ANTOLOGI ISLAM
Dimanakah Tuhan? Dimanakah Manusia?
Jika anda ingat, kita menemukan bahwa Allah mempunyai sejumlah jari, dua betis, yakni betis kiri dan betis kanan, dan tanda khusus pada salah satu kaki-Nya yang hanya diketahui oleh saudara Sunni dan mereka akan mengetahui Allah di hari kiamat menggunakan tanda khusus ini pada betis Allah.
Ketika menyelidiki penciptaan Hawa (wanita) dan Adam (lelaki), kami akhirnya menemukan hal-hal yang lebih tentang Allah Yang Maha Kuasa. Dia lebih kecil daripada salah satu bangunan di kota New York atau malah sebatang pohon. Tinggi-Nya hanya sekitar tiga puluh meter. Menggabungkan tanda-tanda ini dari Yang Maha Kuasa, kami harap lebih dekat lagi dengan Allah Yang Maha Tinggi.
Kami juga mendorong para ilmuwan Islam dan non-Islam untuk meneliti manusia pertama di muka bumi, yakni Adam. Tinggi Adam adalah tiga puluh meter.
Demikian juga, apabila para ilmuwan secara cermat memeriksa tulang-belulang yang tersisa sepanjang sejarah, mereka harus mampu menemukan suatu pola linier bagi tinggi manusia hingga ke ayah mereka. Pasalnya, umat manusia menurun tinggi tubuhnya dari 30 meter hingga 1,7 meter dewasa ini. Kami jamin para ilmuwan bahwa hasil-hasil lain adalah salah, dan mereka harus lebih menyelidiki tentang ini sebelum menyelesaikan penelitian mereka. Umpamanya, apabila mereka menemukan manusia es hampir setinggi manusia sekarang, pasti mereka salah. Semakin tua, semakin tinggi tulang-belulangnya. Semoga Allah membimbing para ilmuwan kita ke jalan yang benar.
Sesungguhnya, kami heran mengapa mereka tidak melakukan riset apapun. Mereka harus menaati hadis-hadis ini dan menurunkan hukum-hukum ilmiah mereka segera. Sekalipun sebuah hadis tidak sama dengan sebuah ayat Quran, apakah kita tidak membayangkan untuk mendengarkan hadis-hadis dan menaati mereka?
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 8246, diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW berkata:
Allah menciptakan Adam dalam citra-Nya, enam puluh cubit (ukuran panjang zaman dulu, kira-kira 30 cm - penerj.) Ketika Dia menciptakannya, Dia berkata (kepadanya),'Pergilah dan salamilah barisan malaikat yang duduk di sana, dan dengarkanlah apa yang mereka akan katakan sebagai jawaban kepadamu, karena itu merupakan salammu dan salam keturunanmu!" Adam (pergi dan berkata) berkata, 'Assalamu 'alaikum (kesejahteraan atas kalian)!' Mereka menjawab, 'Assaldmu 'alaika wa rahmatullahi (kesejahteraan dan rahmat Allah atasmu)!' Begitu mereka tambahkan, 'Wa rahmatullah.' Nabi Muhammad SAW mengimbuhkan, 'Maka barangsiapa yang akan masuk surga, termasuk dari bentuk dan gambaran Adam karena kemudian penciptaan keturunan Adam (yakni postur tinggi manusia berkurang secara tunak /terus menerus) hingga sekarang ini."'
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 4543, diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW berkata:
Allah menciptakan Adam, dengan tinggi tubuhnya sekitar 60 cubit. Ketika Dia menciptakannya, Dia berfirman kepada Adam, 'Pergilah dan salamilah barisan malaikat dan simaklah jawaban mereka, karena ia merupakan salammu dan salam (dari keturunanmu)!' Maka, Adam berkata (kepada para malaikat), 'Assalamu 'alaikum.'Para malaikat menjawab, 'Assalamu 'alaika wa rahmatullahi.' Jadi para malaikat menambahkan ucapan salam Adam dengan ungkapan, 'Wa rahmatullahi: Setiap orang yang akan masuk surga akan menyerupai Adam (dalam penampilan dan postur). Manusia telah mengalami penurunan tinggi badan sejak penciptaan Adam.
Allah Tidak Menyerupai Makhluk-makhluk-Nya
Kemudian anda berkata berdasar riwayat dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, "Allah menciptakan Adam menurut gambar-Nya, enam puluh cubit (sekitar 30 meter). Ketika Dia menciptakannya, Dia berkata (kepadanya).."
Artikel 'Nya' di sini maksudnya Adam, yang berarti bahwa Allah menciptakan Adam menurut gambar-Nya, yakni Adam bukanlah seorang anak kecil yang kemudian tumbuh menjadi dewasa seperti manusia lain. Ini artinya juga menolak teori Darwinisme: Adam diciptakan menurut gambarnya sendiri (60 cubit...) dan tidak bersumber dari makhluk binatang lainnya.
Dalam hadis, kata yang digunakan sebagai 'gambarnya' adalah 'ala shuratihi.
Kita mafhum bahwa Allah mengetahui rencana-Nya untuk seluruh alam sejak awal dimana umat manusia tidak menyadari rencana tersebut. Rencana tersebut adalah rencana, ia bukan gambaran sesuatu. Saat anda mengatakan bahwa anda memiliki sebuah gambar, itu artinya anda benar-benar ada. Dengan demikian, anda ada, anda punya sebuah gambar. Jadi, gambar merupakan sifat dari sesuatu atau manusia yang ada. Itulah sebabnya selembar foto disebut sebuah 'gambar'. Apabila anda melihat gambar seekor hewan, anda akan mengatakan bahwa hewan tersebut benar-benar ada (sekarang) atau ia benar-benar ada (dulunya). Ketika Allah hendak menciptakan Adam, (sebelumnya) tidak ada Adam. Tidak ada gambar Adam, karena (sebelumnya) tidak ada Adam. Akibat dari penalaran ini, 'Nya' dalam 'gambar-Nya' merujuk pada Allah, dan bukan merujuk pada Adam.
Sebaliknya, sebuah rencana yang tidak diterapkan bagaimanapun tetap sebuah rencana dan tidak pernah dirujuk sebagai gambar. Hadis yang telah dibicarakan sebagai berikut; "Dan Allah menciptakan Adam berdasarkan rencana-Nya," atau "Dan Allah menciptakan dengan ilmuNya," atau "Dan Allah menciptakan Adam dengan kekuasaan-Nya."
Anda tidak pernah bisa menemukan satu hadis pun (sekalipun hadis sampah) yang berbunyi, "Dan Allah menciptakan bumi menurut gambarnya.", atau "Dan Allah menciptakan seekor sapi menurut gambarnya."
Tidak ada satu ayat pun dalam apa yang disebut Injil atau buku hadis dimana Allah telah menciptakan seekor keledai menurut gambamya. Bagaimanapun ada sejumlah hadis di awal Perjanjian Lama seperti "Dan Tuhan menciptakan Adam menurut gambarannya."
Alasannya sederhana, ketika kita membincangkan rencana, ia adalah rencana dan bukan suatu gambar. Anda ragu, tanyalah lima milyar manusia normal dan mereka akan mengatakan kepada anda apa yang mereka pahami dari pernyataan ini!
Cara Allah Memenuhi Neraka
Sebagaimana telah anda ketahui sejak sekarang, Allah mempunyai sosok seperti manusia dengan tinggi 30 meter, dua betis dengan suatu tanda khusus pada salah satu betisnya. Betis ini sangatlah berguna. Suatu waktu ia bisa membungkam neraka. Kami pun penasaran ingin mengetahui berapa banyak anda akan menggunakan kaki anda untuk memadamkan api.
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 6372, diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW berkata:
Dikatakan kepada neraka, "Apakah engkau sudah penuh?" Neraka akan mengatakan, "Apakah ada tambahan?" Pada saat itu Allah akan meletakkan kaki-Nya ke dalam neraka, dan neraka akan berkata, "Cukup, cukup!"
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 6373, diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW berkata:
Surga dan neraka saling berdebat. Neraka berkata, "Aku telah diberi hak istimewa untuk menerima orang-orang yang sombong dan para penguasa." Surga berkata, "Apa yang terjadi padaku? Mengapa hanya orang yang lemah dan rendah di antara manusia yang memasukiku?" Pada saat itu Allah berkata kepada surga, "Engkaulah rahmat-Ku yang Aku limpahkan pada siapapun yang Aku kehendaki dari hamba-hamba-Ku." Kemudian Allah berkata kepada neraka,
"Engkaulah (sarana) azab-Ku yang dengannya Aku menyiksa siapapun yang Aku kehendaki dari hamba-hambaKu. Dan masing-masing kalian akan terisi penuh." Adapun neraka ia tidak terisi penuh sampai Allah meletakkan kaki-Nya dalamnya dan kemudian neraka akan berkata, "Qath, qath! (cukup, cukup)." Pada saat itu, neraka akan terisi penuh dan bagian-bagiannya yang berbeda akan saling mendekati, dan Allah tidak akan menyalahkan salah satu makhluk-Nya. Berkaitan dengan surga, Allah menciptakan penciptaan baru untuk mengisi surga.
Demikian pula, neraka ini tidak bisa menahan lingkungan panasnya pada dirinya sendiri. Kami sungguh tidak memahami bagaimana lingkungan semacam itu bisa menciptakan udara dingin juga.
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 4482, diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW berkata:
Neraka mengeluhkan kepada Tuhannya dengan mengatakan, "Wahai Tuhanku! bagian-bagianku yang berbeda saling memakan." Maka, Dia membiarkannya untuk menarik napas dua kali, satu di musim dingin, dan satu lagi di musim panas, dan ini merupakan alasan bagi panas yang menyengat dan dingin yang menggigit yang anda temukan (di musim-musim tersebut).' 14
Abu Hurairah atau Paul?
Barangkali anda telah mendengar nama Paulus. Ada seorang Paulus sebagai murid Yesus (Isa). Namun Paulus yang sohor ini bukanlah yang dimaksud. Dialah orang yang (sebagian mengatakan) tidak melihat Yesus sendiri kecuali dalam mimpinya. Dia menentang agama Kristen pada saat-saat tersebut, dan setelah turunnya wahyu dalam sebuah mimpi, ia menjadi seorang Kristen, dan ia menjadi bapaknya orang-orang Kristen sekarang ini. Tak seorang pun menanyakan kepadanya pada saat tersebut; Dimanakah anda putraku ketika Yesus berada di atas salib? Mengapa anda mengklaim bahwa anda bisa mengembangkan, menjelaskan, dan membela sekarang ini yang anda perjuangkan selama beberapa tahun?
Maksud kami adalah: Dia menjadi pilar agama Kristen dan sumber wahyu. Segala sesuatu, kemudian, muncul melaluinya. Beberapa peraturan dan teologi Kristen, semuanya muncul melalui ujaran-ujaran kalimatnya yang tidak termasuk pada agama asli di permulaan. Berapa banyak kalimat, anda pikir, yang menyebabkan orang-orang Kristen menyimpang dari akar-akar sejati mereka?
Ada seseorang yang bernama Abu Hurairah yang sejarahnya akan kami bawakan beberapa saat lagi. Orang ini menceritakan dirinya sendiri seperti ini:
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 1113, diriwayatkan oleh Abu Hurairah; "Tidak ada seorang pun di antara para sahabat Nabi yang telah meriwayatkan lebih banyak hadis ketimbang aku kecuali Abdullah bin Amri (Ibnu Ash) yang biasa menuliskan hadis-hadis dan aku tidak pernah melakukan hal yang sama."
Dari keseluruhan Shahih al-Bukhari yang jumlahnya sembilan jilid memuat sekitar 7068 hadis. Dari hadis-hadis ini, sekitar 1100 hadis diriwayatkan dari orang ini. Dalam madah lain, 15.56% dari seluruh hadis dalam Shahih al-Bukhari (sekitar 1/6). (Kami akan memberikan kepada anda sejumlah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam Shahih Muslim).
Sebagaimana yang kami tunjukkan, Abu Hurairah sendiri menentang ilmu. Hadis berikut merupakan hadis lain dimana ia secara jelas meriwayatkan sebuah hadis yang tidak senafas dengan apa yang diriwayatkan oleh Aisyah dan Ummu Salamah. Jika kita menerima bahwa Aisyah dan Ummu Salamah berada dalam rumah Nabi lebih daripada istri-istri lainnya, dengan mudah kita bisa menyaksikan masalah di sini. Hadis ini diterjemahkan oleh penerjemah hanya sampai akhir dari paragraf pertama. Kemudian ia berhenti menerjemahkan. Akan tetapi teks Arabnya masih ada. Sisanya merupakan terjemahan kami sendiri. Apabila anda tidak percaya, kami sarankan anda untuk merujuk teks Arabnya. Sebagai tambahan, kami akan menyampaikan kepada anda sumber-sumber lain untuk penjelasan dan terjemahan yang kami buat.
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 3148, diriwayatkan Aisyah dan Ummu Salamah:
Kadang-kadang Rasulullah SAW biasa bangun pagi hari masih dalam keadaan janabah setelah melakukan hubungan seksual dengan istriistrinya. Baru kemudian ia mandi dan berpuasa. Marwan berkata kepada Abdurrahman bin Harits, "Bersumpahlah kepada Allah bahwa dengan (mendengar) ini, Abu Hurairah akan berteriak!" Pada saat itu, Marwan berada di Madinah dan Abu Bakar berkata tidak menyukai hal ini. Kemudian kami berkumpul di Dzi Hulaifah dimana Abu Hurairah memiliki sepetak tanah. Abdurrahman berkata kepada Abu Hurairah, "Aku sedang mengatakan kepadamu hal ini, dan jika Marwan tidak menyuruhku (dengan bersumpah) untuk hal ini, niscaya aku tidak akan menyebutkan hal ini kepadamu." Kemudian ia mulai meriwayatkan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah dan Ummu salamah. Ia (Abu Hurairah) berkata, "Fadhl bin Abbas meriwayatkan kepadaku demikian dan ia lebih berilmu." Hammam dan Abdullah bin Umar meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk berbuka puasa, (secara jelas) rantai pertama (dari Aisyah dan Ummu Salamah) lebih terpercaya.'15
Sekali lagi saudara Sunni menyampaikan miskonsepsinya. Dia berargumen bahwa Abu Hurairah tinggal sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW selama beberapa tahun, ia tidak pergi ke pasar (sebagaimana para sahabat lain).
Kami menjawab: Apakah anda tahu berapa lama Abu Hurairah tinggal bersama Nabi Muhammad SAW? Jawabannya didapatkan dalam referensi-referensi Sunni berikut: AI-Milal wa an-Nihal oleh Ibnu Jawziah, dan Sirahi ibn Hisyam. Dikatakan dalamnya, Abu Hurairah menjadi seorang Muslim hanya dua tahun sebelum Nabi Muhammad SAW wafat. Oleh karenanya, bagaimana bisa ia melaporkan sekitar 2000 hadis dalam Shahih al-Bukhari, sementara hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ali, Imam Hasan, Imam Husain, atau Fathimah Zahra jumlahnya sangat sedikit? Bagaimana anda menerangkan hal ini? Kami tertarik pada jawaban objektif dan ilmiah anda yang didukung oleh sejumlah Rujukan.'16
Di antara semua sahabat dan orang-orang yang mengunjungi Nabi, hanya sedikit hadis yang diriwayatkan di antara sebagian besar hadis-hadis dalam Shihah. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Sementara hadis-hadis lain menyebutkan bahwa setidaknya 1400 orang menyertai Nabi di Hudaibiyah. Madinah sendiri mempunyai lebih dari 3000 penduduk. Dalam peristiwa Penaklukan Mekkah (fath al-mubin), lebih dari 10.000 orang ikut mendukung. Dalam haji terakhir Nabi, lebih dari jumlah yang sama ada bersama Nabi. Dari semua orang ini, hanya sedikit orang yang telah disebutkan dalam Shihah. Sebagian dari orang ini, seperti Abu Hurairah -baru masuk Islam hanya dua sampai tiga tahun sebelum wafatnya Nabi. Contoh lain, misalnya, Ummul Mukminin Aisyah. Dia meriwayatkan banyak hadis juga. Mari kita lihat berapa umurnya saat itu.
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 5236, diriwayatkan oleh ayahnya Hisyam bahwa Khadijah meninggal tiga tahun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Beliau tinggal di sana selama lebih kurang dua tahun dan kemudian ia menikahi Aisyah sewaktu ia berusia 6 tahun dan beliau menjalankan pernikahan tersebut ketika Aisyah berusia sembilan tahun.
Sebagian perhitungan sederhana menyatakan bahwa: Pertama, Nabi berhubungan dengan Aisyah satu tahun sebelum hijrah ke Madinah. Pada saat itu, Aisyah berumur enam tahun. (Hadis lain diriwayatkan oleh Aisyah sendiri bahwa ia masih bermain-main dengan boneka pada usia-usia tersebut); Kedua, Nabi menikahinya pada tahun kedua hijrah, ketika Aisyah berusia sembilan tahun; Ketiga, anggaplah bahwa Nabi tinggal hanya sepuluh tahun setelah hijrah, berarti Aisyah hanya hidup selama delapan tahun bersama Nabi dalam usia dewasanya. Satu hal lagi yang harus dicatat bahwa sebagaimana kami akan memberikan referensi-referensi yang tepat, seorang perempuan mudah melupakan perkataan, atau kata-kata mereka sendiri. Ini hal yang alamiah pada diri perempuan. Di samping itu, Aisyah tidak mempunyai suatu watak kemanusiaan yang unggul. Adalah lumrah menduga bahwa ia mungkin telah mengalpakan sejumlah hadis dalam bentuk hakikinya.
Sekarang mari kita lihat beberapa di antaranya. Kami akan memberi anda sejumlah statistik berkenaan dengan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh orang-orang yang berbeda. Kami tidak mendakwa bilangan-bilangan ini akurat, karena kami tidak menghitung mereka dengan jari.
Satu-satunya orang yang hadis-hadisnya dihitung oleh kami dan secara pribadi adalah Ali bin Abi Thalib dan putra-putranya. Sebagian hadis yang ditulis secara berulang-ulang oleh Bukhari juga dipertimbangkan dalam bilangan-bilangan berikut. Sebagai hasilnya, anda harus mengurangi 100 dari semua sejenak.
Jumlah hadis dalam 9 jilid kitab Bukhari sebanyak 7068 buah, dimana dari riwayat Aisyah sebanyak 1250 (17,68%), Abu Hurairah sebanyak 1100 (15,56%), Abdullah bin Umar sebanyak 1100 (15,56%), Anas bin Malik sebanyak 900 (12,73%), Abdullah bin Abbas sebanyak 700 (9,9%), Jabir bin Abdillah sebanyak 275 (3,89%), Abu Musa Asy'ari =165 (2,33%), Abu Said Khudri sebanyak 130 (1,84%), Ali bin Abi Thalib sebanyak 79 (1,11%), Umar bin Khathab sebanyak 50 (0,71%), Ummu Salamah sebanyak 48 (0,68%), Abdullah bin Mas'ud sebanyak 45 (0,64%), Muawiyah bin Abu Sufyan sebanyak 10 (0,14%), Hasan bin Ali sebanyak 8 (0,11%), Ali bin Husain sebanyak 6 (0,08%), Husain bin Ali sebanyak 2 (0.03%)
Sebagaimana yang bisa anda lihat, hanya sedikit hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib dan, apalagi, dari putranya-putranya. Kami belum memberikan data lain dari para perawi lainnya. Penulis kitab ini, Bukhari hidup sezaman dengan Imam Muhammad Baqir bin Ali bin Husain, dan Imam Ja'far bin Muhammad. Dia tidak meriwayatkan satu hadis pun dari mereka berdua. Padahal, Imam Ja' far dan Imam Baqir tengah meriwayatkan hadis dari ayah-ayah mereka hingga Ali bin Abi Thalib, dan akhirnya dari Nabi sendiri. Dalam madah lain, Bukhari tidak mengkaui putra-putra Ali bin Abi Thalib ini yang pantas untuk meriwayatkan hadis, dan ia beranggapan bahwa mereka adalah para pendusta.
Apabila anda melihal sumber-sumber hadis Syi'ah, anda akan temukan bahwa orang-orang ini tidaklah diam. Mereka meriwayatkan banyak hadis dari datuk-datuk mereka hingga Ali bin Abi Thalib, dan akhirnya dari Nabi. Apakah itu tidak menarik?
Hadis berikut tidaklah asing sejauh kandungannya diperhatikan. Di awal, Abu Hurairah meriwayatkan hadis dari Nabi. Ketika orang-orang bertanya kepadanya apakah ia mendengar hadis ini dari Nabi ataukah tidak, ia menjawab bahwa ia tidak mendengar dan ia meriwayatkan dari dirinya sendiri.
Pertama, apa yang kami inginkan anda agar melakukan hal itu untuk kami adalah anda menggunakan papan tulis anda dan secara jelas memisahkan hadis pertama dalam dua bagian; bagian pertama adalah yang diucapkan oleh Nabi, dan bagian kedua yang dibicarakan hanya oleh Abu Hurairah.
Ke dua, kami ingin anda mengatakan kepada kami secara jelas mengapa orang-orang bertanya kepadanya mengenai apakah kata-kata tersebut dilontarkan oleh Nabi? Sejauh pengetahuan kami, orang-orang mengajikan pertanyaan ini hanya jika kandungan hadis tersebut benar-benar ganjil bagi mereka, seperti hadis-hadis yang membicarakan masa depan dan sejumlah peristiwa yang tidak dapat dipercayai oleh mereka dan terjadi pada masa-masa tersebut. Apakah yang ganjil dalam hadis ini dan mengapa orang-orang bertanya kepada Abu Hurairah tentang apakah yang ia katakan itu berasal dari Nabi ataukah tidak.
Ke tiga, kami ingin anda mengatakan kepada kami dengan jelas apakah yang akan terjadi apabila orang-orang tidak bertanya kepada Abu Hurairah apakah setiap bagian dari hadis itu benar-benar dikatakan oleh Nabi ataukah tidak.
Ke empat, jika orang-orang tidak bertanya kepada Abu Hurairah, apakah hadis itu dikatakan oleh Nabi ataukah tidak, tampaknya orang-orang akan menganggap seluruh hadis itu sebagai kata-kata Nabi. Nyatanya, di samping itu, bahwa Abu Hurairah mengatakan sesuatu tentang dirinya sendiri dan menyisipkan kata-kata tambahan ke dalam sebuah hadis yang diriwayatkan (barangkali) oleh Nabi. Kami ingin anda secara jelas mengatakan kepada kami mengapa anda mempercayai seseorang yang telah menambahkan sejumlah kata dari dirinya sendiri ke dalam kata-kata Nabi:
Ke lima, sudikah anda menukilkan semua hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang diterima oleh Bukhari dan Muslim dan secara jelas menggambarkan sebuah garis antara bagian-bagian yang dibicarakan oleh Nabi dan kata-kata yang diucapkan oleh Abu Hurairah?
Sesungguhnya kami tidak mengerti bagaimana seorang manusia membiarkan dirinya sesuatu yang belum mendengar dari hTabi dan menisbatkannya pada
Nabi kata-kata tanpa peringatan sekalipun sebelumnya. Atau, mengapa ia mengatakan sesuatu dari dirinya sendiri sebelum secara jelas menyatakan di permulaan tentang kata-katanya sendiri bahwa ini (kata-kata tambahan tersebut) adalah kata-katanya sendiri dan bukan kata-kata Nabi?
Contoh kedua secara gamblang menunjukkan bahwa Abu Hurairah telah menambahkan sesuatu pada perkataan Nabi. Bagaimana halnya atas kasus-kasus dimana tak seorang pun telah meriwayatkan sesuatu yang diberikan oleh Abu Hurairah?
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 7268, diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
Nabi bersabda, "Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah yang diberikan ketika seseorang sedang kaya, dan tangan yang terulur lebih baik dari tangan yang menerima dan anda harus memulai pertama-tama mendukung para pembelamu." Kemudian Abu Hurairah melanjutkan, 'Seorang istri berkata, 'Anda seharusnya menyediakanku makanan atau menceraikan aku." Seorang budak berkata, "Berilah saya makanan dan nikmatilah pelayananku!" Seorang anak berkata, "Berilah aku makanan! Kepada siapakah engkau meninggalkanku?" Orang-orang berkata, "Wahai Abu Hurairah, apakah engkau mendengar itu dari Rasulullah?" Dia berkata, "Tidak, itu dari diriku sendiri."'
Kami ingin anda mengetahui mengapa Abu Hurairah sering menambah-nambah di beberapa tempat lainnya juga?
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 7492, dari Anas bin Malik yang berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Jangan minum di ad-Dubba' atau di al-Muzhaffaf!" Abu Hurairah biasa menambahkan kepada keduanya al-Hantam dan Naqir."
Asal-usul Abu Hurairah
Saudara-saudara Sunni biasanya menukil sejumlah ayat Quran guna memperlihatkan bahwa para sahabat yang turut andil dalam perjanjian Hudaibiyah telah mempunyai standar (kebaikan) tinggi dan dipandang sangat terhormat. Baiklah, kami tidak ingin mendiskusikan kebenaran interpretasi dan pemahaman di sini.
Apakah anda mengetahui bahwa Abu Hurairah bukanlah seorang Muslim pada saat-saat tersebut dan tentu saja tidak menyaksikan perjanjian Hudaibiyah?
Benar, Abu Hurairah tidak pernah menyaksikan perjanjian Hudaibiyah.
Abu Hurairah adalah seorang Yahudi, menjadi Muslim pada hari Khaibar yang terjadi satu tahun setelah perjanjian Hudaibiyah dan hanya tiga tahun hidup bersama Nabi.
Abu Hurairah menjadi Muslim pada hari Khaibar. Ini dibenarkan oleh Jabir bin Abdillah (hadis kedua). Abu Hurairah datang kepada Nabi selama perang Khaibar.
Kami tak perlu menekankan noktah ini bahwa perang Khaibar terjadi antara kaum Muslim dan Yahudi. Abu Hurairah adalah seorang Yahudi sebelum ia menjadi Muslim.
Abu Hurairah bersama Nabi hanya tiga tahun. Dia sendiri membenarkan dalam hadis pertama, "Saya menikmati persahabatan dengan Rasulullah selama tiga tahun."
Barangkali, anda mengetahui lebih baik bagaimana yang lainnya menyalaminya'ketika ia menjadi Muslim pada hari itu.
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 4789, diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
Saya menikmati persahabatan dengan Rasulullah selama tiga tahun, dan selama tahun-tahun kehidupan lain dari kehidupan saya, tidak pernah saya sedemikian antusias untuk memahami hadis-hadis (Nabi) sebagaimana yang saya alami selama tiga tahun tersebut. Saya mendengarnya berkata, mengisyaratkan dengan tangannya dalam hal ini, "Sebelum kiamat anda akan berperang dengan orang-orang yang mempunyai sepatu berambut dan tinggal di Bariz." (Sufyan, periwayat lain suatu ketika berkata, 'Dan mereka adalah penduduk Bazir.')
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 5458, diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah:
Bahwa ia berperang dalam sebuah ghazwah (ekspedisi perang bersama Nabi) menuju Najd bersama Rasulullah SAW dan ketika Rasulullah kembali, ia pun pulang bersama beliau. Saat tidur siang menimpa mereka ketika mereka berada dalam sebuah lembah yang penuh dengan pohon berduri. Rasulullah SAW turun dan orang menyebar di antara pohon-pohon berduri, mencari naungan di bawah pohon.
Rasulullah SAW berhenti di bawah sebuah pohon Samura dan mengayunkan pedangnya pada pohon tersebut. Kami tidur untuk beberapa saat ketika Rasulullah SAW tiba-tiba memanggil kami dan kami pun segera mendatanginya. Sesampainya kami di hadapan beliau, kami menemukan seorang Badui duduk bersamanya. Rasulullah SAW berkata, "Orang Badui ini mengeluarkan pedangku ketika aku tertidur. Saat aku bangun, pedang yang terhunus ada dalam genggamannya dan ia berkata kepadaku, 'Siapa yang bisa menyelamatkanmu dariku?' Aku jawab, 'Allah!' Kini di sini ia duduk." Rasulullah SAW tidak menghukumnya (karena itu).
Melalui para perawi lain, Jabir berkata:
Kami bersama Nabi (selama perang) Dzat ar-Riqa', dan kami menemukan sebatang pohon yang teduh dan kami meninggalkannya untuk Nabi (untuk beristirahat di bawah teduhnya). Seorang lelaki musyrik datang ketika pedang Nabi tergantung di atas pohon. Dia mengeluarkan pedang itu dari sarungnya secara diam-diam dan berkata (kepada Nabi), "Takutkah engkau kepadaku?" Nabi Muhammad SAW berkata, "Tidak." Dia berkata, "Siapa yang biasa menyelamatkanmu dariku?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "Allah." Para sahabat Nabi Muhammad SAW mengancamnya, kemudian lantunan iqamah dikumandangkan dan Nabi Muhammad SAW pun mendirikan dua rakaat shalat khawf dengan salah satu dari dua shaf, dan shaf itu meluber dan ia mendirikan shalat dua rakaat dengan shaf lain. Maka Nabi Muhammad SAW mendirikan shalat empat rakaat namun orang-orang hanya melakukan dua rakaat.
Abu Basyir menambahkan, "Orang itu adalah Ghaurats bin Harits dan perang itu dijalankan untuk menghadapi Muharib Khasafah." Jabir menambahkan, "Kami bersama Nabi di Nakhl dan ia melakukan shalat khawf." Abu Hurairah berkata, "Saya mendirikan shalat khawf bersama Nabi selama ghazwah (yakni perang) Najd." Abu Hurairah datang kepada Nabi selama hari Khaibar.
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 5544 diriwayatkan oleh Anbasa bin Sa'id:
Abu Hurairah datang kepada Nabi dan meminta kepadanya bagian dari perang Khaibar. Pada saat itu, salah seorang putra Said bin As berkata kepadanya, "Wahai Rasulullah, jangan memberinya!" Abu Hurairah kemudian berkata (kepada Nabi), "Inilah pembunuh Ibnu Qauqal!" Putra Said berkata, "Alangkah anehnya! Seekor kelinci (guinea pig, yakni sejenis kelinci yang mempunyai kepala yang besar, telinga yang bundar kecil, tubuh yang gemuk dan bulu kaku yang pendek atau panjang, digunakan untuk penelitian biologi penerjemah datang dari Qadum ad-Dan!"
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
Rasulullah mengutusAban dari Madinah ke Najd sebagai pemimpin Suriah. Aban dan para sahabatnya datang kepada Nabi di Khaibar setelah Nabi menaklukannya dan tali kekang kuda-kuda mereka terbuat dari batang pohon kurma. Aku berkata, "Wahai Rasulullah, jangan memberi mereka bagian dari pampasan perang (ghanimah)!" Pada saat itu Aban berkata kepadaku,'Aneh, engkau menyarankan sesuatu meskipun engkau adalah apa yang engkau pikirkan, wahai kelinci, turunlah dari puncak adh-Dhal (pohon bunga teratai)!" Pada saat itu Nabi Muhammad SAW berkata, "Wahai Aban, duduklah!" dan beliau tidak memberi mereka bagian apapun.
Dalam Shallih al-Bukhari hadis 5545,diriwayatkan oleh Said:
Aban bin Said datang kepada Nabi dan menyalaminya. Abu Hurairah berkata, "Wahai Rasulullah, orang ini (Aban) adalah pembunuh Ibnu Qauqal." (Mendengar itu), Aban berkata kepada Abu Hurairah, "Alangkah ganjilnya ucapanmu! Engkau, kelinci, turun dari Qadum Dan, menyalahkanku karena membunuh seseorang yang kepadanya Allah bantu (dengan kesyahidan) dengan tanganku, dan kepadanya ia larang untuk merendahkanku dengan tangannya!"
Kondisi Mental dan Fisik Abu Hurairah
Setelah Abu Hurairah masuk Islam, ia tidak punya apa-apa. Ia biasa meminta orang-orang untuk membaca ayat Quran, bukan karena ia ingin memperoleh kebaikan dari Quran. Ia ingin orang tersebut merasakan secara keagamaan dekat dan meminta Abu Hurairah untuk ikut makan malam atau makan siang dengannya. Ini merupakan fenomena terkenal sebagai 'menggabungkan perut dan agama' (menggabungkan agama dengan uang, perut, kekuatan,...atau dengan hal-hal yang remeh).
Bahkan orang-orang tidak percaya bahwa orang tersebut bisa meriwayatkan sedemikian banyak hadis. Telah diceritakan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan empat puluh ribu hadis selama masa hayatnya. Mengumpulkan hadis-hadis semacam itu selama tiga tahun persahabatannya (dengan Nabi) akan menghasilkan 36 hadis per hari.
Sebuah referensi yang kamiberikan beberapa waktu lalu membenarkan bahwa ia sendiri telah mengkaui bahwa tak seorang pun dari sahabat Nabi telah meriwayatkan hadis sebanyak yang ia lakukan. Mengetahui fakta ini bahwa ia adalah orang kedua dalam tingkatan periwayatan hadis dalam Bukhari dan Muslim, kita simpulkan bahwa ia pastinya telah meriwayatkan banyak hadis ketimbang yang tercatat dalam dua buku hadis ini.
Dalam salah satu hadis yang disebutkan, ia sendiri telah mengkaui bahwa orang-orang menuduhnya sebagai gila.
Hal menarik yang bisa dicatat di sini adalah tidak satu hadis pun yang diriwayatkan oleh orang lain sebagai prestasi Abu Hurairah. Jika anda teliti seluruh kitab Bukhari dan Muslim sebagai prestasi Abu Hurairah, apapun hadis yang anda lihat mengenai pertemanannya dengan Nabi, dan pengetahuannya, katakanlah begitu, diriwayatkan oleh dirinya sendiri. Di sisi lain, tatkala anda membaca prestasi Ali bin Abi Thalib, Salman, Umar, Zubair, maka anda bisa melihat bahwa banyak perawi menyebutkan satu hadis dari Ali bin Abi Thalib (atau yang lainnya). Hal ini tidak terjadi sama sekali pada Abu Hurairah. Semua hadis seperti;
"...saya seorang anak yang baik, ...saya melakukan ini dan itu...," hanya diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Kami meminta anda untuk mengatakan kepada kami apakah anda menerima kesaksian orang itu di pengadilan yang mengatakan bahwa ia seorang anak yang baik?
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 557, diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
Orang-orang biasa mengatakan, "Abu Hurairah meriwayatkan terlalu banyak hadis." Sesungguhnya, saya biasa mendekati Rasulullah dan dipuaskan dengan dengan apa yang memenuhi perutku. Saya tidak makan roti yang tersisa dan tidak berbusana pakaian-pakaian yang bercorak, dan tidak pemah seorang lelaki atau perempuan melayaniku, dan saya sering menekan perutku dengan batu kerikil karena lapar, dan saya biasa meminta orang untuk membacakan ayat Quran untukku sekalipun saya mengetahuinya, sehingga ia akan mengajakku ke rumahnya dan menjamuku. Dan orang yang paling pemurah kepada orang miskin di antara semuanya adalah Ja'far bin Abi Thalib. Dia biasa mengajak kami ke rumahnya dan memberi kami apa yang tersedia dalamnya. Dia bahkan memberi kami wadah (mentega) dari kulit yang kosong yang kami akan belah dan jilat apa yang ada dalamnya.
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 7343, diriwayatkan oleh Abu Hurairah :
Aku biasa menemani Rasulullah untuk mengisi perutku, dan ketika itu aku tidak makan roti yang dipanggang, atau mengenakan sutra. Tidak ada pelayan lelaki ataupun perempuan yang melayaniku. Aku baisa mengikatkan batu-batu pada perutku dan meminta seseorang untuk membaca ayat-ayat Quran untukku sekalipun aku mengetahuinya, agar ia mengajakku ke rumahnya dan memberiku makan. Ja'far bin Abi Thalib sangat baik peada orang miskin, dan ia biasa mengajak kami dan memberi makan kami dengan apapun yang ada di dalam rumahnya (dan jika tidak ada sesuatu pun yang tersedia), ia biasa memberi kami wadah kosong (madu atau mentega) yang alan kami robek dan jilati apapun yang ada di dalamnya.
Dalam Shahih al-Bukhari 9425, diriwayatkan oleh Muhammad:
Kami bersama Abu Hurairah ketika ia mengenakan dua lembar pakaian dari linen yang dicelup dengan tanah liat merah. Ia membersihkan hidungnya dengan pakaiannya seraya berkata, "Selamat, selamat!" Abu Hurairah membersihkan hidungnya dengan linen. Kelak akan datang suatu zaman ketika aku akan jatuh sia-sia di antara mimbar Rasullullah dan rumah Aisyah di mana seorang penonton akan datang dan meletakkan kakinya di atas leherku, menganggapku seorang yang gila, namun sesungguhnya aku tidak majnun, aku tidak mengalami apa-apa kecuali lapar.
Dalam Shahih al-Bukhari hadis 7287, diriwayatkan oleh Abu Hurairah :
Suatu ketika aku berada dalam keletihan yang sangat (karena rasa lapar yang menggila). Aku bertemu Umar bin Khattab, maka aku meminta kepadanya untuk membacakan suatu ayat dari kitab Allah (Quran) untukku. Ia masuk ke rumahnya dan menafsirkannya untukku. (Lalu aku pergi dan) setelah berjalan beberapa saat, aku jatuh limbung lantaran kelelahan dan lapar yang sangat. Tiba-tiba aku melihat Rasulullah berdiri di samping kepalaku. Beliau berkata, "Wahai Abu Hurairah!" Aku menjawab, "Labbaik,ya Rasulullah!" Lantas beliau memegangku dengan tangannya dan membantuku bangun. Akhirnya beliau tahu apa yang aku derita. Beliau membawaku ke rumahnya dan membawakan semangkuk besar susu untukku. Segera aku minum dan beliau berkata, "Tambah lagi, wahai Abu Hirr!" Maka aku minum lagi dimana beliau berkata lagi, "Tambah lagi." Maka aku minum lagi hingga perutku menjadi penuh dan tampak seperti sebuah mangkuk.
Setelah itu aku menemui Umar dan menyebutkan kepadanya, "Seseorang yang lebih mempunyai hak daripada engkau, wahai Umar, telah mengatasiku. Demi Allah, aku memintamu untuk membacakan sebuah ayat untukku sementara aku mengetahuinya lebih baik daripada kalian!" Pada saat itu Umar berkata kepadaku, "Demi Allah, jika aku mengakui dan menghiburmu, niscaya itu lebih baik dariku ketimbang memiliki unta-unta merah yang bagus!"18
Tanggapan
Seorang saudara Muslim telah melayangkan suatu posting tentang Abu Hurairah yang menuntut tanggapan. Jika seorang mempunyai kemampuan adi insani (superhuman) secara tiba-tiba niscaya anda tidak akan percaya. Kita tidak mendengar bahwa Abu Hurairah adalah orang yang memiliki daya ingat yang super sebelum ia bertemu dengan Nabi. Tiba-tiba, ia mendatangi Nabi Muhammad SAW, menghabiskan hidup selama tiga tahun bersama beliau dan bisa mengingat segala sesuatu dengan sejumlah kekuatan magis.
Ia tidak berkaitan dengan seseorang yang mencoba menjadikan orang-orang sebagai Syi'ah atau Sunni dengan mempertanyakan omong kosong yang Abu Hurairah lontarkan. Orang ini memanfaatkan masa singkatnya bersama Nabi Muhammad SAW untuk kepentingan pribadi dan terus menerus mendapatkan pengaruh setiap kali sesuatu datang yang membutuhkan sebuah pendapat. Ia adalah orang yang datang dengan sejumlah hadis yang tiba-tiba ia ingat sepenuhnya.
Secara khusus ia membenci Aisyah dan hadis-hadis yang ia riwayatkan berlawanan dengan Aisyah secara langsung. Ingatan super orang ini terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, ketika pikirannya menjadi seperti komputer super dengan hard-disk seluruh ensiklopedia hadis. Setiap subjek, setiap saat, ia akan mengingat sesuatu yang tak seorang pun mengetahui atau mendengar sebelumnya.
Kemungkinan orang ini melakukannya demi keuntungan pribadi, pengaruh, dan motivasi politik / sosial sangatlah tinggi dan kita harus mengkhawatirkan hal itu alih-alih mempertanyakan motif seseorang yang memunculkan poin-poin.
Misalnya mereka bertanya: Bagaimana bisa seorang individu meriwayatkan banyak hadis?
Aisyah (dihormati sebagai Ummul Mukminin meriwayatkan lebih banyak hadis ketimbang Abu Hurairah dalam Shahih al-Bukhari. Ibnu Umar sama jumlah hadisnya dengan Abu Hurairah dalam Bukhari. Kami memberikan sebuah angka ini dalam sebuah artikel.
Kami tidak bertanya mengapa Aisyah meriwayatkan demikian banyak hadis dari para Nabi Muhammad SAW. Kami tidak bertanya mengapa Ibnu Umar meriwayatkan demikian banyak hadis atau Ibnu Abbas atau yang lainnya. Kami bertanya: Bagaimana seseorang yang tinggal bersama selama kurang dari tiga tahun lebih meriwayatkan banyak hadis? Separuhnya diabaikan karena anda salah satu memahami pertanyaan orisinal tersebut dari pokoknya.
Abu Hurairah hanya meriwayatkan 5374 hadis.
Mari kita asumsikan bahwa Abu Hurairah bersama Nabi selama tiga tahun penuh. Itu artinya 5374/3 = 1791,33 hadis per tahun, 1791,33/(365-11) = 5,06 hadis per harinya.
Katakan kepada kami, bagaimana bisa? Bagaimana seorang individu melakukan hal ini setiap harinya? Mengapa ia sedemikian mendedikasikan diri sementara masih banyak orang yang diri sementara masih banyak orang yang lebih baik dari dirinya seperti Umar, putranya, Ibnu Abbas, dan Abu Bakar tidak mengerjakan hal yang sama? (Dengan intensitas yang sama sebagaimana Abu Hurairah meriwayatkan lima hadis per harinya?).
Tak perlulah menyebutkan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan lebih banyak hadis ketimbang para sahabat lainnya berdasarkan kesaksian ini. Sebagian menyebutkan bahwa ia meriwayatkan sekitar 40 ribu hadis. Bahkan orang-orang yang hidup disekitarnya pada masa itu dikejutkan oleh orang ini dan hadis-hadisnya (berdasarkan kesaksian Abu Hurairah sendiri).
Bagian lain adalah mengapa orang seperti ia telah meriwayatkan hadis-hadis yang sama dengan Perjanjian Lama? (Bagian-bagian yang secara jelas ditolak oleh teologi Islam).
Apakah anda mengetahui bahwa sahabat dan sepupu Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Abbas, telah mendapatkan dari Nabi rahmatnya dan ketika beliau menyapu dada Abdullah bin Abbas dengan tannya dan berdoa kepada Allah dengan mengatakan, Allahumma faqqihhu fi al-dini wa' alluimhu min ta'wili al-kitabi! (Ya Allah, pahamkan ia dalam agamaku dan ajarkan kepadanya takwil dari kitabku!) Dan dengan sejumlah mukjizat Ibnu Abbas menjadi hibr al-ummah (imam umat), yang merupakan salah satu mukjizat dari Nabi Muhammad SAW. Dengan cara yang hampir sama Nabi Muhammad SAW mengucapkan doa sekali untuk Abu Hurairah ketika ia mengeluh kepada Nabi Muhammad SAW karena kekurangannya dalam hapalan.
Sebagiamana anda perhatikan, Ibnu Abbas, bahkan oleh sahabat lain, bahwa ia mengatahui takwil (interpretasi) Quran. Sampai sekarang ini, banyak orang yang dapat menghapal seluruh Quran namun tidak mengetahui pengertian hakiki di balik semua yang ada di dlaamnya. Ali bin Abi Thalib adalah lain yang mengatakan bahwa tidak ada satu ayat pun dalam Quran yang tidak ia ketajhui kapan ia diturunkan atau mengapa ia diturunkan dan apakah maknanya. Sahabat lain mengetahui ini tentang orang-orang tersebut dan ini merupakan hadis-hadis mutawatir yang mendukung pengetahuan mereka.
Sekarang, tentang Abu Hurairah. Sekalipun tak seorang pun mengira / mendakwa bahwa ia mengetahui takwil Qur'an, anda tidak menunjukkan bukti apapun bahwa ia memiliki kekuatan memorinya setelah Nabi Muhammad SAW berdoa untuknya. Kami akan meminta anda untuk melampirkan referensi-referensi dalam hal ini, jika mungkin menyebutkan sahabat lain tentang sifat-sifat istimewa Abu Hurairah ini, alih-alih menjelaskan dirinya sendiri.
Kami ingin melakukan koreksi yang lebih jauh. Abu Hurairah setelah kurang dari tiga tahun tinggal bersama Nabi Muhamad SAW, tidak, atau menghindar dari, menyampaikan hadis-hadis selama periode tiga khalifah yang pertama, setidaknya. Hadisnya baru tersebar di masa Muawiyah dan kemudian; ini setidaknya 30 tahun setelah wafatnya Nabi. Ia menyimpan lebih kurang 3000 hadis dalam hatinya tanpa menyampaikan kepada orang lain tentang hadis-hadis tersebut selama waktu ini. Bukti tentang apa yang kami katakan adalah bahwa Abu Bakar, Umar, dan Utsman tidak mengizinkan untuk menyampaikan dan mencatat hadis-hadis. Ada sebuah riwayat yang dalamnya Abu Hurairah ditanya apakah ia menyampaikan hadis tersebut di masa Utsman. Ia mengatakan bahwa ia tidak berani melakukannya dan bahwa mereka akan menendangnya jika ia melakukannya.
Tidak ada yang suci mengenai pribadi-pribadi sahabat ini, secara khusus Abu Hurairah, yang harus mencegah seseorang mencari kebenaran dengan menyelidiki dan mengevaluasi perbuatan-perbuatan mereka. Mereka adalah manusia-manusia yang mampu berbuat salah dalam berbagai tingkatan. Ini tidak perlu mengatakan bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahan mereka, jika Dia berkehendak. Akan tetapi, jika kita bersungguh-sungguh mengikuti perbuatan mereka dalam kehidupan ini, kita pasti jelas dalam kesadaran bahwa mereka tidak pantas menjadi bukti bahwa mereka seharusnya tidak dipercaya, maka otak seseorang (sebuah karunia dari Allah) akan (harus) mengarahkan kita untuk menjadikan mereka sebagai seorang pembimbing, khususnya pada sesuatu yang mengejutkan.
Catatan Kaki :
1. Referensi: Shahih al-Bukhari, versi Arab-Inggris, hadis 9530-9532 yang secara jelas menyatakan bahwa Tuhan bisa dilihat dan Tuhan mengubah penampilannya agar dikenali oleh manusia).
2. Referensi Syi'ah: Shi'ite (al-I'tiqadat al-Imamiyyah)oleh Syekh Shaduq. Dengan kata lain, sifat Zat berkenaan dengan Diri-Nya sehingga ada 'sejak awal', sementara sifat Perbuatan Tuhan ada ketika dihubungkan dengan objek (makhluk). Seperti Maha Pemberi Rezeki baru ada ketika dikaitkan dengan perbuatan Tuhan yang memberi rezeki kepada segenap makghluk-Nya (-penerj).
3. Revelation and Reason in Islam oleh A.J. Arberry, hal. 26-27.
4. Referensi Syi'ah: Shi'ite Creed (al-I'tiqadat al-Imamiyyah) oleh Syekh Shaduq.
5. Referensi Sunni: Akidah dari Nasadi (Creed of Nasfi).
6. Referensi Syi'ah: Shi'ite Creed (al-I'tiqadat al-Imamiyyah) oleh Syekh Shaduq.
7. Referensi Syi'ah: Shi'ite Creed (al-I'tiqadat al-Imamiyyah) oleh Syekh Shaduq.
8. Referensi Syi'ah: Shi'ite Creed (al-I'tiqadat al-Imamiyyah) oleh Syekh Shaduq.
9. Referensi Sunni: Ghazali (sebagaimana dikutip dalam Shia of India, hal. 43).
10. Hadis-hadis berikut telah diambul dari : The Translation of the Meaning of Shahih Bukhari Arabic-English olehs Dr. Mohammad Mushin Khan, Universitas Islam, Madinah Muhawwarah, Penerbit Kaze, 1529 North Wells Street, Chicago. ILL.60610 (USA), direvisi ke tiga kali, 1977, (edisi revisi ke empat, Maret 1979).
11. Hadis ini dan hadis berikutnya diriwayatkan dalam Shahih Muslim juga pada bab 81, hal. 115-119; 349-354, dan 1533, 7078.
12. Lihat hadis no. 529, VI.
13. Hadis-hadis di atas diambil dari: Terjemahan dari pengertian Shahih al-Bukhari, Bahasa Arab-Inggris, Dr. Muhammad Muhsin Khan, Universitas Islam Madinah Muhawwarah, Kaze Publication, 1529 North Wells Street, Chicago. ILL.60610 (USA), (revisi ke-3, 1977) (edisi revisi ke-4, Maret 1979). Hadis-hadis dari Shahih Muslim bisa ditemukan dalam Shahih Muslim, dialihkan ke bahasa Inggris oleh Abdul Hamid Shidiqqi dicetak di Hafizh Press. Sh. Muhammad Asyraf, Kashmiri Bazar, Lahore (Pakistan), Call Number (di perpustakaan Universitas Waterloo): BP135.A144E57.
14. Semua hadis dari Shahih al-Bukhari berasal dari terjemahan arti dari Shahih al-Bukhari, Arab-Inggris, Dr. Mohammad Muhsin Khan, Universitas Islam Madinah Muhawwarah, Penerbit Kaze, 529 North Wells Street, Chicago. ILL.60610 (USA), (revisi ke-3, 1977) (edisi revisi ke-4, Maret 1979).
15. Hadis-hadis di atas diambil dari terjemahan arti dari Shahih al-Bukhari Arab-Inggris, Dr. Mohammad Muhsin Khan, Universitas Islam Madinah Muhawwarah, Penerbit Kaze, 529 North Wells Street, Chicago. ILL.60610 (USA), revisi ke-3, 1977, edisi revisi ke-4, Maret 1979.
16. Terjemahan arti dari Shahih al-Bukhari, Arab-Inggris, Dr. Mohammad Muhsin Khan, Universitas Islam Madinah Muhawwarah, Penerbit Kaze, 1529 North Wells Street, Chicago. ILL.60610 (USA), (revisi ke-3, 1977) (edisi revisi ke-4, Maret 1979).
17. Hadis di atas diambil dari terjemahan arti dari Shahih al-Bukhari, Arab-Inggris, Dr. Mohammad Muhsin Khan, Universitas Islam Madinah Muhawwarah, Penerbit Kaze, 1529 North Wells Street, Chicago. ILL.60610 (USA), (revisi ke-3, 1977) (edisi revisi ke-4, Maret 1979).
18. Hadis-hadis diambil dari terjemahan arti dari Shahih al-Bukhari, Arab-Inggris, Dr. Mohammad Muhsin Khan, Universitas Islam Madinah Muhawwarah, Penerbit Kaze, 1529 North Wells Street, Chicago. ILL.60610 (USA), (revisi ke-3, 1977) (edisi revisi ke-4, Maret 1979).