Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Doa Syakban: Menyingkap Tabir Kegelapan

0 Pendapat 00.0 / 5

Doa Syakban: Menyingkap Tabir Kegelapan

Kecenderungan hati kepada selain Allah akan menciptakan tabir yang menghalangi cahaya hidayah. Ketamakan terhadap dunia sering kali melalaikan manusia dari akhirat, menjerumuskan mereka ke dalam kegelapan. Namun, jika dunia digunakan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, ia akan menjadi jalan menuju cahaya hidayah.

Doa Syakban mengajarkan kita untuk membersihkan diri dari segala bentuk ketergantungan selain kepada Allah SWT. Dengan demikian, hati akan memperoleh cahaya petunjuk yang mampu menyingkap kebenaran. Mata hati yang telah diterangi hidayah akan mampu membakar tabir yang menutupi realitas spiritual, sehingga seseorang dapat mencapai perbendaharaan Ilahi yang agung.

Sebaliknya, mereka yang membiarkan hatinya tertutup oleh kegelapan duniawi akan semakin jauh dari Allah. Mereka hanya melihat kehidupan dunia tanpa menyadari hakikat yang lebih tinggi. Allah SWT berfirman:

“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).” (QS. At-Tin, 95:5)

Padahal, manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin, 95:4)

Namun, mereka yang mengikuti hawa nafsu dan mengutamakan dunia akan terjerumus ke dalam kejahilan, tanpa pernah merenungkan hakikat penciptaan. Allah SWT menggambarkan keadaan ini:

“Dia cenderung kepada dunia dan menurunkan hawa nafsunya yang rendah…” (QS. Al-A’raf, 7:176)

Hati yang dikuasai oleh dosa dan kecintaan dunia akan sulit menerima hidayah. Akal dan mata mereka tertutup dari kebenaran, membuat mereka semakin jauh dari Allah. Dalam kondisi ini, seseorang bahkan bisa sampai menolak eksistensi para wali Allah, shirat, hari kiamat, dan bahkan menganggap surga serta neraka sebagai sekadar mitos.

Jika manusia terus menutup hatinya dari cahaya hidayah, maka ia akan semakin terjerumus ke dalam kegelapan. Kehidupannya hanya berkutat pada kesenangan duniawi yang semu dan fana. Ia akan menjadi tawanan hawa nafsunya sendiri, kehilangan arah, dan tidak mampu memahami tujuan penciptaannya.

Kesimpulan

Doa Syakban bukan sekadar rangkaian kata, tetapi merupakan bimbingan spiritual yang mendalam. Ia mengajarkan kita untuk membersihkan hati, memutuskan ketergantungan pada dunia, dan membuka diri terhadap cahaya hidayah. Dengan mempersiapkan diri sejak bulan Syakban, seorang mukmin akan lebih siap menyambut keagungan bulan Ramadhan dan memperoleh rahmat Allah SWT yang melimpah.

Persiapan menyambut bulan Ramadhan bukan hanya dengan menahan lapar dan haus, tetapi juga dengan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas doa, menghayati makna setiap ibadah, serta menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum penyucian diri. Doa Syakban hadir sebagai sarana untuk menata hati dan meneguhkan tekad agar setiap ibadah yang dilakukan benar-benar menjadi jalan menuju ridha Allah SWT. Dengan demikian, seorang mukmin akan lebih siap menjalani bulan Ramadhan dengan penuh kesadaran, keimanan, dan ketakwaan yang tinggi.