Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kelahiran Imam Ali Ar-Ridho as dalam Konteks Sejarah

0 Pendapat 00.0 / 5

Imam Ali bin Musa bin Ja‘far a.s., yang lebih dikenal sebagai Imam Ali ar-Ridha a.s. (148–203 H), merupakan Imam kedelapan dalam mazhab Syiah Itsna Asyariyah. Beliau memegang tampuk kepemimpinan selama 20 tahun: 10 tahun pada masa kekuasaan Harun al-Rasyid, 5 tahun pada masa Muhammad Amin, dan 5 tahun pada masa kekhalifahan Ma’mun. Dalam satu riwayat dari putranya, Imam Muhammad al-Jawad a.s., disebutkan bahwa gelar al-Ridha (yang diridhai) diberikan oleh Allah sendiri kepada beliau, sebagai pengakuan atas kemuliaan dan kesabaran beliau menghadapi ujian zaman.

Silsilah Imam Ali ar-Ridha a.s. tersambung secara langsung kepada Rasulullah SAW melalui jalur Imam Ali bin Abi Thalib a.s. dan Sayyidah Fatimah az-Zahra a.s.. Secara ringkas, silsilahnya adalah sebagai berikut:”Imam Ali ar-Ridha bin Imam Musa al-Kazhim bin Imam Ja‘far ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Husain bin Imam Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW.

Kelahiran dan Konteks Sejarah

Imam Ridha a.s., dilahirkan pada hari Kamis atau Jumat, bertepatan dengan tanggal 11 Dzulqa‘dah, atau menurut sebagian riwayat pada bulan Dzulhijjah atau Rabiul Awwal, tahun 148 H atau 153 H. Beliau lahir di bawah bayang kekuasaan Dinasti Abbasiyah, yang saat itu sarat dengan tekanan politik dan manipulasi intelektual. Dalam kondisi demikian, Imam Ridha a.s., memancarkan cahaya ajaran Islam yang otentik melalui dua instrumen utama: salat sebagai pilar spiritual, dan ilmu sebagai medium kebangkitan umat.

Imam menekankan pentingnya validitas salat dan transmisi ilmu dalam membangun fondasi spiritual dan sosial, serta menyoroti relevansi keduanya dalam menjawab tantangan zaman kontemporer.