Induksi dalam Perspektif Gradasi Wujud (4)
Al-Harakah al-Jawhariyyah (Gerak Substansial)
Prinsip ketiga yang revolusioner dalam filsafat Sadra adalah al-harakah al-jawhariyyah atau gerak substansial. Berbeda dengan filsuf sebelumnya yang hanya mengakui gerak aksidental (perubahan sifat-sifat), Sadra berpendapat bahwa substansi atau esensi segala sesuatu juga bergerak dan bertransformasi menuju kesempurnaan. Ini berlaku pula bagi pengetahuan, yang tidak bersifat statis melainkan dinamis dan evolutif.
Prinsip ini memberikan jawaban terhadap kritik Russell tentang falasi generalisasi enumeratif. Russell mengkritik induksi sebagai penghitungan sederhana yang tidak valid secara logis. Namun Sadra menunjukkan bahwa pengetahuan induktif yang sejati bukanlah akumulasi statis dari observasi individual, melainkan transformasi substansial pemahaman menuju esensi yang lebih hakiki.
Kasus ayam Russell yang salah menginduksi dapat dipahami ulang dalam kerangka ini. Kegagalan ayam bukanlah kegagalan induksi sebagai metode, melainkan kegagalan dalam pergerakan epistemik.
Ayam tersebut terjebak pada tingkat pengetahuan inderawi yang superfisial, hanya mengamati tindakan lahiriah petani tanpa bergerak menuju pemahaman yang lebih dalam tentang konteks, motif, dan tujuan. Dalam epistemologi Sadra, pengetahuan harus mengalami gerak transformatif melalui beberapa tingkatan yaitu tingkat inderawi (observasi fenomena), tingkat imajinal (pembentukan pola), tingkat rasional (pemahaman konseptual), dan tingkat intuitif atau huduri (pemahaman esensial).
Induksi yang matang adalah induksi yang tidak berhenti pada enumerasi data, melainkan bergerak naik melalui tingkatan-tingkatan pemahaman ini. Sebagai analogi, seseorang yang belajar matematika hanya dengan menghafal bahwa dua tambah dua sama dengan empat, tiga tambah tiga sama dengan enam, dan seterusnya, mirip dengan ayam Russell yang hanya mengakumulasi data.
Namun ketika ia memahami konsep penjumlahan itu sendiri, ia telah naik ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi di mana ia tidak lagi bergantung pada enumerasi kasus-kasus individual. Demikian pula, induksi dalam perspektif ini adalah gerak substansial menuju pemahaman esensial, bukan sekadar agregasi data empiris. Induksi adalah gerak substansial menuju tingkat kebenaran gradasional yang lebih tinggi.
Bersambung...