peristiwa ghadir dalam perspektif ahlusunnah

peristiwa ghadir dalam perspektif ahlusunnah0%

peristiwa ghadir dalam perspektif ahlusunnah pengarang:
: Muhamad Taufik Ali Yahya
: Muhamad Taufik Ali Yahya
Kategori: Imam Ali as

peristiwa ghadir dalam perspektif ahlusunnah

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

pengarang: Muhammad Ridha Jabbariyan
: Muhamad Taufik Ali Yahya
: Muhamad Taufik Ali Yahya
Kategori: Pengunjung: 10854
Download: 3953

Komentar:

peristiwa ghadir dalam perspektif ahlusunnah
Pencarian dalam buku
  • Mulai
  • Sebelumnya
  • 12 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Download HTML
  • Download Word
  • Download PDF
  • Pengunjung: 10854 / Download: 3953
Ukuran Ukuran Ukuran
peristiwa ghadir dalam perspektif ahlusunnah

peristiwa ghadir dalam perspektif ahlusunnah

pengarang:
Indonesia

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

PERISTIWA GHADIR DALAM

PERSPEKTIF AHLUSUNNAH

Muhammad Ridha Jabbariyan

Iftitah

عليكم بعلي بن أبي طالب فإنو مولاكم فأحبوه ، وكبيركم فاتبعوه ، وعالِمكُم فأكرموه ، وقائدكم إلى

الجنة فعززوه ، فإذا دعاكم فأجيبوه ، وإذا أمركم فأطيعوه ، أحبوه بحبي ، وأكرموه بكرامتي ، ماقلت لكم في

علي إلا ماأمرني بو ربي جلّت عظمتو

Rasulullah Saw bersabda:

‚Hendaklah kalian bersama Ali bin Abi Thalib, lantaran ia adalah pemimpin dan maula kalian, cintailah ia.

Ia adalah orang besar di antara kalian, ikutilah ia.

Dan merupakan orang alim di antara kalian, muliakanlah ia.

Pemimpin kalian menuju firdaus, agungkanlah ia.

Tatkala ia menyerumu penuhilah seruannya, ketika ia memerintahmu taatilah.

Cintailah ia, sebagaimana kalian mencintaiku.

Muliakanlah ia, sebagaimana kalian memuliakanku.

Aku tidak berkata sesuatu apapun tentang Ali bin Abi Thalib kecuali menjalankan perintah Tuhanku.‛

Sekapur Sirih dari Penulis

Tanpa syak kepribadian Ali bin Abi Thalib As merupakan kepribadian agung dan unggul setelah Rasulullah Saw. Kehadiran Ali bin Abi Thalib membuat seluruh alam semesta menjadi indah.

Kepribadian nurani Ali bin Abi Thalib As sedemikian cemerlang menyinari kemanusiaan sehingga akal manusia sepanjang perjalanan sejarah terheran dan terperanjat. Jalan untuk mencapai kepribadian agung rabbani tersebut, betapapun seluruh akal dan tabiat menstimulirnya, hanya jalan cinta yang mampu melintasinya.

Apa yang telah diberi ulasan oleh pena dan lisan para ahli cinta dan fadilah terlewatkan oleh keindahan nuraninya. Pada hakikatnya derajat makrifat kitalah yang tidak berada pada derajat untuk dapat mencerap kepribadian manusia agung tersebut. Dengan pengakuan dan iktiraf pada keluasan tanpa batas ruh kudusnya, kita berusaha meneladani hadis nabawi, untuk menemukan sejumput jalan supaya dapat mendekat kepada derajatnya yang suci.

Tujuan utama dari penulisan buku ini adalah ingin membuktikan bahwa hari Al-Ghadir merupakan hari raya (ied) dan memberikan penjelasan sebagian dari adab-adab hari penuh berkah ini.

Sejalan dengan ritual-ritual yang lain, kami berupaya menyingkap dengan mengulas kepribadian agung Imam Ali dan bercermin dari sabda Rasulullah Saw sehingga dapat melongok keindahan Ali bin Abi Thalib As yang memesona.

Harapan semoga kami dan para pembaca yang budiman dapat meraup dan menuai keberuntungan dari perjalanan maknawi ini.

Pada akhir buku ini, kami memandang perlu untuk menyebutkan beberapa poin bahwa kebanyakan tema dari buku ini bersandar dari kitab-kitab muktabar (yang diterima) Ahlu Sunnah.

Untuk itu, kami tidak lupa menyebutkan sumber setiap hadis atau peristiwa yang kami jadikan sandaran, dengan menyebutkan jilid, halaman, penerjemah, penerbit dan percetakannya, tahun dan tempat penerbitannya.

Dalam masalah yang kurang mendapatkan perhatian oleh Ahlu Sunnah dalam kitab-kitab mereka, kami merujuk kepada kitab-kitab muktabar Syi’ah dan kitab-kitab itu telah diperkenalkan dengan teliti sebagaimana kitab-kitab Ahlu Sunnah.

Terkait dengan keterangan sebuah hadis yang dinukil dengan menyebutkan satu atau beberapa referensi yang telah dipandang memadai, tidaklah berarti bahwa hadis tersebut tidak dijumpai dalam sumber-sumber lain; akan tetapi lantaran minimnya waktu dan tempat yang menjadi sebab tidak termuatnya seluruh referensi yang ada.

Kami memuat matan hadis-hadis tanpa perubahan, memberikan penjelasan pada hal-hal yang dipandang perlu.

Karena buku ini disusun dalam bahasa Persia, kami berupaya menerjemahkan hadis-hadis yang tertuang dalam buku ini dan menukil matan-matan (teks-teks) hadis yang dipandang perlu.

Buku ini terbagi menjadi enam bagian, yakni sebagai berikut.

Bagian Pertama : Kisah Al-Ghadir

Bagian Kedua : Khilâfah dan Wishayah

Bagian Ketiga : Kriteria-kriteria

Bagian Keempat : Selangit Keutamaan

Bagian Kelima : Perlakuan Khusus Rasulullah Saw

Bagian Keenam : Adab-adab dan Kebiasaan-kebiasaan Idul Ghadir

Kami berharap dengan hadirnya riset singkat ini, tetesan samudra keutamaan Al-Ghadir dapat mengucur pada diri kita.

Muh. Ridha Jabbariyan