• Mulai
  • Sebelumnya
  • 17 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Download HTML
  • Download Word
  • Download PDF
  • Pengunjung: 8601 / Download: 3516
Ukuran Ukuran Ukuran
Menjelajah Semesta Iman

Menjelajah Semesta Iman

pengarang:
Indonesia

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

Bagian Ke-4

Antara Sangsi dan Yakin

S Saya minta maaf Dad, jika kadang-kadang keterusteranganku dipandang kurang sopan.

D Tidak sama sekali. Saya betul-betul memintamu untuk berterus terang, khususnya dalam diskusi ini. Jangan pernah merasa malu atau tidak enak sehingga kita dapat mendiskusikan subjek-subjek ideologis secara bebas demi mencapai pandangan-pandangan solid yang memiliki kekebalan dan imunitas melawan penyimpangan. Pandangan-pandangan yang diperuntukkan hanya untuk sekedar memuaskan yang lain tidak akan survive melawan keraguan dan hawa nafsu.

S Thanks a lot Dad. Saya betul-betul merasa comfortable dengan kehangatan ini, dalam suasana yang bersahabat kendati atmosfer ini bukan hal yang baru bagiku. Anda selalu memperlakukanku seperti seorang teman sebagai tambahan sebagai ayahku.

D  Merajut tali persahabatan yang erat dengan seorang anak muda merupakan sebuah kebutuhan. Menjadi seorang ayah yang sukar didekati atau tidak mudah untuk diajak gaul, berpotensi mengembangkan benih-benih perpisahan dan jarak. Jarak ini boleh jadi menuntun kaum muda untuk mencari hubungan alternative untuk mengisi kesenjangan ini. Dalam beberapa situasi seorang kawan yang jahat dengan maksud buruk dapat melintasi jalan sang anak dan memboyongnya keluar dari rumah. Kemudian kawannya itu akan mengikuti jalan alternatif yang membentuk karakter anak; sang ayah terkadang memperhatikan masalah ini ketika segalanya sudah terlambat.

S Semoga Tuhan memberkatimu Dad, karena memperlakukanku dengan semangat persahabatan.

D Jadi kini, dalam suasana persahabatan ini, saya memintamu untuk berterus terang seterus terang mungkin dan mendiskusikan seluruh masalah-masalah keagamaan yang engkau ragu tentangnya, bahkan isykalan atau pengingkaran. Bebaslah. Anakku, engkau tahu, menjaga keraguan dan kesangsian yang tidak terpecahkan dalam benakmu bersama rasa malu dan takut karena dipandang picik pandangan akan memiliki pengaruh buruk bagimu. Di masa mendatang, engkau boleh jadi menghadapi seseorang yang akan menjawab keraguanmu itu dengan jawaban yang keliru yang boleh jadi hasilnya mendorongmu jauh dari agama. Kemudian engkau barangkali tidak menemukan orang yang tepat untuk berkonsultasi dan memecahkan masalah yang engkau hadapi. Lalu, semoga Tuhan menjauhkannya, engkau akan berada dalam wilayah kekuasaan setan yang akan menyimpangkanmu dari jalan menuju Tuhan.

S  Puji Tuhan. Nampaknya Anda mengetahui apa yang ada dalam benakku. Saya telah lama mengidap beberapa keraguan ihwal aspek-aspek yang beragam dalam agama dan saya ingin mendiskusikannya denganmu, tapi saya tidak mampu. Saya tidak ingin menyembunyikannya lalu saya mencoba untuk mendiskusikannya dengan beberapa orang untuk menemukan jawabannya dan akhirnya saya mendapatkan seorang alim yang menjadi wakli dari sebuah institusi agama. Usia orang itu kurang lebih delapan puluh tahunan. Tatkala aku mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya, ia menunjuk ke arah kupingnya. Saya mengulangi pertanyaanku dengan suara yang lebih keras dan saya tidak mampu menangkap jawabannya; kelihatannya ia tinggal di era lain yang berbicara tentang hal-hal pra sejarah yang saya tidak mengerti. Kemudian, saya sadari bahwa ia hanya mampu menjawab iya atau tidak, halal dan haram. Pertanyaanku memerlukan lebih dari sebuah jawaban yang singkat, iya atau tidak, saya tidak diberikan perhatian yang seharusnya. Ketika saya melihat di sekeliling, saya tidak menjumpai orang seusiaku untuk aku ajak berdiskusi. Saya tidak dapat memahami apa yang terjadi di sekelilingku, kecuali sebuah diskusi beberapa orang peniaga yang berkompromi dalam hal masalah iuran yang harus dipungut seolah-olah Nabi Muhammad diutus untuk menjadi pemungut iuran, bukan untuk menjadi pembimbing manusia! Kemudian saya mendengar bahwa uang ini diniatkan untuk digunakan dalam urusan keagamaan. Tatkala aku mendekat untuk bertanya, mereka tidak menjawab.

D Wait a minute, son. Engkau tidak dapat berkata seperti ini. Pilihlah jalanmu dengan lembut dan ikuti mereka yang berpaling kepada Tuhan tanpa penyesalan. Jangan benci orang-orang seperti itu; mereka banyak membantu diwilayah mereka; mereka banyak melalukan bakti untuk masyarakatnya. Jadi tidak fair membandingkan gaya kuno dengan gaya sekarang.

S Tapi Dad, dapatkah Anda percaya bahwa Nabi Saw hanya sekeder menjawab pertanyaan? Yang hubungannya dan tanggun jawabnya dibatasi hanya kepada para peniaga? Apakah beliau mengabaikan kaum muda?

D No! Never! Beliau menjawab seluruh pertanyaan tentang ideologi, akhlak dan ahkam. Ia menasihatkan dan mendakwahkan tanpa memandang rendah kepadanya atau melihat ada cacat dan celanya. Pokoknya, seluruh nabi menaruh perhatian kepada para pemuda yang membangun front terdepan dari kaum beriman dalam memikul tugas samawi. Apakah engkau tidak membaca: “(Pada mulanya) tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan segolongan orang yang berasal dari keturunan kaumnya dalam keadaan takut bahwa Fira‘un dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fira‘un itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi.Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. Yunus 20:72) Keturunan ini adalah orang-orang muda yang sangat antusias dan berkorban dengan tulus ikhlas. Demikianlah yang dilakukan oleh Ashabul Kahf (Seven Sleepers of Ephesus) dan sebagaimana engkau tahu bahwa mereka bukanlah orang-orang muda, akan tetapi mereka adalah orang-orang muda"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (Qs. Al-Kahf [18]:13)

S Kita perlu seorang alim yang berjumpa dengan masyarakat dan bergabung dengan mereka, mengerjakan shalat dengan mereka dan menyampaikan ceramah kepada mereka. Seorang alim yang menjawab pertanyaan secara langsung dan memecahkan permasalahan masyarakat, mengikuti perkembangan dunia mereka, kejadian-kejadian yang berlaku dan mengerti pengaruh mereka terhadap masyarakat. Kita membutuhkan seorang alim yang membuat keputusan yang proporsional dan tidak merasa puas dengan menerbitkan buku-buku yang sukar untuk dipahami yang memerlukan penafsiran dimana seorang terpelajar atau mahasiswa tidak dapat memahaminya. Kita memerlukan seseorang yang menulis untuk orang kebanyakan. Agama berurusan dengan seluruh lapisan masyarakat dan diturunkan sebagai petunjuk untuk seluruh manusia. Tuhan mengutus seorang nabi, yang menjadi rahmat untuk semesta, untuk berbicara dengan masyarakat sesuai dengan tingkat pemamahan mereka sehingga mereka dapat menangkap apa yang ia katakan. Ia bertanggung jawab untuk menunjukkan dakwah yang mahir dan jelas. Bukan sekedar ceramah namun Nabi Saw meyakinkan dirinya bahwa orang-orang memahami apa yang ia sabdakan dan terkadang ia bertanya: "Apakah sudah kusampaikan apa yang seharusnya kusampaikan?"

D Benar, Son. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an: Kami tidak mengutus seorang nabi kecuali ia mampu berkomunikasi dengan masyarakatnya sesuai dengan bahasa mereka.

S Akankah kita saksikan ketika seluruh rintangan yang menghalangi antara kaum ulama dan rakyat, khususnya kaum muda, dapat disingkirkan dan menjadi mungkin untuk berkomunikasi dengan mereka melalui internet dan menanyakan isu-isu agama melalui media virtual ini?

D Mereka telah melakukan hal tersebut, namun kami pikir bukan itu masalahnya. Tatkala hal ini terjadi, engkau dapat mengajukan setiap pertanyaan dan mengekspresikan seluruh keraguanmu tanpa secuil masalahpun. Nabi Saw dan keturunannya yang suci mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada rasa malu dalam membicangkan urusan agama, sebagaiman kata mereka, "Bertanyalah, lantaran pertanyaan merupakan kunci ilmu pengetahuan." Agama kita merupakan agama logis dan rasional, oleh karena itu mengapa ktia harus takut pertanyaan-pertanyaan kaum muda? Apakah kita tidak mempunyai jawaban-jawaban rasional? Bertanyalah apa yang engkau tanyakan, Nak. Bertanyalah segala hal; jangan engkau simpan keraguan tentang agama dalam benakmu.

S Well, pertanyaan pertama adalah mengapa engkau katakan beberapa waktu yang lalu bahwa salatku tidak diterima?

D Lantaran ucapanmu: Engkau salat karena engkau diperintahkan untuk salat. Oleh karena itu seluruh salatmu tertunaikan hanya untuk mentaatiku; dengan demikian, salat itu kurang perhatian yang seharusnya dan tidak sah. Jika engkau menunaikan salat semata-mata untuk Tuhan bukan untukku, maka salat itu merupakan salat yang benar dan sahih.

S Tapi saya mengerjakan salat sebagai bentuk ketaatanku kepada Tuhan dan kepada Anda.

D Apakah saya adalah sekutu bagi Tuhan?

S Tidak. Mari saya jelasakan masalah ini: Merupakan sebuah keharusan bahwa seorang muslim harus mentaati perintah Tuhan saja, bukan yang lain: Pertama, ia memerintahkan orang lain untuk menuruti perintah Tuhan. Kedua, perintah Nabi Saw tidak bertentangan dengan perintah Tuhan. Dengan memperhatikan ayat, "Taatilah Allah, dan taatilah Rasul," engkau berkesimpulan bahwa mentaati Rasulullah adalah sama dengan mentaati perintah Tuhan. Jadi jika kita mematuhi perinta dan tidah Rasulullah, maka sesungguhnya kita mentaati Allah. Allah berfirman: “Ia yang mentaati Rasulullah, sesungguhnya mentaati Allah."

S Ketika aku diperintah untuk mengerjakan salat, ketaatanku kepadamu merupakan hasil dari aturan yang pertama. Yaitu mentaati Seseorang, yang memerintahkan untuk mentaati Tuhan.

D Kalau demikian adanya, ketaatan itu merupakan ketaatan kepada Tuhan, bukan kepadaku.

S Dad, Maukah Anda memberikan gagasan jelas ihwal mentaati orang lain. Kapan hal tersebut dipandang diterima (maqbul) dan kapan dipandang sebagai syirik?

D Kriterianya, sangatlah mudah. Engkau bisa mendapatkannya sendiri. Manusia tahu akan dirinya sendiri. Terapkanlah hal ini pada dirimu. Kapan saja engkau menghadapi sesuatu, bertanyalah kepada dirimu apakah hal itu diizinkan oleh Tuhan atau tidak. Bila hal itu melawan perintah Tuhan, maka hal itu dipandang sebagai dosa dan pembangkangan.

S Cukup jelas.

D Dan jika engkau melakukan sesuatu sejalan dengan keridaan Tuhan, tanyakanlah kepada dirimu: Jika hal itu bakalan membuat Tuhan benci, akankah engkau melakukan hal tersebut? Jika demikian, maka hal itu merupakan sesuatu yang dilarang (haram).

S Jadi saya harus senantiasa sadar akan keberadaan Tuhan dalam benakku, dan bekerja keras untuk membuatnya rida. Saya harus mengingat hal ini sebagai sebuah kriteria untuk seluruh perbuatannku.

D Dan berpikir tentang segala sesuatu berjalan sesuai persetujuan Tuhan dan meninggalkan apa yang dilarangnya.

S Wonderful, menakjubkan .

D Oleh karena itu, jika salatmu dikerjakan untuk menyenangkan ayahmu dan jika saya memintamu untuk berhenti mengerjakan salat, dan engkau akan memenuhi hal itu, maka salat macam ini tidak hanya tidak diterima, tapi juga termasuk perbuatan syirik..

S Perbuatan syirik?!

D Iya, lantaran engkau mencari keridaanku bukan keridaan Allah. Niatmu adalah untuk mentaatiku bukan memenuhi titah Tuhan.

S Kalau begitu, saya harus berpikir hati-hati dan seksama dalam perbuatanku untuk tidak terjebak ke dalam liang kemusyrikans.

D That’s right son, syirik menembus jiwa manusia secara diam-diam dan merusaknya sebagaimana cuka merusak madu.

S Saya membaca bahwa syirik merembes ke dalam jiwa manusia lebih pelan dari seekor semut hitam di atas batu hitam di malam yang gelap gulita.

D Iya, demikianlah perbuatan syirik. Di samping itu, syirik dapat menembus selagi kita menunaikan tugas kita tanpa disadari. Apakah engkau pernah mendengar hadis, yang berkata: “Barang siapa yang menyandarkan telinganya kepada seorang pembicara, ia akan mentaatinya; jika si pembicara bercerita tentang Tuhan, mereka akan mentaati Tuhan, dan jika ia berbicara ihwal Setan, ia akan memenuhi perintah Setan?"

S  O God! Betapa banyak pengikut Setan di luar sana?

D Mereka bahkan tidak tahu jumlahnya.

S Bagaimana seseorang dapat mensucikan dirinya dari perbuatan syirik tersembunyi?

D Ia harus membebaskan hatinya dari cinta kepada harta dan hasrat hidup, dan meninggalkan seluruh harta bendawi kemudian tinggal bersenang-senang hingga hari Kiamat. Seseorang harus mengabaikan segalanya kecuali keridhaan Tuhan. Hal ini berarti bahwa ia harus melonggarkan jalinan eratnya dengan keturunannya, istri, kerabat, harta dan rumah dan merajut hubungan erat dan mesra dengan Dia yang menganugerahkan kepada kita keturunan, istri, kerabat, harta dan rumah. Dialah yang memberi dan mengambil dan kemudian memberi lagi. Demikian jika umat manusia berpaling dari semesta kepada sumbernya, mengarahkan hasratnya dan cinta kepada Sang Pencipta sebagai ganti makhluk dan tidak memikirkan kehidupan dan harta, kemudian manusia dapat menjadi seorang Ilahi, yang secara jujur berkata kepada Tuhan: “Segala puji bagi-Mu lantaran telah mensucikan hatiku dari noda kemusyrikan."

S Apakah yang lebih utama dari kedudukan semacam itu dan siapakah yang lebih beruntung dari seseorang yang telah menggapai kedudukan ini!

D Apakah engkau belum mendengar apa yang disabdakan oleh Imam 'Ali: "Tuhanku! Mereka yang kehilanganMu, tidak menemukan apapun, dan mereka yang menemukanMu tidak kehilangan apapun.”

S  Tell me more, Dad.

D Seseorang yang berbakti kepada Tuhan menjelaskan ihwal meninggalkan kesenangan hidup dan berpaling kepada Tuhan dana berkata: "Dimanakah para raja-diraja dan keturunannya menikmati kesenangan ini? Seseorang yang lain berkata: "Kami berada dalam kesenangan, sekiranya para raja mendengarnya, mereka akan memerangi kita dengan menghunus pedangnya untuk merebut kesenangan ini."

S Saya, sesungguhnya, merasakan kenikmatan berdoa kepada Tuhan, khususnya di sepanjang shalat malam, tatkala orang-orang tidur dan tidak terdengar suara kecuali getaran suara hamba yang bercengkerama dengan Tuhan, memandang ke langit dengan bintang-gemintang yang berkilauan. Nampak seakan-akan bintang gemintang itu memuja Tuhan dan sang hamba berkata: “Mahasuci, Mahatinggi…" atau seakan-akan mereka sekedar menjadi para saksi dalam sidang kesadaran. Mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, tiada pencipta selain Tuhan, tiada yang memberikan rezki kecuali Tuhan. Umat manusia bergabung dengan para makhluk ini untuk menginspirasi ayat suci berikut ini: "Apa saja yang berada di langit dan di bumi bersujud di hadapan Allah." Jadi seseorang merasakan integrasi dengan segenap makhluk dalam kenikmatannya, sujud yang panjang dan tatkala ia mengangkat kepalanya dan memandang di sekeliling, ia melihat mereka yang telah tenggelam dalam tidur lelapnya, menyesali mereka yang telah kehilangan kesempatan ini! Betapa malangnya mereka.

D Menyeru Tuhan di keheningan dan kebeningan malam hari merupakan sebuah latihan dan pelajaran dalam mengenal-Nya. Ia merupakan secawan cinta bagi Tuhan dan kenikmatan yang menggembirakan seseorang yang mendapatkannya. Selamat kepadamu Nak, atas kedekatanmu kepada Tuhan.

S But Dad, bagaimana aku dapat mendekat kepada Tuhan selama aku masih memiliki pertanyaan yang engkau motivasi untuk aku tanyakan kepadamu?

D O son! Minatmu dalam menyampaikan dan mengejar keraguan-keraguan serta pertanyaan-pertanyaamu itu membuktikan akan keseriusanmu dalam agamamu dan keyakinanmu.

S Dad, Anda yang memotivasiku dan membuatku merasa santai. Saya akan memulai dengan sebuah pertanyaan sederhana?

D  Silahkan, go ahead.

S Anda berkata bahwa fitrah yang terjaga atau argumen fitrah merupakan pemandu utama yang menuntun kita untuk membuktikan keberadaan Tuhan.

D   Iya betul, aku berkata demikian.

S Apakah argumen ini merupakan satu-satunya argumen dan burhan yang ada dalam membuktikan keberadaan Tuhan?

D Tidak, namun argument ini merupakan argumen yang mudah untuk dicapai, tersedia dan argumen siap pakai tatkala diperlukan. Tapi argumen tersebut bukanlah satu-satunya argumen yang tersedia.

Argumen tersebut persis seperti ASI bagi seorang bayi; ia berpaling kepadanya bilamana ia merasa lapar. Jumlah argumen yang membuktikan keberadaan Tuhan sepadan dengan jumlah desah nafas makhluk-Nya, dan jumlah bebatuan dan pasir-pasir.

S Permisalan fitrah kepada ASI ibu bagi seorang bayi merupakan permisalan yang menarik. Saya ingat adikku pada hari pertamanya taktkala ia menangis dan mencari ASI ibu dan ia tidak merasa tenang hingga Ibu menyusuinya; nampaknya ia telah mengetahui hal ini; ia kemudian merasa tenang dan puas dengan apa yang diberikan kepadanya. Saya bertanya kepada diriku ketika itu: Siapa yang mengajarkan makhluk lemah yang baru saja lahir ke dunia ini tentang darimana mendapatkan makanan?

D Ia diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya melalui insting. Insting menghubungkan seorang manusia dengan kebutuhan naturalnya, dan hal ini tidak memerlukan pengetahuan sebagiamana yang engkau saksikan pada bayi yang baru lahir. Hal yang sama diterapkan pada keberadaan Tuhan. Manusia secara instingtif merasa butuh kepada Tuhan dan mencarinya adalah ibarat bayi yang mencari ASI ibunya. Tatkala ia mendapatkannya, ia akan merasa tenang dan nyaman. Tidak ada argumen rasional dalam masalah fitrah akan keberadaan Tuhan sebagaimana engkau tidak akan temukan alasan mengapa seorang bayi mencari ASI ibunya. Hanyalah perasaan instingtif kebutuhan terhadap Tuhan yang dimiliki oleh setiap orang dalam kelemahannya tatkala ia melepaskan seluruh ketergantungan material dan berpaling sepenuhnya kepada Tuhan tanpa ia mampu memberikan kepada pembenaran teoritis atau analisa ideologis terhadap perbuatannya.

S Lalu mengapa semua orang tidak beriman kepada Tuhan? Bukankah benar bahwa sifat tersebut terdapat pada seluruh manusia? Benarkan bahwa tabiat dan sifat tersebut tidak pernah mati?

D Tetapi terkadang ia bersikap tidak fair.

S Iya. Terkadang ia bersikap tidak fair. Namun ia ada, lalu mengapa banyak orang tidak beriman kepada Tuhan, padahal hal ini merupakan realitas kasat mata dan kita melihatnya dalam banyak ayat:“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya.” (Qs. Yusuf 21:202)

D Pertanyaan yang baik. Saya sangat senang kau bertanya pertanyaan semacam ini untuk mengerangka imanmu di atas dasar yang kukuh dan tanpa keraguan pada sebuah lingkungan yang sehat jauh dari taklid kepada orang tua dan ideologi yang mengancam. Sekarang dengarkan jawabannya: Ayat menegaskan:“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya.” (Qs. Yusuf [12]:103) Ayat ini dan ayat-ayat yang serupa dengannya berbicara secara umum tentang konsep keimanan dan beberapa bagian lainnya yang mencakup bahasan yang cukup luas seperti beriman kepada Tuhan, para nabi, hari Kiamat dan komitmen terhadap ketaatan kepada Allah. Mukmin sejati yang memiliki kepercayaan semacam ini jumlahnya kurang dan dalam kondisi minoritas. Namun, beriman kepada keberadaan Tuhan merupakan keyakinan yang bersifat umum yang terdapat di setiap daerah dan waktu. Engka tahu bahwa beriman kepada Tuhan merupakan keistimewaan bagi umat manusia sepanjang perjalanan sejarah. Dalam perspektif ilmiah, tatkala sesuatu bertautan dengan kemanusiaan di sepanjang masa dan tempat maka hal tersebut dipandang sebagai bagian integral kehidupan manusia dan bukan sekedar sebuah fenomena. Jika ia sebuah fenomena, ia akan hilang pada setiap waktu dan kemudian muncul kembali pada waktu dan tempat yang berbeda. Sebagaimana yang engkau lihat, beriman kepada Tuhan terdapat pada masa lalu dan masa kini serta akan senantiasa berlanjut di masa mendatang. Dengan demikian, beriman kepada Tuhan bertautan dengan naluri manusia dan tidak dapat dipandang sebagai kasus abnormal dalam pentas sejarah. Hal ini bermakna bahwa beriman kepada Tuhan adalah seperti: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Qs. Ar-Rum [30]:30)

S Lalu mengapa yang minoritas ini tidak beriman kepada Tuhan?

D Lantaran fitrah mereka telah tercemar. Tidakkah engkau melihat bagaimana selera bayi berubah tatkala ia menderita sakit; ia akan berpaling dari ASI ibunya? Naluri natural dapat rusak dengan cara sepert ini dan kemudian meninggalkan ibadah kepada Tuhan. Laksana bayi yang kembali menyedot ASI ibunya tatkala keadaannya telah pulih. Hal ini adalah naluri. Ia akan kembali kepada Tuhan setelah sembuh.

S Dan penyembuhan ini dapat menjadi sebuah kejutan atau bahaya yang tak dapat terhindarkan dimana seseorang tidak dapat menghadapinya.

D Well-done! Penyembuhan ini membantu bahka orang-orang yang sangat jauh dari Tuhan. Bayangkan seseorang yang tidak hanya menyembah berhala, tetapi juga mengklaim sebagai tuhan. Fir’aun pernah berkata: “Akulah tuhanmu yang mahabesar.” Tabiat orang semacam ini, ketika berhadapan dengan sang maut, bangun dan kemudian menyatakan imannya tatkala ia berkata:“hingga bila Fira‘un itu telah hampir tenggelam, ia berkata, “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Isra’il, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) .” (Qs. Yunus [10]:90) Jadi engkau melihat orang yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan kembali kepada fitrahnya tatkala menghadapi kondisi genting, oleh karena itu sangat natural bagi mereka yang kurang tercemar dengan kekafiran dan kemusyrikan untuk melakukan hal yang sama.

S Terima kasih atas pelajaran ini Dad, namun saya masih memiliki pertanyaan lainnya.

D Go ahead (Silahkan).

S Anda katakan: Iman bertautan dengan fitrah manusia dan buktinya adalah bahwa setiap orang pada setiap tempat dan waktu beriman kepada Tuhan.

D Yes.

S Namun kita melihat kekafiran tersebar di sepanjang sejarah. Bagaimana Anda menjelaskan masalah ini?

D Hal ini dapat ditelusuri melalui tindakan saudaramu yang masih bayi ketika ia lapar.

S Apa? Saudaraku yang masih bayi! Bagaimana? Saya dapat memahami tauhid melalui saudaraku yang masih bayi itu. Tapi, bagaimana kekafiran dapat dilacak?

D Apakah engkau pernah melihatnya mengisap jarinya sebagai ganti meminum ASI ibunya?

S Oh..iya..iya.. Ia mencari sumber makanan, dan jika ia salah atau tidak dapat menemukannya; ia mengisap jarinya sebagai alternatif.

D Demikian juga kemusyrikan, fitrah secara salah mendapatkan alternatif yang salah. Kesalahan ini terjadi lantaran beberapa alasan eksternal, seperti absennya ibu si bayi yang menuntunnya mengisap jarinya. Sebagaimana engkau tahu, setelah beberapa lama si bayi menolak jari tatkala rasa lapar m menderanya dan mengisap jari tidak akan memberikannya ASI. Demikian juga, seorang penyembah berhala boleh jadi meninggalkan sesembahannya tatkala ia menghadapi kondisi kritis dan genting yang memaksa fitrahnya untuk muncul kembali ketika berhala-berhala tersebut tidak mampu memuaskan tuntutan batinnya untuk kembali bersatu dengan tuhan sebenarnya, yaitu Tuhan.

S Thanks God and thank you Dad (Terima kasih Tuhan dan terima kasih Dad). Biarkan saya menyimpulkan dari apa yang saya pahami dari perbincangan kita. Fitrah yang menalar merupakan perasaan natural yang dimiliki oleh setiap orang sebagai panduan menuju kepada Tuhan. Jenis pembuktian ini merupakan pembuktian spiritual, ketertarikan naluri dan bukan pembuktian rasional dan intelektual. Dia adalah kekuatan pamungkas (ultimate) dan ghaib yang menjadi sandaran akhir manusia tatkala ia tak berdaya. Ketertarikan fitri kepada Tuhan berkurang sebagai akibat perbuatan dosa dan penyimpangan yang dilakukan berulang-ulang. Tapi ia kembali bekerja tatkala manusia menghadapi multi krisis yang menderanya. Dengan demikian, fitrah yang menuntun manusia dan membawanya kembali kepada Tuhan.

D Kesimpulan yang engkau ambil merupakan kesimpulan yang luar biasa. Apakah engkau memiliki pertanyaan lain, atau ingin saya tambahkan?

S Please go ahead (Silahkan).

D Dulu terdapat sebuah ideologi yang muncul pada abad kedua puluh. Ideologi ini muncul dan bertahan selama delapan puluh tahun, tapi kemudian tumbang lantaran kegagalannya memenuhi panggilan fitrah manusia. Fenomena ini, khususnya selama kegagalannya, sangat berkaitan dengan subjek perbincangan kita.

S Apaan tuh, Dad?

D Ideologi itu adalah ideologi Leninisme dan Marxisme atau Komunisme yang muncul pada awal abad kedua puluh dan mengatur setengah dari wilayah Dunia Timur. Kira-kira sepertiga penduduk dunia takluk kepada kekuasaan itu. Kekuasaan itu berkuasa kurang lebih 45 tahun lamanya dan didukung oleh kekuatan politik, ekonomi dan militer raksasa. Ancaman dan siksaan secara intensif digunakan untuk menyebarkan atheisme. Tapi apa yang menjadi hasilnya? Hasilnya adalah benturan keras dan kegagalan jelas seluruh usaha raksasa tersebut yang berlangsung sepanjang waktu itu dan melibatkan dua generasi yang didominasi dan dibesarkan dalam atmosfer komunisme. Atheisme tidak dapat hidup lama, dan masyarakat tidak menerima ideology menyimpang komunis ini. Kendati dengan segala usaha dan upaya, masyarakat tetap menjalin hubungan mereka dengan Tuhan. Kini, orang-orang atheis adalah minoritas dan orang-orang beriman adalah mayoritas di seluruh penjuru dunia. Hal ini membuktikan bahwa iman inheren dalam diri manusia dan ia tidak didapatkan melalui asuhan dan masyarakat.

S Jika keyakinan dan iman diperoleh melalui jalan nurture dan masyarakat, ia akan sirna sebagai hasil dari pendidikan ideologi baru yang dipraktikkan oleh puak-puak komunis selama 45 tahun pada abad silam dan tidak menyisakan setiap aspek agama tanpa terjungkal. Ajaran komunis menyuntikkan pemikiran atheistik di sekolah-sekolah, jalan-jalan, radio, televise, stadion, kamp-kamp militer dan dimana saja ada lisan untuk bercuap-cuap, telinga untuk mendengar dan mata untuk melihat. Meski dengan seluruh propaganda ini, iman kepada Tuhan tetap tak tergoyahkan dan atheism yang terpuruk.“Sesungguhnya Allah adalah Tuhan Yang Maha Hak, sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil” (Qs. Al-Hajj [22]:64)

D “Tuhan Yang Mahakuasa adalah hak.” Baik sekali, son.

S“Dia-lah Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Raja Diraja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Mengawasi, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan.” (Qs. Al-Hasyr [59]:23)

D Syukur kepada Tuhan karena telah membimbing kita ke jalan ini, dimana kita tidak menemukan yang lain kecuali rahmat-Nya. OK nak, sekarang pergilah tidur. Selamat malam! []