Imam 'Alî Zainal 'Abidin As; Keindahan Para Abid

Imam 'Alî Zainal 'Abidin As; Keindahan Para Abid0%

Imam 'Alî Zainal 'Abidin As; Keindahan Para Abid pengarang:
Kategori: Imam Ali bin Husein as
Halaman: 3

Imam 'Alî Zainal 'Abidin As; Keindahan Para Abid

pengarang: Sayyid Mahdî Ayatullâhî
Kategori:

Halaman: 3
Pengunjung: 6159
Download: 538

Komentar:

Pencarian dalam buku
  • Mulai
  • Sebelumnya
  • 3 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Pengunjung: 6159 / Download: 538
Ukuran Ukuran Ukuran
Imam 'Alî Zainal 'Abidin As; Keindahan Para Abid

Imam 'Alî Zainal 'Abidin As; Keindahan Para Abid

pengarang:
Indonesia
Imam 'Alî Zainal 'Abidin As Keindahan Para Abid Imam 'Alî Zainal 'Abidin As; Keindahan Para Abid


Diterjemahkan dari :
Ma'al Ma'sumin
Al-Imamul 'Ali Zainal 'Abidin As
Karya : Sayyid Mahdi Ayatullâhi
Islamic Republic of Iran
Penerjemah : Ridwan ar-Ridâ
Penyunting : Abu 'Ali
Diterbitkan oleh :
Penerbit Fathu Makkah
Yayasan Putra Ka'bah
Qum Al-Muqaddas
Jumadi Tsani 1424

1
Imam 'Alî Zainal 'Abidin As Keindahan Para Abid

Imam 'Ali Zainal 'Abidin As
Adik-adik dan remaja tercinta

Adik-adik, dalam kehidupan dunia ini, kita memerlukan teladan dari yang berakhlak agung dan mulia, sehingga dengan keteladanan dari mereka, kita dapat meniru akhlak luhur mereka. Para pemimpin agama dan para Imam Ahlul Bait As adalah contoh dan teladan bagi kita semua. Oleh karena itu, kami telah membuat penelitian perihal kehidupan mereka, dengan maksud untuk memperkenalkan kepada adik-adik akan kehidupan mereka. Dan semaksimal mungkin kami telah menyusun buku-buku ihwal kehidupan mereka dengan bahasa sederhana sehingga dapat dipahami dengan mudah.
Kumpulan kisah manusia-manusia suci ini disusun seringkas mungkin dengan tidak melupakan keabsahan kisah-kisah teladan Imam Ahlul Bait itu.
Para ahli sejarah Islam telah mengkajinya secara serius dan mereka mendukung adanya penyusunan buku ini.
Kami berharap, adik-adik sekalian sudi mengkajinya secara serius pula. Hasil dari pelajaran ini, kami meminta kepada adik-adik untuk dapat menyampaikan kesan dan pandangannya.
Kami sangat berterima kasih atas perhatian adik-adik. Dan semoga adik-adik mau bersabar menantikan edisi-edisi selanjutnya.

Wiladah
Pada masa pemerintahan khalifah kedua 'Umar bin Khattab kaum muslimin berhasil menaklukkan negeri Persia (Iran). Atas kemenangan ini, lasykar Islam memboyong tawanan perang ke Madinah al-Munawwarah, termasuk di antaranya putri Raja Kisra, Yazdijard.
Ketika khalifah bermaksud menjual putri raja tersebut, Imam 'Ali As memberi isyarat untuk tidak melakukan hal itu, mengingat bahwa putri raja (aristokrat) tidak patut diperjualbelikan sebagaimana tawanan biasa, sekalipun dia seorang kafir. Imam 'Ali berkata kepada salah seorang dari aristokrat itu bahwa dia berhak untuk menentukan sendiri calon suaminya.
Akhirnya, sang putri raja itu memilih junjungan kita Imam Husain bin 'Ali As sebagai pasangan hidupnya. Amirul Mu'minin As berwasiat untuk memperlakukannya dengan baik dan santun. Imam 'Ali berkata : Wahai Aba 'Abdillah, ketahuilah bahwa dia kelak akan melahirkan sebaik-baik ahli dunia. Dan dari rahim wanita bangsawan ini, putra Imam Husain As, 'Ali Zainal 'Abidin lahir. Pernah Imam Husain As, ayahandanya memanggilnya dengan: " Ibn Khairatain " (anak dari dua kebaikan). Karena dalam darahnya bercampur dua bangsa, Arab dan Persia. Dari anak Quraisy Bani Hasyim dan 'Ajam (non-Arab).

Akhlak Dan Sifatnya
Penyair Farazdaq menggambarkan ihwal Imam 'Ali Zainal 'Abidin As sebagai orang yang rupawan dan semerbak wangi raihan tercium dari badannya. Di antara kedua matanya terdapat bekas sujud, sehingga digelari " as-Sajjad " (yang banyak melakukan sujud).
Imam Muhammad Bâqir As (putranya) bercerita tentang ayahnya: " Sesungguhnya ayahku ''Ali bin Husain As, apabila tiba musim dingin dia menyedekahkan pakaiannya kepada faqir-miskin dan begitu pula jika datang musim panas beliau juga melakukan hal yang sama.
Beliau memakai sebaik-baik pakaian ketika hendak salat, mencuci dan menaburkan minyak wangi, Imam 'Ali Zainal 'Abidin As masyhur dengan banyak berdoa dan menangis.
Tawus al-Yamani (salah seorang sahabat beliau) berkata : "Aku melihat seorang laki-laki sedang salat di Masjid Haram di dekat air mancur, dia berdoa dan menangis dalam doanya, lalu kudatangi beliau ketika telah menyelesaikan salatnya, ternyata dia adalah 'Ali Zainal 'Abidin, Ali bin Husain As. Aku berakata kepadanya: "Wahai putra Rasulullah anda menangis sedangkan anda adalah putra Rasulullah? Beliau menjawab: "Meskipun aku putra Rasulullah apakah kalian tidak menyakini adanya azab Allah swt, bukankah Allah Swt berfirman : "Ketika itu tidak ada lagi ikatan keluarga antara mereka " Sesungguhnya Allah Swt menciptakan surga bagi siapa saja yang berbakti kepada-Nya dan berbuat baik sekalipun dia seorang hamba Habasyi dan menciptakan neraka bagi siapa saja yang menentang-Nya dan berbuat jahat sekalipun ia seorang sayyid dari Quraisy.
Beliau menunaikan ibadah haji ke Baitullah sebanyak 20 kali dengan jalan kaki dan beliau berwasiat kepada para sahabatnya untuk melaksanakan amanahnya dan berkata : "Demi Dia yang telah mengutus Muhammad dengan haq, seandainya pembunuh Husain As meminta perlindungan akan kulindungi dari pedang yang hendak membunuhnya sebagai diyat (balasan) kepadanya . Dan beliau mewasiatkan kepada mereka untuk memenuhi kebutuhan seseorang dan berkata : "Sesungguhnya Allah Swt mempunyai hamba yang bekerja dalam memenuhi hajat manusia, merekalah yang beriman pada hari kiamat dan barangsiapa menggembirakan orang mu'min, Allah Swt akan membahagiakan hatinya pada hari kiamat.
Imam 'Ali Zainal 'Abidin As pernah duduk bersama dengan sahabatnya tiba-tiba datang seorang laki-laki dari anak bibinya lalu mencaci makinya dan melontarkan kata-kata pedas, Imam tidak berkata-kata hingga orang itu selesai berbicara. Kemudian Imam berkata kepada sahabatnya: "Kalian dengar apa yang dikatakan pria tersebut, saya lebih suka kalian bersamaku hingga mendengarkan jawabanku padanya. Lalu mereka berdiri bersama dengan Imam dan mengira bahwa Imam akan membalas dengan perbuatan yang serupa. Imam mengetuk pintu orang tersebut lalu orang itu keluar dengan siap siaga. Dengan santun Imam berkata: "Wahai saudaraku, sungguh telah engkau katakan sesuatu padaku, sekiranya benar apa yang kau katakan aku mohon ampun kepada Allah Swt atasnya, dan jika tidak benar semoga Allah Swt mengampunimu". Pria itu terpengaruh akan budi bahasa beliau dan menyesali perbuatannya dan Imam mengabulkan permohonan maafnya.
Suatu hari Imam As melihat Muhammad bin Usamah bin Zaid sedang menangis ketika ia datang menjenguknya.
Imam bertanya: "Gerangan apa yang membuat engkau menangis?
Muhammad bin Usamah menjawab: "Saya terlilit hutang.
Berapa jumlah hutangmu?. Tanya Imam.
15.000 Dinar, Jawab Muhamad bin Usamah.
Imam berkata: "Serahkan kepadaku", lalu beliau membayarkan hutang tersebut.
Imam As pada pertengahan malam keluar kota sambil memikul sejumlah harta dan makanan untuk membagi-bagikan kepada orang fakir yang berjumlah seratus kepala keluarga sementara mereka tidak mengetahui identitas beliau, ketika Imam As syahid, mereka merasa kehilangan laki-laki tersebut, barulah mereka sadar ternyata orang yang membagi-bagikan mereka harta dan makanan adalah Imam ''Ali Zainal 'Abidin As.

Tragedi Karbalâ
Imam 'Ali Zainal 'Abidin As ikut bersama ayahnya Imam Husain As pada perjalanan (rihla) dari Madinah ke Mekkah dan dari Mekkah ke Karbala, hingga terjadi tragedi pembantaian memilukan itu. Ketika itu dia sedang sakit keras. Dia memaksakan dirinya bangkit dari tempat tidur untuk ikut berperang setelah menyaksikan ayahnya tinggal sendirian, akan tetapi Imam Husain berkata kepada saudarinya Zainab As : "Cegahlah dia agar tali keturunan keluarga Rasulullah Saw tidak terputus."
Sesungguhnya sakitnya pada hari itu berkat lutf (kemurahan) Allah Swt untuk mengekalkan keturunan Rasulullah dan membuka kedok kejahatan dan kebiadaban Yazid.

Menjadi Tawanan
Tentara Ibnu Ziyâd menyerang kemah-kemah setelah junjungan kita Imam Husain As syahid dan ingin membunuh Imam 'Ali Zainal 'Abidin As yang ketika itu berumur 23 tahun, tetapi bibinya Zainab menghalangi mereka dengan penuh keberanian dan berkata: "Jika engkau hendak membunuhnya maka langkahi dulu mayatku." Dan akhirnya mereka tidak jadi membunuhnya dan mengikat tangan Imam dan menggiringnya ke Kufah bersama dengan tawanan lain.
Tatkala mereka beristirahat, Zainab dan Imam 'Ali Zainal 'Abidin serta para tawanan yang lain dengan penuh keberanian menyebarkan perbuatan jahat Yazid dan 'Ubaidillâh bin Ziyâd dan perbuatan Ahli Kufah yang hina.
Ketika rombongan tawanan itu tiba di Kufah, masyarakat berkerumun di sekitar mereka, Imam 'Ali Zainal 'Abidin diam sebagai tanda protes dengan menperlihatkan kondisi dirantai dan darah yang mengalir dari sikunya setelah itu beliau berkhutbah : "Ayyuhannas, Barangsiapa mengenal aku maka sesungguhnya dia mengenal aku dan barangsiapa yang tidak mengenalku, maka perkenalkanlah aku ini adalah 'Ali Zainal 'Abidin bin Husain bin Abi Tâlib Aku adalah anak yang diruyak kehormatannya, dirampas haknya dan dirampok hartanya dan ditawan keluarganya. Aku adalah anak yang ayahnya disembelih di Sungai Furat. Aku anak yang ayahnya diperangi dengan sabar dan cukuplah itu sebagai kebanggaan.
Ayyuhannas , bersumpahlah demi Allah !!! Apakah kalian tahu bahwas kalian telah menulis surat kepada ayahku lantas kalian menipunya. Kalian telah memberikan janji untuk ber-bai'at lalu kalian membunuhnya, maka kecelakaan (kebinasaan) bagimu (kalian telah mencelakakan diri kalian sendiri), bagaimana kalian akan berhadapan dengan datukku Rasulullah Saw kelak? Jika dia bertanya kepada kalian: "Kalian bunuh keturunanku, kalian hancurkan kehormatanku, kalian tidak termasuk umatku".

Di Istana Ubaidillâh
Ubaidillâh bin Ziyâd memandang para tawanan itu dengan penuh kehinaan. Kehadiran mereka di istananya dengan kehadiran sambil menunggu keputusan. Ibnu ziyad memperhatikan Imam 'Ali Zainal 'Abidin As dan berkata: "Siapa namamu?"
Imam menjawab : 'Ali bin Husain ".
Ibnu Ziyad dengan perkataan kotor bertanya :_ Apakah Allah belum membinasakan 'Ali?"
Imam menjawab dengan tegas : "Aku mempunyai saudara lebih tua bernama 'Ali yang telah dibunuh oleh manusia keji."
Ibnu Ziyad dengan marah berkata: Allalah yang telah membunuhnya!
Imam tanpa rasa gentar berkata: Allah mewafatkan jiwa ketika sampai waktunya dan tidaklah setiap jiwa mati kecuali dengan izin Allah "
Ibnu Ziyad naik pitam dan memerintahkan untuk membunuh Imam, tiba-tiba bibinya Za?ab ikut bicara : _ Cukuplah Wahai Ibnu Ziyad kau telah menumpahkan darah kami, apakah kau tidak membiarkan salah seorang hidup dari kami? Jikalau engkau hendak membunuhnya, maka biarkanlah aku menyertainya.??
Imam Sajj? As menimpali dengan penuh keberanian : _ Adakah engkau mengetahui bahwa perang bagi kami adalah hal biasa dan Allah memuliakan kami dengan syahadah.
Akhirnya Ibnu Ziyad mengurungkan niatnya dan mengirim para tawanan itu ke Syam.

Di Syam
Kafilah tawanan itu tiba di Syam diiringi dengan tangisan pilu menyayat hati, sementara Imam Zainal 'Abidin As masih dalam keadaan dirantai besi.
Yazid bin Mu'awiiyah memerintahkan untuk menghiasai kota Damsyiq sebagai tanda sukacita atas terbunuhnya Imam Husain As dan menipu masyarakat dengan menyebarkan berita bohong dan citra buruk tentang anak keturunan Imam Ali As.
Tatkala rombongan tawanan sampai di Damsyiq salah seorang yang dituakan mendatangi Imam Zainal 'Abidin? As dan berkata: _ Segala puji bagi Allah yang telah menghancurkanmu dan mengokohkan pemimpin kami.
Imam As memahami bahwa sesugguhnya laki-laki ini tidak mengetahui hakekat yang sebenarnya. Beliau berkata kepadanya : _ Wahai bapak tua apakah engkau membaca al-Qur'an?
Syaikh itu menjawab : _ Iya ".
Imam bertanya lagi : _ Apakah engkau membaca firman Allah? Swt _ Katakanlah (Muhammad), Aku tidak meminta ganjaran dari kalian kecuali kecintaan (mawaddah) kalian kepada karib kerabatku ". (Qs. ). Dan Allah berfirman : _ Berikanlah hak kaum kerabatmu _ (Qs. ). Dan Allah berfirman: _ Dan ketahuilah sesungguhnya pada rampasan perang kalian terdapat seperlima hak Allah swt, rasul-Nya dan keluarga dekatnya ". (Qs.).
Syaikh itu menjawab : _ Iya. Saya telah membaca ayat itu _.
Lalu Imam As berkata : _ Demi Allah, kami keluarga dekat Nabi yang disebutkan dalam setiap ayat tersebut, Imam melanjutkan pertanyaannya : _ Apakah engkau membaca firman Allah Swt : _ Sesungguhnya Allah ingin menghilangkan kekotoran (rijz) dari Ahli Bait dan mensucikan kalian sesuci-sucinya ". (Qs. al-Ahzab : 33).
Syaikh itu menjawab : _ Iya ".
Imam berkata : _ Kami adalah Ahlul Bait Nabi wahai Syaikh.
Syaikh itu dengan penuh keheranan berkata : _ demi Allah benarkah kalian Ahlul Bait Nabi?
Imam menjawab:_ Ya, demi kebenaran datuk kami, Rasulullah Saw, kamilah yang dimaksudkan dalam ayat tathir itu, tanpa keraguan.
Syaikh itu akhirnya menerima perkataan Imam. Ia berkata : _ Aku berlepas tangan dari Allah terhadap orang-orang yang membunuh kalian ".
Ketika berita itu sampai ke telinga Yazid dia memerintahkan algojonya untuk memenggal leher Syaikh itu.

Imam dan Yazid
Yazid dengan penuh pandangan kebencian memerintahkan agar para tawanan dihadapkan dengan terikat satu sama lain pada tali panjang.
Imam Zainal 'Abidin? As berkata:_ Bagaimana sangkaanmu hai Yazid kepada Rasulullah? sementara keturunannya dalam kondisi seperti ini.
Orang yang hadir dalam majlis tersebut menangis.
Salah seorang orator naik ke mimbar atas perintah Yazid dan mulai mencaci maki 'Ali, Hasan dan Husain dan sebaliknya memuji-muji Mu'awiyah dan Yazid, Imam lalu memandangnya dan berkata dengan nada keras kepadanya: _ Celakalah kamu wahai orang yang berbicara, engkau telah mencari ke-rida-an makhluk dengan kemurkaan Allah Swt, engkau telah memilih tempatmu di neraka.
Kemudian Imam berpaling ke arah Yazid dan berkata : _ Apakah engkau mengizinkan aku naik ke mimbar ini, akan kukatakan kalimat yang Allah ridha dan kepada hadirin ada balasan dan ganjarannya?
Yazid menolaknya dan berkata dalam hatinya : _ Jikalau dia naik mimbar tidak akan turun kecuali setelah membeberkan aibku serta cela keluarga Ab_ Sofyan ".
Namun hadirin memaksa Yazid sehingga dia mengizinkan Imam untuk naik ke mimbar itu.
Lalu Imam naik mimbar, setelah memuji Allah Swt, ia berkata: _ Ayyuhannas, kami telah diberi enam perkara dan dilebihkan dengan tujuh perkara; Kami diberi ilmu pengetahuan, penyantun, kedermawanan, kefasihan dalam bicara, keberanian dan kecintaan di hati Mu'min dan kami diutamakan karena diantara kami Nabi As dan orang-orang terpercaya, prawira dan singa Allah dan singa Rasul-Nya dan di antara kami penghulu para wanita dan dari kami sebaik-baik umat ini.
Ayyuhannas, barangsiapa mengenalku maka sungguh dia telah mengenalku dan barangsiapa tidak mengenalku akan kuperkenalkan asal-usul keturunanku, aku adalah anak laki-laki dari Mekkah dan Mina (Nabi Ibrahim As. Penj,) Aku adalah anak laki-laki air sumur zam-zam dan shafa (Nabi 'Ismail As). Aku adalah anak laki-laki yang mengadakan perjalanan dari Masjid Haram ke Masjid Aqsa. Aku anak laki-laki yang ditemani Malaikat Jibril As ke Sidratul Muntaha (Nabi Muhammad Saw), aku anak laki-laki orang yang dekat dan didekatkan sehingga berada di antara dua sisi atau lebih dekat (Qs.). Aku adalah anak laki-laki Muhammad al-Mustafa, aku anak laki-laki dari 'Ali al-Murtada ".
Imam menjelaskan keturunannya yang suci dan menjelaskan peristiwa serinci-rincinya hingga tragedi pembantaian di Karbala. Akhirnya mereka tersadar akan hakekat sebenarnya yang terjadi sehingga bergemuruh ruangan itu dengan isak tangis manusia.
Yazid khawatir akan terjadi pembebasan, dia memberi isyarat kepada muadzin untuk mengumandangkan azan guna memotong pembicaraan Imam As.
Muadzdzin mengumandangkan : _ Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah.
Imam lalu berkata dengan khusyu' : _ Aku bersaksi dengan darah dan dagingku ".
Ketika muadzin mengumandangkan : _ Aku bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah utusan Allah Swt _.
Imam melihat Yazid dan berkata kepadanya: _ Muhammad ini apakah kakekku atau kakekmu? Jika kau mengatakan bahwa dia adalah kakekmu maka engkau telah berdusta dan jikalau engkau mengakuinya lalu mengapa engkau membunuh keturunannya?
Khutbah yang disampaikan Imam As sangat berpengaruh dan memutarbalikkan kondisi di tengah masyarakat, dan sebagian dari mereka meninggalkan masjid itu sebagai tanda protes atas politik keji Yazid.
Yazid memerintahkan para tawanan untuk dikembalikan ke Madinah karena khawatir akan terjadi aksi solidaritas dan akhirnya berujung pada pemberontakan.
Kaum Muslimin menyesali kejadian yang menimpa Imam Husain As ketika melihat kezaliman dan kejahatan Yazid terus menerus.?
Pasukan Yazid menyerang Madinah al-Munawwarah dan membolehkan prajuritnya membunuh, merampas dan merampas kehormatan wanita dan melakukan pengrusakan selama tiga hari, demikian pula halnya dengan segala kekuatan yang dia miliki, dia mengepung kota Mekkah dan menghancurkan Ka'bah dengan lemparan batu dan mengobarkan api di dalamnya. Kemudia All? membalas perbuatan Yaz? serta tentaranya yang menghujani ka'bah dengan batu.
Putranya Yaz?, Mu'awiyah, menolak ke-khalifah-an yang turun temurun terkenal dengan kedzaliman ayah dan kakeknya yang telah merampas kebenaran dari ahlinya. Lalu Marw? mengangkat dirinya sendiri sebagai khal?ah dan ahli Syam membaiat mereka.
Sementara di Hijaz, 'Abdullah bin Zubair memproklamirkan ke-khalifahan-nya dan menjaga kesucian Ka'bah.
Pada tahun 73 H, 'Abdul Malik bin Marwan bersama pasukan besarnya bergerak menuju Mekkah dan mengepungnya dan pada kali lain dan menghancurkan Ka'bah dengan lemparan batu (senjata seperti ketapel tapi dengan bara api) dan membunuh 'Abdullah bin Zubair.
'Abdul Maliik menggunakan sistem politik intimidasi dan menghancurkan (membinasakan) siapa saja yang mencoba menentangnya. Penguasa Basrah dan Kufah yang banyak mengalirkan dan menumpahkan darah. Dialah Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqfi merampas hak-hak orang bebas serta mengisi penjara-penjara dengan kaum laki-laki dan perempuan tak berdosa.
'Abdul Malik melakukan pengawasan ketat terhadap Imam Zainal 'Abidin, mata-mata selalu mengintai setiap gerak-gerik Imam As.
Setelah itu dia memerintahkan untuk menangkap Imam dan meminta untuk dikirim ke Syam dan akan dijelaskan lebih jauh pada bab selanjutnya.

2
Imam 'Alî Zainal 'Abidin As Keindahan Para Abid

Imam dan Hisyam
'Abdul Malik meninggal setelah menyerahkan takhta ke-khalifah-annya kepada Hisyam. Suatu hari Hisyam pergi menunaikan ibadah haji dan tawaf di sekitar Ka'bah dia bermaksud untuk mencium Hajar Aswad namun tidak berhasil karena penuh sesak, lalu dia duduk istirahat dan menunggu kesempatan sementara Ahli Syam berkerumun di sekitarnya. Tidak lama kemudian datanglah Imam Zainal 'Abidin As dengan bau harum semerbak, kemudian beliau tawaf di Baitullah, ketika sampai di Hajar Aswad orang-orang memberi jalan dan mereka berhenti dengan penuh hormat dan ta'dzim (pemuliaan) sehingga beliau dapat dengan mudah mencium Hajar Aswad, setelah itu orang-orang kembali melanjutkan tawaf mereka.
Sementara Ahli Syam tidak mengetahui Imam. Ketika menyaksikan peristiwa tersebut mereka bertanya tentang siapa gerangan laki-laki tersebut kepada Hisyam, dengan penuh kecemburuan Hisyam menjawab: _ Saya tidak tahu _.
Farazdaq, penyair yang ikut dalam kafilah tersebut membacakan syairnya setelah menjawab pertanyaan orang-orang Syam tersebut.

Dialah laki-laki yang dikenal bekas tapak kakinya di Mekkah
Dikenal di Baitullah, Haramullah (Mekkah) dan di luar Mekkah
Anak laki-laki sebaik-baiknya hamba Allah
Orang bertakwa, terbaik, tak ternoda dan terkenal
Dialah anaknya Fathimah jika engkau tidak mengetahuinya kakeknya adalah penutup para nabi Allah.

Sahifah Sajjadiyah
Pada mulanya Sahifah Sajjadiyah merupakan sebuah buku kecil kumpulan doa, tetapi pada dasarnya merupakan sebuah pelajaran besar yang mengajar manusia ihwal akhlak mulia dan sopan-santun. Sebagian mengandung pelajaran falsafah, ilmu pengetahuan eksakta dan non-eksakta bahkan termasuk politik. Di antara doa-doa tersebut:
Ilahi , sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari kemaksiatan, ketakutan, kekikiran, kealfaan, kekerasan hati dan kehinaan.
Maha Suci Engkau yang mendengar setiap nafas ikan di dasar laut, Maha Suci Engkau yang mengetahui peredaran purnama dan mentari, Maha Suci Engkau yang mengetahui pergantian kegelapan (malam) dan cahaya (siang) ?aha Suci Engkau dari ketakjuban orang yang mengenal-Mu dan bagaimana mungkin mereka tidak takut kepada-Mu.

Imam As juga mempunyai do'a khusus setiap hari dan doa harian dalam seminggu dan 15 munajat dan sesuai dengan pilihan katanya halus dan sedap yang menunjukkan adab yang tinggi dan ketakutan jiwa kepada Allah Swt.

Risalah Huquq
Imam Sajjad mempunyai risalah yang terkenal dengan nama _ Risalah Huquq _ yang terdapat 50 persoalan berisi tentang kewajiban manusia terhadap Tuhan, dirinya, tetangga dan sahabat-sahabatnya.
Tentang hak seorang Guru beliau berkata: _ Di antara hak guru terhadapmu adalah memuliakan, menghormati dan perhatian penuh pada setiap kelasnya dengan seksama dan janganlah engkau mengeraskan suaramu di hadapannya, menyembunyikan kekurangannya dan menampakkan kelebihannya.
Tentang hak ibu, Imam berkata: _ Adapun hak ibumu, ketahuilah bahwa dia telah mengandungmu, memberimu makan dari buah hatinya (air susunya) dia rela kamu kenyang sementara dia lapar, memberimu pakaian sementara dia telanjang, memberi minum sementara dia dahaga, menidurkanmu di haribaannya.
Tentang hak tetangga, beliau berkata: _ Di antara hak tetanggamu adalah menjaganya ketika tiada dan memuliakan ketika ada, janganlah merasa iri, mengingatkan ketika tergelincir serta memaafkan kesalahannya.
Tentang hak kafir dzimma (orang kafir yang mengikat perjanjian dengan kaum muslimin dan hidup di negeri muslim), beliau berkata: _ Hukum bagi orang kafir dalam negeri Islam adalah menerima apa yang Allah restui dan cukuplah baginya Allah sebagai jaminan dan ikatan perjanjiannya, Rasulullah Saw bersabda : _ Barangsiapa yang menyalahi janji, aku akan menjadi musuhnya, maka takutlah kepada Allah, hindarilah perbuatan tersebut.
Pada tanggal 25 Muharram 95 H Imam mencapai syahadah-nya akibat makanan yang dibubuhi racun yang disembunyikan oleh Hisyam Abdul Malik, beliau wafat pada usia 57 tahun dan dimakamkan di Baqy di samping makam pamannya Imam Hasan bin 'Al_ As.[]

Mutiara Hadits Imam 'Ali Zaenal 'Abidin
Wahai anakku! Janganah engkau menjadi teman dari orang yang memiliki lima sifat ini, dan janganlah menjadi teman dalam perjalanan mereka. Lima perkara tersebut adalah : Jauhilah bersahabat dengan pendusta karena dia seperti fatamorgana mendekatkan orang yang jauh dari engkau dan menjauhkan orang dekatmu, jauhilah bersahabat dengan orang fasik karena dia akan menjualmu dengan sesuap nasi atau selainnya. Jauhilah bersahabat dengan orang kikir karena dia akan membiarkanmu ketika engkau membutuhkannya.
Jauhilah bersahabat dengan orang dungu (tolol) karena dia hanya ingin memanfaatkanmu dan mencelakakanmu dan jauhilah bersahabat dengan orang yang suka memutuskan silaturahmi karena aku mendapatinya terlaknat di kitab Allah.

Imam Sajjad berkata kepada anaknya, Imam Baqir As : _ Berbuat baiklah kepada setiap orang yang mengharapkan kebaikanmu, jika engkau termasuk dari keluarganya maka engkau telah melakukan hal yang sepatutnya, tapi jikalau bukan dari keluargamu maka engkau telah menjadikannya bagian dari keluargamu, jika seseorang mencaci makimu dari sebelah kanan kemudian berpindah ke sebelah kiri lalu meminta bantuanmu maka penuhilah permintaannya.

****



Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat :

1. Mengapa Imam Za?al '?id? as tidak ikut ikut serta dalam medan perang di Karbal_?
2. Sebutkan peristiwa-peristiwa yang menunjukkan sikap dermawan Imam as?
3. Mengapa Imam selalu diawasi oleh pemerintah?




Riwayat Hidup Imam Sajjad As
Nama : 'Al_ bin Husain As
Gelar : Za?al '?id? As
Panggilan : Abu Muhammad
Nama Ayah : Husain bin Ali As
Nama Ibu : Putri Syah Iran (Syah Zanone)
Nama Kakek : 'Al_ bin Ab_ T?ib As
Wiladah : 5 Sya'ban 38 H
Masa Imamah : 10 Tahun
Umur : 57 Tahun
Syahadah : 25 Muharram 95 H
Marqad : Madina Munawwarah (pekuburan Baqy).



Seri Pemuka Manusia Suci

Muhammad bin 'Abdullâh
'Alî bin Abî Tâlîb
Fâtimah binti Muhammad
Hasan bin 'Alî bin Abî Tâlîb
Husaîn bin 'Alî bin Abî Tâlîb
'Alî bin Husaîn Zainal Abidin
Muhammad bin 'Alî al-Bâqir
Ja'far bin Muhammad Bâqir
Mûsâ bin Ja'far al-Kâzim
'Alî bin Mûsâ ar-Ridâ
Muhammad bin 'Alî al-Jawâd
'Alî bin Muhammad al-Hâdî
Hasan bin 'Alî al-'Askarî
Muhammad bin Hasan al-Mahdî

3