‘Ubaidillah bin Hurr Al-Ju’fi Mitos Jalan Tengah (2)
Setelah peristiwa Karbala, ia kembali ke Kufah, dan Ibnu Ziyad menuduhnya berperang bersama Imam Husain. Ia menjawab, “Seandainya aku bersamanya, tempatku pasti akan terlihat.
Ia melarikan diri dari Ibnu Ziyad dan melewati Karbala, di mana ia melihat tempat syahidnya Imam Husain dan para pendukungnya, lalu ia meratapi Imam Husain. Ia menjadi orang pertama yang menulis ratapan untuk Imam Husain.
Dari puisinya, ia meratapi Imam Husain dengan bait-bait berikut:
“Wahai, penyesalanku sepanjang hidupku, bergolak di antara dada dan tenggorokanku.
Pagi itu ia berkata kepadaku di istana dengan ucapan yang membuatku memutuskan untuk berpisah.
Husain meminta pengorbanan dariku untuk melawan musuh dan perpecahan.
Seandainya hati yang penuh penyesalan bisa terbelah, hatiku pasti telah pecah hari ini.
Seandainya aku mendukungnya dengan jiwaku, aku pasti mendapat kemuliaan di hari pertemuan.
Bersama putra Muhammad, jiwaku rela menebusnya, berpamitan, lalu bergegas pergi.
Sungguh, mereka yang menolong Husain telah berjaya, sedangkan yang lain, para munafik, merugi.”
Ia juga berkata:
“Seorang amir yang pengkhianat, anak dari pengkhianat, berkata, ‘Mengapa engkau tidak melawan Husain, putra Fatimah?’ Jiwaku menyesali pengkhianatan dan pengasinganku, serta baiatku kepada pengkhianat janji yang tercela.
Wahai penyesalanku karena tidak menolongnya. Setiap jiwa yang tidak berada di jalan kebenaran pasti menyesal.
Aku yang tidak menjadi pelindungnya merasakan penyesalan yang tak pernah berhenti.Semoga Allah menyirami jiwa-jiwa yang bergegas menolongnya dengan hujan rahmat yang abadi.
Aku berdiri di atas kuburan mereka, hampir saja hatiku hancur dan air mataku mengalir.”
Muawiyah berkata kepada Ubaidillah bin Al-Hurr Al-Ju’fi, “Mungkin engkau merindukan negerimu dan Ali bin Abi Thalib.” Ubaidillah menjawab, “Jika engkau mengira aku merindukan negeriku dan Ali, itu memang benar. Sungguh memalukan bagiku untuk tinggal bersamamu dan meninggalkan negeriku. Mengenai Ali, engkau tahu bahwa engkau berada di pihak yang salah.” Amr bin Al-As berkata, “Engkau berdusta dan berdosa, wahai Ibnul Hurr.” Ubaidillah menjawab, “Engkaulah yang lebih pendusta dariku.”
Ubaidillah bin Al-Hurr Al-Ju’fi memiliki istri di Kufah. Ketika ia lama berada di Syam, saudara istrinya menikahkan wanita itu dengan seorang bernama Ikrimah bin Al-Khabis. Ketika kabar ini sampai kepada Ubaidillah, ia kembali dari Syam dan mengadukan perkara ini kepada Imam Ali. Imam Ali berkata, “Engkau telah mendukung musuh kami, sehingga engkau kalah. Apakah itu menghalangiku untuk berlaku adil kepadamu?” Ubaidillah menceritakan kisahnya, dan Imam Ali mengembalikan istrinya kepadanya. Karena wanita itu sedang hamil, Imam Ali menitipkannya kepada seseorang yang dipercaya hingga melahirkan. Anak itu kemudian diserahkan kepada Ikrimah, dan istrinya dikembalikan kepada Ubaidillah.
Ia sempat mendukung Mukhtar, namun kemudian berkhianat karena alasan politik dan materi. — Sayangnya, ia menolak untuk menolong Imam Husain, namun justru membaiat Bani Umayyah pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan…” Ia juga berpartisipasi bersama Mus’ab bin Zubair dalam melawan Mukhtar Ats-Tsaqafi. Mus’ab kemudian memenjarakannya karena kurang percaya padanya, khawatir ia akan berkhianat seperti yang dilakukan pada Mukhtar. Namun, ia dibebaskan atas syafaat beberapa tokoh dari suku Madhhij.
Ia bergerak bersama pasukannya ke Kufah, tetapi kelompoknya bubar setelah pertempuran. Karena takut ditawan, ia melemparkan dirinya ke Sungai Eufrat dan meninggal tenggelam pada tahun 68 H.
Dalam ziarah Asyura,
يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ
Wahai Abu ‘Abdillah,
إِنِّي أَتَقَرَّبُ إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ
Sesungguhnya aku mendekatkan diri kepada Allah dan kepada Rasul-Nya
وَإِلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ وَإِلَى فَاطِمَةَ
Dan kepada Amirul Mukminin serta kepada Fathimah
وَإِلَى الْحَسَنِ وَإِلَيْكَ بِمُوَالاَتِكَ
Dan kepada al-Hasan, dan kepadamu dengan menyatakan kesetiaan padamu
وَبِالْبَرَاءَةِ مِمَّنْ قَاتَلَكَ
Dan dengan berlepas diri dari orang-orang yang memerangimu
وَنَصَبَ لَكَ الْحَرْبَ
Dan yang mengobarkan permusuhan terhadapmu
وَبِالْبَرَاءَةِ مِمَّنْ أَسَّسَ أَسَاسَ الظُّلْمِ وَالْجَوْرِ عَلَيْكُمْ
Dan dengan berlepas diri dari orang-orang yang mendirikan dasar kezaliman dan ketidakadilan atas kalian
وَأَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ
Aku juga berlepas diri di hadapan Allah dan Rasul-Nya
مِمَّنْ أَسَّسَ أَسَاسَ ذٰلِكَ
Dari orang-orang yang meletakkan dasar semua itu
وَبَنَى عَلَيْهِ بُنْيَانَهُ
Dan membangun bangunannya di atasnya
وَجَرَى فِي ظُلْمِهِ وَجَوْرِهِ عَلَيْكُمْ وَعَلَى أَشْيَاعِكُمْ
Dan terus-menerus menzalimi dan menindas kalian serta para pengikut kalian
بَرِئْتُ إِلَى اللَّهِ وَإِلَيْكُمْ مِنْهُمْ
Aku berlepas diri di hadapan Allah dan kalian dari mereka itu
وَأَتَقَرَّبُ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ إِلَيْكُمْ
Dan aku mendekatkan diri kepada Allah kemudian kepada kalian
بِمُوَالاَتِكُمْ وَمُوَالاَةِ وَلِيِّكُمْ
Dengan menyatakan kesetiaan kepada kalian dan kepada wali kalian
وَبِالْبَرَاءَةِ مِنْ أَعْدَائِكُمْ
Dan dengan berlepas diri dari musuh-musuh kalian
Bersambung...