sana".
iv. Jika keraguannya adalah tentang: apakah Tuhan mengetahui kesedihan-kesedihan, ketakutan-ketakutan dan kemarahan-kemarahannya.
Jawablah: "Tuhan mengetahui seluruh kesulitan yang kamu hadapi dan Dia senantiasa membantumu dalam menyelesaikan setiap masalah".
v. Jika anak mengatakan bahwa dia merasakan kehadiran Tuhan di masjid dan di tempat-tempat suci lainnya.
Katakan: "Tentu! Tuhan memang hadir di sana".
vi. Jika suatu saat dia memaksa ingin melihat Tuhan.
Katakan: "Kita semua berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan".
vii. Munculnya pertanyaan tentang "Di mana Tuhan" dengan segala alasan yang mungkin timbul di balik itu, membutuhkan jawaban bahwa: "Tuhan hadir di semua tempat. Sekarang, tentang apakah kamu bisa melihat Nya ataukah tidak, tergantung pada apakah kamu mampu membatasi Nya dalam sebuah ruangan yang tertutup sehingga kamu dengan mudah dapat melihat Nya. Tentu saja "Tidak", karena kita tidak akan pernah mampu membatasi Tuhan".
BAB 4.
APAKAH TUHAN BISA MELIHATKU DAN MENDENGARKAN PERCAKAPANKU ….??
Sebuah aqidah dan keyakinan tentang penafsiran pribadi Tuhan.
Kehadiran Tuhan pada semua tempat atau menetap Nya di langit tidak akan menyelesaikan kebingungan anak. Apa pentingnya buat anak mempertanyakan tentang di mana Tuhan, atau tentang apakah Tuhan mampu melihatnya dan mendengarkan percakapannya?. Hal yang penting buat seorang anak adalah: merasakan kehadiran Tuhan dalam hubungan dan interaksinya dan dalam setiap kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh anak mungkin akan memicunya untuk menanyakan hal-hal berikut:
1. Gerak lincah seorang anak mungkin akan memaksa dia untuk berfikir apakah Tuhan mampu senantiasa mengejar dan mengikuti langkahnya?.
Kita tahu , anak-anak mempunyai aktivitas dan gerak yang luar biasa banyaknya. Bertemu dengan sanak keluarga, bermain ke rumah teman, belajar dengan guru privat, belanja, pulang-pergi sekolah, perpindahan rumah atau terjadinya perpisahan antara kedua orangtuanya, yang menyebabkannya jauh dari rumah semula, mungkin untuk berpindah ke kota lain atau bahkan ke negara lain, akan memicu anak-anak untukbertanya:" Apakah Tuhan mampu mencarinya dan apakah Dia mampu sampai kepadanya?".
2. Anak mungkin telah mempunyai pengetahuan yang lebih banyak tentang besar dan luasnya alam ini dan dia tidak akan begitu saja menerima bahwa Tuhan mampu memenuhi alam semesta ini.
Udara adalah sebuah fenomena yang telah mampu dimengerti oleh anak pada masa pertumbuhan awalnya, dan mereka telah mampu menentukan posisi dirinya dalam sebuah tempat dari segi jarak dan sebab. Atas, bawah, jauh, dekat, tinggi dan rendah merupakan sebuah pemahaman awal yang dimiliki anak dalam hubungannya dengan udara. Kemudian setapak demi setapak mereka akan mengenal istilah: betapa jauhnya, betapa dekatnya, pintu berikutnya, jalan berikutnya, kota berikutnya, ……dsb, hingga kemudian sampai pada pemahaman bahwa luasnya alam menyebabkan udara tidak terbatas untuk digambarkan. Dengan semakin terbukanya wawasan anak, penantian mereka akan jawaban yang memuaskan tentang tempat tinggal Tuhan pun semakin berkembang.
3. Ketika masuk ke tempat baru untuk pertama kalinya, anak akan mempunyai perasaan asing dan sendirian.
Masuknya seorang anak ke sekolah untuk pertama kali atau pada tahun ajaran baru atau pergi piknik untuk pertama kali akan menyebabkan anak merasakan suatu keadaan dimana dia seperti sedang masuk ke sebuah dunia baru. Perasaan ini mungkin diikuti pula dengan rasa takut, ngeri atau ragu-ragu. Saat itu anak akan bertanya pada dirinya sendiri: "Dalam keadaan seperti ini apakah Tuhan membiarkanku sendirian?, Benarkan Tuhan senantiasa menemaniku?".
4. Mungkin anak telah melakukan suatu perbuatan tercela, kemudian bertanya pada dirinya sendiri: "Apakah Tuhan mengetahui dan melihat perbuatanku?".
Bisa jadi seorang anak mengambil uang secara sembunyi-sembunyi dari kantong ibunya dengan jantung yang berdebar-debar dan membelikannya gula-gula dengan rasa was-was. Kenapa?. Karena sebenarnya dia merasa takut telah melakukan hal tersebut tanpa izin. Dia akan berfikir meskipun ibunya tidak melihat apa yang dia lakukan, tetapi Tuhan yang senantiasa hadir di setiap tempat pasti akan melihatnya, atau barangkali dia akan menghayalkan bahwa Tuhan pasti akan melaporkan hal ini kepada ibunya, dan mengatakan kepada ibunya betapa perbuatan tercela telah dia lakukan.
Merasakan kehadiran Tuhan akan menguatkan keimanan seorang anak, sehingga sampai pada batas dimana tanpa kehadiran orangtuanya sekalipun dia tetap menjaga kehormatan mereka dan melaksanakan program-program yang mereka berikan. Pada sisi lain bisa jadi juga dengan adanya perasaan seperti ini akan menyebabkan anak senantiasa merasa berada dibawah pengawasan, sehingga menyebabkan dia senantiasa khawatir, berdebar-debar dan merasa tidak nyaman. Tentunya kedua keadaan ini bergantung pada perasaan yang dimiliki oleh anak terhadap kehadiran orangtuanya, dan di sini bagaimana sikap orangtua menghadapi kesalahan anak-anak mereka akan sangat berpengaruh terhadap berkembangnya salah satu dari keadaan yang telah tersebut di atas.
5. Adanya keyakinan tentang gambaran sosok dari Tuhan.
Keseluruhan perasaan yang bertentangan seperti di atas muncul dari kejadian-kejadian dimana kita tidak mampu melihat dan mendengar suara Nya tetapi kita percaya bahwa Dia hadir di semua tempat dan melihat di manapun kita berada serta mendengar suara kita betapapun pelannya. Kami menyarankan latihan-latihan di bawah ini yang bisa Anda sesuaikan dengan usia anak:
i. Gambarkanlah sebuah pemandangan untuk anak Anda (sebuah kota, sebuah pemandangan bawah laut, taman bermain, sawah, atau pedesaan, …) yang khususnya memperlihatkan adanya kelompok manusia dengan aktivitas yang berbeda-beda (Anda bisa memperlihatkan kepadanya sebuah foto atau lukisan pemandangan). Setelah itu mintalah pada anak Anda untuk menentukan tempat yang dia suka untuk berada di sana atau menentukan tampat yang dia tidak suka untuk berada di sana. Dan mintalah padanya untuk bercakap dengan Anda tentang tempat-tempat yang menurutnya indah dan menyenangkan serta tempat-tampat yang membangkitkan perasaan takut dan tidak nyaman dalam dirinya. Setelah itu tanyakan padanya: "Menurutmu, Tuhan hadir di bagian mana dari tempat-tampat itu? seperti: apakah Dia ada di sela-sela awan, di atas pepohonan, bersama burung-burung yang beterbangan, berenang dengan bocah kecil di dalam kolam atau …….? Di mana…?".
ii. Mintalah kepada anak Anda untuk mengeluarkan suara, pelan ataupun keras, dengan mulut ataupun dengan tangan. Kemudian tanyakan: "Kira-kira siapa yang mendengarkan suara ini? Orang-orang yang ada di dalam TV (tetapi mereka tidak mendengar bahkan dengan suara kita yang paling keras sekalipun), Tetangga?' Orang yang berada di ruangan sebelah? Kucing yang sedang tidur di balik pintu? Kamu sendiri? Ataukah … Tuhan? (yang mendengar bahkan dengan suara yang paling pelan sekalipun)".
iii. Lihatlah benda-benda yang berbeda-beda yang berada di sekitar Anda dengan mempergunakan kaca pembesar, kamera atau mikroskop dan katakan pada anak Anda bahwa Tuhan melihat semua yang ada, betapapun kecilnya tanpa mempergunakan satupun peralatan.
iv. Bersama-sama anak Anda buatlah daftar tentang hal-hal yang di sana Tuhan mempunyai kekuasaan untuk melihat dan mendengar, seperti:
" Tuhan bisa mendengar do'a-do'a yang kita panjatkan, tangisan, nyanyian, detak jantung dan bahkan derap langkah kaki semut. Dia mampu mendengarkan tumbuhnya kuncup bunga, gerak planet dan bintang-bintang, bahkan Diapun mampu mendengarkan jalan pikiran kita.
" Tuhan mampu melihat butir-butir paling kecilnya tanah, dalamnya samudra, perputaran bulan, semua molekul-molekul matahari, bagian paling gelapnya gua, keseluruhan huruf dan kalimat yang tertulis pada semua kitab yang ada dan pekerjaan serta gerakan yang paling tersembunyi sekalipun.
Pada akhirnya, Anda harus senantiasa memberikan penjelasan pada anak Anda bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan melihat dan mendengar yang sangat tajam melebihi segala maujud yang ada. Dan katakan pada anak Anda bahwa betapa baiknya Tuhan mempunyai kekuasaan seperti ini, karena Dia akan senantiasa siap membantu kita di manapun dan dalam keadaan apapun kita berada.
BAB 5.
DARI MANA AKU DATANG…?
Ketika anak Anda bertanya tentang "Dari mana aku datang?", maka paparkanlah sebuah cerita untuk menjawabnya.
Semua anak-anak pada suatu hari pasti akan bertanya pada orangtuanya tentang dari mana mereka datang. Kadangkala juga mereka menanyakan tentang bagaimana seorang bayi lahir. Ketika Anda telah berhadapan dengan pertanyaan seperti ini , maka mulailah Anda memberikan pelajaran kepada anak Anda tentang hubungan antar manusia, ayah dan ibu, kasih sayang keluarga, tanggung jawab serta posisi perempuan dan laki-laki -tentunya dengan bahasa yang sederhana dan ringan -.
Anak-anak mungkin saja bertanya kepada Anda tentang tempat kelahirannya, kota atau negara tempat ia dilahirkan atau apa perbedaan dan persamaan antara dirinya dengan teman atau tetangga, atau kadangkala pula pertanyaan mereka menjadi sangat mendalam yang akhirnya mengarah pada awal penciptaan manusia.
Nargis kecil, sedang melihat album keluarga sambil duduk di samping Ayahnya. Ayah memperlihatkan foto Nargis ketika masih bayi. Kemudian sang Ayah memperlihatkan pula foto pernikahan dirinya dengan Mama Nargis. Dan terakhir dia memperlihatkan kepada Nargis foto kedua orangtuanya, dan kedua orangtua mama Nargis yaitu foto kakek dan nenek Nargis. Tiba-tiba Nargis bertanya: "Ayah.., mana foto ayah dan mamanya kakek nenek?". Ayah menjawab: "Ayah tidak memiliki foto mereka. Mereka hidup jauh sebelum Ayah lahir". Kemudian, diam-diam Nargis berfikir tentang silsilah kedua orangtuanya dan meletakkan orangtua untuk masing-masing orang. Pertama tentang dirinya yang memiliki kedua orangtua, kemudian kedua orangtuanya yang masing-masing pula memiliki orangtua yaitu kakek-nenek, lalu kakek-nenek pun masing-masing mempunyai dua orangtua, selanjutnya kedua orangtua kakek-nenek yang lagi-lagi masing-masing mempunyai pula dua orangtua, selanjutnya……selanjutnya….dan selanjutnya. Tetapi pada akhirnya Nargis terdiam dalam kebingungan karena dia tidak tahu di mana dia harus berhenti atau dari mana silsilah ini harus dimulai sehingga sampai pada dirinya sendiri.
Dari dulu manusia senantiasa mencari awal dari sebuah fenomena. Salah satu dalil yang telah sangat kuno ditemukan tentang wujud Tuhan adalah hubungan antara wujud Tuhan dengan "penyebab pertama". Misalnya: hujan adalah penyebab tumbuhnya pepohonan, awan penyebab hujan, penguapan air lautan adalah penyebab awan, dan hujan penyebab terbentuknya air di muka bumi sehingga tumbuh pepohonan. Lalu … dari mana datangnya hujan pertama?. Tuhan-lah pencipta hujan pertama. Dengan kata lain jika kita mencari silsilah penyebab, maka kita akan sampai pada suatu tempat dimana mata rantai tersebut akan berhenti pada sesuatu atau seseorang (the first of cause). Dan disinilah penyebab awal dari sebuah sesuatu.
Di dunia tempat kita hidup, terdapat begitu banyak keajaiban yang kita temukan. Anak-anak kita mempunyai pertanyaan yang begitu banyak pula sehubungan dengan hal tersebut. "Ma, kenapa langit berwarna biru?, Ma, siapa yang mengajari binatang-binatang sehingga mereka bisa berlari, berenang, melompat dan terbang?, Apa yang menyebabkan terjadinya malam dan siang?, Siapa yang mengumpulkan tanah sebegitu banyaknya hingga terbentuk gunung-gunung dan lembah-lembah?, Siapa yang menumbuhkan pepohonan?, Bagaimana manusia bisa tercipta di dalam perut ibunya?, Bagaimana alam ini bisa tercipta?, Bagaimana….?.
Mengenai hal ini, cerita-cerita yang diungkapkan oleh berbagai kalangan agama tentang sumber penciptaan dan kelaziman-kelaziman ilmu tidak senantiasa berada dalam satu nada. Sebagian sepakat terhadap adanya rekonsiliasi antara keduanya dan mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dengan mengkomposisikan kelaziman yang ada. Sebagian lagi mengatakan bahwa berfikir tentang hal ini tidak akan perrnah memberikan hasil dan hanya merupakan sebuah pekerjaan yang mubadzir. Sekelompok lagi menerima dengan mutlak adanya kelaziman tertentu dengan menafikan kelaziman lainnya.
Tentunya, ada pula jalan lain yang tidak membawa kita pada sebuah kontradiksi dan perbedaan. Jalan ini menawarkan cara tentang apa yang harus kita lakukan ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan anak sehubungan dengan sumber penciptaan dari fenomena-fenomena yang ada, yaitu dengan cara mengungkapkan pendapat-pendapat dari berbagai agama dalam persoalan yang mereka pertanyakan - dengan mengesampingkan keyakinan yang Anda miliki dalam hal ini -, karena cerita-cerita tentang penciptaan tidak hanya berbicara tentang terciptanya alam semesta saja, tetapi lebih dari pada itu terkandung pula di dalamnya makna, tujuan, hakekat dan hubungan-hubungan yang terjadi antara satu pihak dengan pihak yang lainnya ( hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan ). Cerita-cerita madzhabi dengan segala pandangan-pandangannya tentang sumber penciptaan alam semesta ini, memberi pelajaran kepada kita tentang apa sebenarnya kehidupan dan apa yang harus dilakukan dalam kehidupan.
Ada beberapa hal yang patut kita perhatikan ketika kita mengungkapkan sebuah kisah kepada anak kita:
" Setiap kisah atau cerita mempunyai tingkatan dan kandungan makna yang berbeda-beda. Demikian pula halnya dengan cerita tentang penciptaan. Sebagian sepakat bahwa kejadian yang ada betul-betul terjadi persis layaknya alur cerita yang diungkapkan. Sebagian lagi berpendapat bahwa alur cerita tidaklah harus terjadi dalam kenyataan yang ada, tetapi cerita-cerita tentang penciptaan lebih bersifat sebagai sebuah cerita madzhabi. Namun apapun adanya, kodrat dan nilai dari sebuah cerita terletak pada bagaimana kita mampu menyampaikan kandungan dan inti pemikiran cerita sehingga mampu mengungkapkan bahwa penciptaan dan kehidupan manusia senantiasa mempunyai makna dan tujuan.
" Anda jangan terlalu banyak mempergunakan kalimat ketika mengungkapkan inti pokok dari apa yang hendak Anda ajarkan kepada anak Anda. Berilah kesempatan supaya cerita itu sendirilah yang menyampaikan pemahaman yang diperlukan.
" Sampaikanlah hanya cerita-cerita yang mempunyai kandungan penting untuk keperluan anak. Seperti prinsip-prinsip tentang:
" Jangan sekali-sekali membiarkan dia menggambarkan bahwa dirinya sendirian di dunia ini, karena sebenarnya seseorang telah membawanya ke dunia ini dengan tujuan tertentu. Katakan padanya bahwa wujud dan keberadaannya begitu berharga dan katakan pula bahwa segala sesuatu yang berada di alam ini mempunyai tempat, tujuan dan kekhususan sendiri-sendiri.
" Paparkanlah cerita-cerita tentang penciptaan kepada anak Anda sedemikian rupa sehingga pemikiran anak menjadi terbuka dan tercerahkan. Dalam menjawab pertanyaan tentang pemahaman kehidupan, berikanlah cara yang terbaik dalam menjawabnya, yaitu dengan bahasa yang jelas dan mudah difahami dan bukannya malah menambah kebingungan mereka.
" Anak-anak lebih kecil, bisa jadi akan memulai pertanyaannya dengan penyebab panjangnya leher jerapah atau penyebab munculnya garis-garis pada sekujur badan zebra, atau penyebab keberadaan sayap untuk setiap burung dan sebagainya.
" Anak-anak yang lebih besar sedikit mungkin akan bertanya tentang perbedaan antara manusia dengan maujud-maujud selainnya.
" Anak-anak yang lebih besar lagi usianya mungkin akan mulai bertanya tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.
Anda lihat, anak-anak mengajukan pertanyaan sesuai dengan tingkat umur yang mereka miliki. Semakin matang usia mereka, semakin mendalam pula kandungan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.
Oleh karena itu, haruslah Anda mengungkapkan cerita-cerita yang Anda kehendaki sesuai dengan umur anak, sehingga anak akan mampu memahami maksud Anda bahwa Tuhan lah pencipta alam ini, sehingga pula anak akan memiliki pandangan yang benar dan sehat akan hal tersebut dan dengan demikian akan mampu membawanya ke arah kehidupan yang "bermaksud", "berarah" dan "bertujuan". Dan dengannya pula mereka mampu mengatur dengan baik interaksi dengan selainnya.