Doa arafah

Doa arafah0%

Doa arafah pengarang:
: Abu Dzar Halawaji
: Tanpa Nama
Kategori: Akhlak & Doa

Doa arafah

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

pengarang: Team Islam Quest
: Abu Dzar Halawaji
: Tanpa Nama
Kategori: Pengunjung: 5671
Download: 1519

Komentar:

Pencarian dalam buku
  • Mulai
  • Sebelumnya
  • 6 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Download HTML
  • Download Word
  • Download PDF
  • Pengunjung: 5671 / Download: 1519
Ukuran Ukuran Ukuran
Doa arafah

Doa arafah

pengarang:
Indonesia

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

DOA ARAFAH

OLEH: ALHUDA

DIMOHON UNTUK DOWNLOAD PDF. KARENA PDF LEBIH LENGKAP

BAGIAN PERTAMA

Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir tahun Hijriah Qamariah dan sebuah bulan yang sangat diberkati. Saat masuk bulan ini, ulama dan aimmah memberikan perhatian khusus terutama pada 10 hari pertama untuk beribadah dan bermunajat. Dalam sebagian riwayat disebutkan, sumpah dengan 10 malam yang terdapat dalam surat “Wal fajr wa layalin ‘asyr” adalah malam-malam sepuluh pertama bulan Dzulhijjah ini. Sumpah tersebut disebutkan karena keagungannya.

Dalam QS. Al-Hajj [22]: 28,[1] saat disebutkan kewajiban agung ibadah haji, juga disinggung tentang “Ayyam ma’lumat”. Kaum Mukminin harus mengingat Allah swt di hari-hari tersebut. Salah satu penafsiran terkenal “Ayyam ma’lumat” yang juga disebutkan dalam beberapa riwayat adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Dalam sebuah hadis dari Nabi saw disebutkan bahwa ibadah dan perbuatan baik pada hari-hari lain tidak memiliki keutamaan melebihi hari-hari tersebut (10 hari pertama bulan Dzulhijjah).

Selain itu, hari-hari tersebut juga bersamaan dengan langkah-langkah jamaah haji dan tamu-tamu Baitullah. Seremoni agung ibadah haji, spiritualitas, dan berkah-berkahnya memberikan suasana berbeda kepada umat Islam.

Dua hari besar dalam Islam, Idul Adha dan Idul Ghadir (hari wilayah), hari Arafah, pembacaan doa Imam Husain yang selalu dikenang di Arafah juga menambah keagungan dan kebesaran khusus bulan Dzul Hijjah ini. Oleh karena itu, seluruh kaum mukminin supaya tidak melalaikan suasana yang penuh dengan spiritualitas di bulan ini dan berusaha untuk memanfaatkannya dengan mensucikan diri atau ‘tahdzib an-nafs’.

Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Hari pertama bulan Dzulhijjah ini adalah sebuah hari yang penuh berkah. Terdapat beberapa amalan yang dinukil dari para imam:

Dalam sebuah riwayat dari Imam Musa bin Ja’far dinukil bahwa barangsiapa berpuasa di hari pertama bulan Dzulhijjah, Allah swt akan mencatat pahala besar baginya.

Syeikh Thusi juga menjelaskan demikian: Di hari ini disunnahkan mendirikan shalat Fatimah Zahra, yaitu shalat 4 rakaat (setiap 2 rakaat 1 salam) seperti shalat Imam Ali as. Setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah 1 kali dan Al-Ikhlas 50 kali. Setelah mengucapkan salam, membaca tasbih Az-Zahra (Allahu akbar 34 kali, Alhamdulillah 33 kali dan Subhanallah 33 kali). Setelah itu membaca doa berikut:

سُبْحَانَ ذِی اْلعِزِّ الشَّامِخِ المُنِيْفِ، سُبْحَانَ ذِی الْجَلالِ اْلبَاذِخِ اْلعَظِيْمِ، سُبْحَانَ ذِی اْلمَلِكِ اْلفَاخِرِ اْلقَدِيْمِ، سُبْحَانَ مَنْ يَرَی اَثَرَ النَّمْلَةِ فِی الصَّفَا، سُبْحَانَ مَنْ يَرَی وَقْعَ الطَّيْرِ فِی الْهَوَاءِ، سُبْحَانَ مَنْ هُوَ هَكَذَا وَ لَا هَكَذَا غَيْرُهُ

Demikian juga diriwayatkan bahwa dianjurkan untuk shalat 2 rakaat. Setiap rakaat membaca Al-Fatihah sekali, Al-Ikhlas 10 kali, ayat Kursi 10 kali, dan Al-Qadr 10 kali.

Imam Ja’far Shadiq as berkata: Ayahku Imam Baqir as berkata kepadaku, “Puteraku! Pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah, pada setiap malamnya antara shalat Maghrib dan Isya jangan engkau tinggalkan shalat 2 rakaat ini. Setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas dan Al-A’raf ayat 142:

وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ

Jika engkau melakukannya, engkau ikut serta dalam pahala orang-orang yang haji dan amalan-amalan haji mereka.

Juga dalam sebuah riwayat dari Imam Musa Al-Kadhim disebutkan bahwa barangsiapa berpuasa 9 hari pertama bulan Dzulhijjah, Allah swt akan mencatat pahala puasa seumur hidup untuknya.[]

===============

[1] Bunyi ayatnya: “لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ ”; “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…”

Arafah; Hari Munajat Para Hamba Ilahi(1)

Manusia senantiasa membutuhkan waktu luang untuk berkhalwat dengan Tuhan dan berpikir serta mengintropeksi diri.

Terkadang lokasi dan waktu tertentu menjadi peluang bagi seseorang untuk menjalankan khalwat ini. Arafah, sebuah padang pasir gersang dan terlepas dari fatamorgana duniawi serta tempat yang tepat untuk berpikir dan mengintropeksi diri.

Arafah lokasi yang tepat bagi kita untuk memikirkan filosifi penciptaan dan posisi kita di alam semesta dan memahami esensi sejati kita. Hari kesembilan bulan Dzulhijjah adalah hari Arafah, hari ketika para peziarah Baitullah berbondong-bondong menuju padang Arafah untuk menunjukkan penghambaan dan menitikkan air mata, bermunajat kepada Allah Swt. Arafah merupakan tempat terbaik yang pernah dijadikan tempat pemberhentian pada Wali Allah.

Disebutkan ketika Jibril mengajari manasik haji kepada Nabi Ibrahim as, saat ia sampai di padang Arafah, Jibril berkata kepada Ibrahim, Arafah? Ibrahim menjawab, ya. Dengan demikian tempat ini diberi nama Arafah. Di riwayat lain disebutkan, sebab penamaan tempat ini Arafah adalah ketika manusia berdosa mengakui dosa-dosanya di padang ini. Sebagian yang lain menyebutkan Arafah tempat menanggung kesabaran dan penderitaan di mana untuk sampai ke tempat ini seseorang harus bersabar, karena salah satu arti arafa adalah kesabaran.

Arafah adalah salah satu hari besar Islam, dan barangsiapa yang bisa berada di padang Arafah di hari ini akan mendapatkan kemenangan yang besar.

Di hari Arafah dianjurkan melakukan amalan dan doa, salah satu doa terbaik adalah Doa Arafah, jutaan jemaah haji berbalut kain ihram di Hari Arafah, dan ucapan Labaik terdengar di seluruh penjuru padang Arafah.

Jemaah haji di Hari Arafah akan wukuf atau tinggal di padang Arafah hingga tenggelamnya matahari, mereka kemudian akan bergerak ke padang Masy'ar.

Mereka akan wukuf hingga terbitnya matahari di hari ke-10 Dzulhijjah atau Idul Adha, kemudian bergerak ke Mina dan setelah melempar jumrah, mereka akan berkurban, lalu mencukur rambut atau memotong kuku.

Padang Arafah berjarak sekitar 20 km dari kota Makkah. Di hari Arafah gelombang manusia dengan berpakaian putih dan seragam bergerak ke arah Padang Arafah.

Berkah besar yang dimiliki hari Arafah sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Nabi Muhammad Saw dan Imam Maksum as, menjadikan Arafah sebagai hari raya yang dilimpahi rahmat Tuhan kepada umat manusia. Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt tidak membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka sebanyak di hari Arafah.

Dapat dipahami bahwa berkah munajat di hari Arafah tidak hanya untuk jemaah haji di padang Arafah saja, meski mereka mendapat keutamaan lebih karena berada di tempat tersebut, namun setiap orang yang berdoa di hari ini di manapun mereka berada juga diliputi oleh karunia dan rahmat khusus dari Allah Swt.

Arafah disebut hari munajat karena amal terbaik di hari ini adalah memanjatkan doa kepada Ilahi. Sedemikian pentingnya doa di hari ini, sehingga para Imam Maksum as menganjurkan jika puasa sunnah di hari ini menyebabkan tubuh lemah dan tidak memungkinkan untuk berdoa, maka lebih baik ditinggalkan sehingga setiap orang bisa lebih khusyu berdoa dan bermunajat. Anjuran ini menunjukkan urgensi dan kedudukan khusus doa serta munajat.

Doa adalah wasilah atau instrumen bagi makhluk untuk mendekatkan diri kepada Penciptanya. Doa memberikan ketenangan batin kepada manusia. Karena dalam doa perhatian manusia hanya ditujukan kepada Tuhan dan mengabaikan selain-Nya.

Pada kenyataannya, dengan doa manusia melatih dirinya dalam penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghindari syirik, serta mewujudkan Tauhid yang merupakan syarat awal seseorang menjadi Muslim.

---

Arafah; Hari Munajat Para Hamba Ilahi(2)

Doa adalah hadiah Ilahi yang dianugerahkan kepada manusia. Sungguh indah ketika berdoa di Hari Arafah, kita lebih dahulu mendoakan orang lain sebelum kita sendiri. Imam Shadiq as terkait dampak luar biasa lebih dulu mendoakan orang lain berkata, barangsiapa yang mendoakan saudaranya, malaikat berseru dari langit, Hai hamba Tuhan 200 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu.

Malaikat yang lain dari langit ketiga berseru, Hai hamba Tuhan 300 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu. Malaikat yang lain dari langit keempat berseru, Hai hamba Tuhan 400 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu, begitu seterusnya hingga malaikat dari langit ketujuh.

Lantunan doa di hari Arafah berkumandang hingga membuat setan sedih atas penghambaan manusia kepada Tuhan. Para jemaah haji di hari ini, membersihkan jiwanya di samudera rahmat dan kasih sayang Ilahi sehingga mereka seperti bayi-bayi yang baru lahir, suci dari segala kekotoran duniawi. Di riwayat di sebutkan, mereka yang telah kehilangan kesempatan di malam lailatul qadar dan bulan Ramadhan untuk mendapatkan ampunan Tuhan, maka selayaknya ia memanfaatkan hari Arafah untuk meminta ampunan Ilahi. Hari ini, tangan-tangan hamba Ilahi memiliki satu kesamaan yakni mereka sama-sama memohon rahmat dan ampunan Ilahi.

Pentingnya doa di Hari Arafah sedemikian tingginya sehingga Nabi Muhammad Saw yang kerap melaksanakan shalat Zuhur dan Asar dengan jeda waktu, di Hari Arafah melaksanakan kedua shalat itu tanpa jeda sehingga tersedia waktu yang lebih banyak untuk berdoa dan bermunajat.

Salah satu doa yang paling indah dan mengandung makna yang dalam dan dibaca di Hari Arafah adalah Munajat Imam Husein as. Imam Husein as di dalam doa penuh makna itu, menjelaskan Tauhid dengan kalimat-kalimat luhur dan indah. Semangat irfan dan makrifat mencapai puncaknya di setiap baris doa ini.

Imam Husein as di dalam doanya menjelaskan salah satu sisi dari nikmat tanpa akhir Tuhan untuk manusia di seluruh kehidupannya. Salah satu di antaranya, Imam Husein as mengatakan bahwa kasih sayang dan kesabaran seorang ibu adalah percikan kasih sayang Tuhan.

Setelah itu Imam Husein as menjelaskan tentang pentingnya bersyukur atas segala nikmat Ilahi dan menganggap dirinya tidak mampu bersyukur bahkan satu kalipun. Setiap baris doa ini adalah pintu dari cinta dan kasih sayang Tuhan yang dibuka bagi manusia. Makna terdalam doa ini menunjukkan bahwa Imam Husein as dengan seluruh wujudnya mencintai Allah Swt dan beliau merasakan kehadiran Tuhan di seluruh wujudnya.

Di salah satu bagian doanya, Imam Husein as bermunajat, Ya Tuhanku Engkaulah yang memberikan nikmat, Engkaulah yang berbuat baik, Engkaulah yang bersikap baik, Engkaulah yang memuliakan, Engkaulah yang membuatku mampu, Engkaulah yang memberikan kemuliaan, Engkaulah menyempurnakan rahmat-Mu, Engkaulah yang memberi rizki, Engkaulah yang bertindak atas kemuliaan-Mu.

Engkaulah yang menjauhkanku dari dosa, Engkaulah yang menutup dosa-dosa, Engkaulah yang mengampuni dosa-dosa, Engkaulah yang menerima kekurangan, Engkaulah yang mencegahku berbuat dosa, Engkaulah yang memberikan kemuliaan, Engkaulah yang mendukung, Engkaulah yang meneguhkan sikapku, Engkaulah yang memberi kesempatan, Engkaulah yang memberi kesehatan, Engkaulah berderma, Maha Agung Engkau Tuhanku, segala puji selamanya bagi-Mu.

Akan tetapi aku, Wahai Tuhanku, mengakui seluruh kesalahanku, maka ampunilah aku. Akulah yang berbuat dosa, akulah yang berbuat salah, akulah yang berbuat bodoh, akulah yang berjanji, aku pula yang tidak menepatinya, akulah yang melanggar janji, akulah yang berikrar atas kejahatanku sendiri. Aku mengakui seluruh nikmat yang Engkau berikan kepadaku, aku mengakui semua dosa-dosaku dan tidak akan mengulanginya, maka ampunilah aku.

Padang Arafah juga mengingatkan jejak-jejak manusia-manusia besar seperti Nabi Adam as, Nabi Ibrahim as dan Rasulullah Saw yang membuat gurun ini bersinar terang dengan kehadirannya. Bahkan sejumlah ahli tafsir menyatakan bahwa surah terakhir al-Quran diturunkian di Padang Arafah dan Nabi menjagarkan surah ini kepada masyarakat dan pengikutnya.

Berdasarkan riwayat masyhur, Nabi di hari ini menyampaikan pidato bersejarah di hadapan jemaah haji dan menyatakan, “Wahai manusia! Mungkin Saya tidak akan menemui kalian di tempat ini. Kalian akan bertemu dengan Tuhan kalian. Di dunia tersebut setiap perbuatan kalian baik dan buruk akan diperhitungkan. Aku menasihati kalian supaya mengembalikan setiap amanat yang ada di pundaknya kepada pemiliknya. Wahai manusia! Ketahuilah riba dilarang di ajaran Islam. Jangan mengikuti ajaran setan.”

Di hari-hari ini ketika mayoritas masyarakat dunia dililit bencana virus Corona dan umat muslim dunia juga terhalang menunaikan manasik haji karena wabah ini, maka alangkah baiknya kita menegadahkan tangan kita memohong bantuan sang pencipta. Dengan mengingat-Nya, hati-hati akan menjadi tenang.

atasmu hingga (aku) kembali ke haribaanmu,

menang sebagai pengikutmu dan dikumpulkan

bersama kelompokmu. Semoga rahmat, berkah,

shalawat dan karunia Allah selalu

terlimpahkan atas kalian. Cukuplah Dia bagi

kami dan Dia sebaik-baik kembalinya segala

urusan.

BAGIAN DUA

Pertama, bacalah doa berikut ini selama bulan

Rajab. Diriwayatkan bahwa Imam Ali Zainal

Abidin as membaca doa tersebut di Hijir pada

permulaan bulan Rajab.

يَا مَنْ يَمْلِكُ حَوَائِجَ السَّائِلِينَ وَ يَعْلَمُ ضَمِيرَ الصَّامِتِينَ لِكُلِّ مَسْأَلَةٍ مِنْكَ سَمْعٌ

حَاضِرٌ وَ جَوَابٌ عَتِيدٌ اللَّهُمَّ وَ مَوَاعِيدُكَ الصَّادِقَةُ وَ أَيَادِيكَ الْفَاضِلَةُ وَ رَحْمَتُكَ

الْوَاسِعَةُ فَأَسْأَلُكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَقْضِيَ حَوَائِجِي لِلدُّنْيَا وَ

الْآخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ

Wahai Yang mengabulkan segala kebutuhan

orang-orang yang memohon. Wahai Yang tahu

kata hati orang-orang yang diam. Engkau

selalu mendengar dan menjawab setiap

permohonan. Ya Allah! Janji-Mu benar,

Karunia-Mu melimpah, Rahmat-Mu luas. Maka,

aku memohon-Mu agar menganugerahkan shalawat

kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, agar

memenuhi kebutuhanku di dunia dan akhirat.

Sesungguhnya Engkau Mahamampu atas segala

sesuatu.

Kedua, bacalah doa yang selalu dibaca oleh

Imam Ja’far Shadiq as selarna bulan Rajab:

خَابَ الْوَافِدُونَ عَلَى غَيْرِكَ وَ خَسِرَ الْمُتَعَرِّضُونَ إِلا لَكَ وَ ضَاعَ الْمُلِمُّونَ إِلا بِكَ

وَ أَجْدَبَ الْمُنْتَجِعُونَ إِلا مَنِ انْتَجَعَ فَضْلَكَ بَابُكَ مَفْتُوحٌ لِلرَّاغِبِينَ وَ خَيْرُكَ مَبْذُولٌ

لِلطَّالِبِينَ وَ فَضْلُكَ مُبَاحٌ لِلسَّائِلِينَ وَ نَيْلُكَ مُتَاحٌ لِلْآمِلِينَ وَ رِزْقُكَ مَبْسُوطٌ لِمَنْ

عَصَاكَ وَ حِلْمُكَ مُعْتَرِضٌ لِمَنْ نَاوَاكَ عَادَتُكَ الْإِحْسَانُ إِلَى الْمُسِيئِينَ وَ سَبِيلُكَ

الْإِبْقَاءُ عَلَى الْمُعْتَدِينَ اللَّهُمَّ فَاهْدِنِي هُدَى الْمُهْتَدِينَ وَ ارْزُقْنِي اجْتِهَادَ الْمُجْتَهِدِينَ وَ

لا تَجْعَلْنِي مِنَ الْغَافِلِينَ الْمُبْعَدِينَ وَ اغْفِرْ لِي يَوْمَ الدِّينِ .

Kecewalah orang-orang yang menghampiri

selain-Mu. Merugilah orang-orang yang

menghadap selain-Mu. Musnahlah orang-orang

yang mengharap selain-Mu. Miskinlah orang-

orang yang mencari selain karunia-Mu. Pintu-

Mu terbuka bagi para perindu. Kebaikan-Mu

tercurah bagi para pencari. Karunia-Mu

tercurah bagi para pemohon-Mu. Anugerah-Mu

tersedia bagi para pengharap-Mu. Rezeki-Mu

terus terhampar meski bagi para pembangkang-

Mu. Kasih sayang-Mu terus meliputi meski bagi

para musuh-Mu. Kebiasaan-Mu adalah berbuat

baik kepada mereka yang berperilaku bagi para

penentang, caramu adalah membiarkan para

pelanggar. Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku

hidayah orang-orang yang mendapatkan

petunjuk. Berikanlah aku semangat orang-orang

yang bersemangat. Jangan Kaujadikan aku

pelupa yang dijauhkan (dari pintu-Mu).

Ampunilah aku di hari Pembalasan.

Ketiga, di dalam kitab Al-Mishbah Syekh Thusi

ra meriwayatkan bahwa Mua’Ila bin Khunais

mengisahkan Imam Ja’far Shadiq as bersabda,

“Di bulan Rajab bacalah doa berikut ini:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ صَبْرَ الشَّاكِرِينَ لَكَ وَ عَمَلَ الْخَائِفِينَ مِنْكَ وَ يَقِينَ الْعَابِدِينَ لَكَ

اللَّهُمَّ أَنْتَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ وَ أَنَا عَبْدُكَ الْبَائِسُ الْفَقِيرُ أَنْتَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ وَ أَنَا الْعَبْدُ

الذَّلِيلُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ امْنُنْ بِغِنَاكَ عَلَى فَقْرِي وَ بِحِلْمِكَ عَلَى جَهْلِي

وَ بِقُوَّتِكَ عَلَى ضَعْفِي يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ الْأَوْصِيَاءِ

الْمَرْضِيِّينَ وَ اكْفِنِي مَا أَهَمَّنِي مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَ الْآخِرَةِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ .

Ya Allah! Aku memohon-Mu (anugerahkan

kepadaku) kesabaran orang-orang yang

mensyukuri-Mu amal orang-orang yang takut

kepada-Mu keyakinan orang-orang yang

menyembah-Mu. Ya Allah! Engkau Mahatinggi dan

Mahaagung sedangkan aku hamba yang sengsara

dan fakir Engkau Mahakaya dan Maha Terpuji

sedangkan aku hamba yang hina. Ya Allah!

Anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan

keluarganya dan anugerahkanlah kekayaan

karena kefakiranku. Anugerahkanlah kasih-

sayang-Mu karena kebodohanku. Anugerahkanlah

kekuatan-Mu karena kelemahanku. Wahai Yang

Mahakuat. Wahai Yang Mahamulia. Ya Allah!

Anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan

keluarganya para washi yang telah mendapat

rida. Penuhilah kebutuhan dunia dan

akhiratku, wahai Yang lebih pengasih dari

para pengasih.

Penulis kitab ini berkata, “Sayid Ibnu Thawus

ra juga meriwayatkan doa ini di dalam kitab

al-Iqbal. Dari riwayat beliau, dapat dipahami

bahwa doa ini adalah doa yang paling lengkap

dan dapat dibaca di setiap waktu.”

Keempat, Syekh Thusi ra juga berkata,

“Disunahkan membaca doa ini setiap hari (pada

bulan Rajab):

اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمِنَنِ السَّابِغَةِ وَ الْآلاءِ الْوَازِعَةِ وَ الرَّحْمَةِ الْوَاسِعَةِ وَ الْقُدْرَةِ الْجَامِعَةِ

وَ النِّعَمِ الْجَسِيمَةِ وَ الْمَوَاهِبِ الْعَظِيمَةِ وَ الْأَيَادِي الْجَمِيلَةِ وَ الْعَطَايَا الْجَزِيلَةِ يَا مَنْ

لا يُنْعَتُ بِتَمْثِيلٍ وَ لا يُمَثَّلُ بِنَظِيرٍ وَ لا يُغْلَبُ بِظَهِيرٍ يَا مَنْ خَلَقَ فَرَزَقَ وَ أَلْهَمَ

فَأَنْطَقَ وَ ابْتَدَعَ فَشَرَعَ وَ عَلا فَارْتَفَعَ وَ قَدَّرَ فَأَحْسَنَ وَ صَوَّرَ فَأَتْقَنَ وَ احْتَجَّ فَأَبْلَغَ

وَ أَنْعَمَ فَأَسْبَغَ وَ أَعْطَى فَأَجْزَلَ وَ مَنَحَ فَأَفْضَلَ يَا مَنْ سَمَا فِي الْعِزِّ فَفَاتَ نَوَاظِرَ

[خَوَاطِرَ] الْأَبْصَارِ وَ دَنَا فِي اللُّطْفِ فَجَازَ هَوَاجِسَ الْأَفْكَارِ يَا مَنْ تَوَحَّدَ بِالْمُلْكِ

فَلا نِدَّ لَهُ فِي مَلَكُوتِ سُلْطَانِهِ وَ تَفَرَّدَ بِالْآلاءِ وَ الْكِبْرِيَاءِ فَلا ضِدَّ لَهُ فِي جَبَرُوتِ

شَأْنِهِ يَا مَنْ حَارَتْ فِي كِبْرِيَاءِ هَيْبَتِهِ دَقَائِقُ لَطَائِفِ الْأَوْهَامِ وَ انْحَسَرَتْ دُونَ

إِدْرَاكِ عَظَمَتِهِ خَطَائِفُ أَبْصَارِ الْأَنَامِ يَا مَنْ عَنَتِ الْوُجُوهُ لِهَيْبَتِهِ، وَ خَضَعَتِ

الرِّقَابُ لِعَظَمَتِهِ وَ وَجِلَتِ الْقُلُوبُ مِنْ خِيفَتِهِ أَسْأَلُكَ بِهَذِهِ الْمِدْحَةِ الَّتِي لا تَنْبَغِي إِلا

لَكَ وَ بِمَا وَأَيْتَ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ لِدَاعِيكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَ بِمَا ضَمِنْتَ الْإِجَابَةَ فِيهِ

عَلَى نَفْسِكَ لِلدَّاعِينَ يَا أَسْمَعَ السَّامِعِينَ وَ أَبْصَرَ النَّاظِرِينَ وَ أَسْرَعَ الْحَاسِبِينَ يَا

ذَا الْقُوَّةِ الْمَتِينَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّينَ وَ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَ اقْسِمْ لِي فِي

شَهْرِنَا هَذَا خَيْرَ مَا قَسَمْتَ وَ احْتِمْ لِي فِي قَضَائِكَ خَيْرَ مَا حَتَمْتَ وَ اخْتِمْ لِي

بِالسَّعَادَةِ فِيمَنْ خَتَمْتَ وَ أَحْيِنِي مَا أَحْيَيْتَنِي مَوْفُورا وَ أَمِتْنِي مَسْرُورا وَ مَغْفُورا وَ

تَوَلَّ أَنْتَ نَجَاتِي مِنْ مُسَاءَلَةِ الْبَرْزَخِ وَ ادْرَأْ عَنِّي مُنْكَرا وَ نَكِيرا وَ أَرِ عَيْنِي

مُبَشِّرا وَ بَشِيرا وَ اجْعَلْ لِي إِلَى رِضْوَانِكَ وَ جِنَانِكَ [جَنَّاتِكَ‏] مَصِيرا وَ عَيْشا

قَرِيرا وَ مُلْكا كَبِيرا وَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ كَثِيرا .

Wahai Pemilik karunia melimpah, karunia

beraneka ragam, rahmat yang luas, kekuasaan

sempurna, karunia yang agung, anugerah yang

besar, karunia yang indah dan pemberian yang

agung. Wahai Yang tak tersifati dengan

perumpamaan, tak tertandingi oleh sekutu, tak

terkalahkan oleh siapa pun. Wahai Yang

mencipta lalu memberi rezeki, mengilhami lalu

menjadikan makhluk berbicara, mencipta lalu

memperbaharui ciptaan, yang melambung,

memastikan lalu menata, membentuk lalu

mengokohkan, memberi hujah lalu menyampaikan,

memberi karunia lalu menyempurnakan, memberi

lalu memperbanyak, memberi anugerah lalu

menambah. Wahai Yang Mahatinggi kemuliaan-Nya

sehingga mata tak mampu melihat-Nya,

Mahadekat karunia-Nya sehingga tak terjangkau

pikiran Wahai Yang Tunggal kerajaan-Nya

sehingga tiada sekutu bagi-Nya di ranah

kuasa-Nya, Yang Esa dalam karunia dan

kebesaran sehingga tiada pesaing bagi-Nya di

singgasana-Nya, wahai Yang memahami

kewibawaan-Nya. Pemikiran yang jenius

linglung, mata-mata yang tajam buta, ketika

menuju keagungan-Nya. Wahai Yang menundukkan

wajah-wajah dengan wibawa-Nya, Yang

menundukkan kepala-kepala dengan keagungan-

Nya, kalbu-kalbu tergetar karena takut

kepada-Nya. Aku memohon-Mu melalui pujian

yang tak layak disandang selain-Mu, melalui

janji-Mu kepada mukminin yang Kauwajibkan

mereka untuk memohon-Mu, melalui pengabulan-

Mu yang lazim Kauberikan kepada para pemohon.

Wahai Yang lebih mendengar dari para

pendengar, wahai Yang lebih melihat dari para

pemirsa, wahai Yang lebih cepat hisab-Nya,

wahai Pemilik Kekuatan Yang Mahategar,

anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad nabi

pamungkas dan keluarganya, anugerahkanlah

kepadaku di bulan kami ini bagian terbaik

yang telah Kautentukan, pastikanlah bagiku

qadha-Mu sebaik-baik ketentuan-Mu, tutuplah

(umur)ku dengan kebahagiaan bersama orang-

orang yang telah Kaututup (umurnya dengan

kebahagiaan), bahagiakanlah aku selama Engkau

menghidupkanku, cabutlah nyawaku dalam

keadaan bahagia dan terampuni, selamatkanlah

aku dari pertanyaan alam barzakh,

singkirkanlah dariku Malaikat Munkar dan

Nakir, utuslah bagiku malaikat pemberi kabar

gembira, bentangkanlah jalanku menuju rida

dan surga-Mu, anugerahkanlah kepadaku

kehidupan yang bahagia dan kerajaan yang

besar, anugerahkanlah shalawat yang tak

terhingga kepada Muhammad dan keluarganya.

Kelima, Syekh Thusi ra meriwayatkan bahwa Abu

Ja’far Muhammad bin Usman bin Sa’id ra pernah

mendapat surat (tawql’) dari Imam Mahdi as

yang berisi, “Bacalah (doa ini) di setiap

hari selama bulan Rajab:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَعَانِي جَمِيعِ مَا يَدْعُوكَ بِهِ وُلاةُ أَمْرِكَ

الْمَأْمُونُونَ عَلَى سِرِّكَ الْمُسْتَبْشِرُونَ بِأَمْرِكَ الْوَاصِفُونَ لِقُدْرَتِكَ الْمُعْلِنُونَ لِعَظَمَتِكَ

أَسْأَلُكَ بِمَا نَطَقَ فِيهِمْ مِنْ مَشِيَّتِكَ فَجَعَلْتَهُمْ مَعَادِنَ لِكَلِمَاتِكَ وَ أَرْكَانا لِتَوْحِيدِكَ وَ

آيَاتِكَ وَ مَقَامَاتِكَ الَّتِي لا تَعْطِيلَ لَهَا فِي كُلِّ مَكَانٍ يَعْرِفُكَ بِهَا مَنْ عَرَفَكَ لا فَرْقَ

بَيْنَكَ وَ بَيْنَهَا إِلا أَنَّهُمْ عِبَادُكَ وَ خَلْقُكَ فَتْقُهَا وَ رَتْقُهَا بِيَدِكَ بَدْؤُهَا مِنْكَ وَ عَوْدُهَا

إِلَيْكَ أَعْضَادٌ وَ أَشْهَادٌ وَ مُنَاةٌ وَ أَذْوَادٌ وَ حَفَظَةٌ وَ رُوَّادٌ فَبِهِمْ مَلَأْتَ سَمَاءَكَ وَ

أَرْضَكَ حَتَّى ظَهَرَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ فَبِذَلِكَ أَسْأَلُكَ وَ بِمَوَاقِعِ الْعِزِّ مِنْ رَحْمَتِكَ وَ

بِمَقَامَاتِكَ وَ عَلامَاتِكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ أَنْ تَزِيدَنِي إِيمَانا وَ تَثْبِيتا يَا

بَاطِنا فِي ظُهُورِهِ وَ ظَاهِرا فِي بُطُونِهِ وَ مَكْنُونِهِ يَا مُفَرِّقا بَيْنَ النُّورِ وَ الدَّيْجُورِ يَا

مَوْصُوفا بِغَيْرِ كُنْهٍ وَ مَعْرُوفا بِغَيْرِ شِبْهٍ حَادَّ كُلِّ مَحْدُودٍ وَ شَاهِدَ كُلِّ مَشْهُودٍ وَ

مُوجِدَ كُلِّ مَوْجُودٍ وَ مُحْصِيَ كُلِّ مَعْدُودٍ وَ فَاقِدَ كُلِّ مَفْقُودٍ، لَيْسَ دُونَكَ مِنْ مَعْبُودٍ

أَهْلَ الْكِبْرِيَاءِ وَ الْجُودِ يَا مَنْ لا يُكَيَّفُ بِكَيْفٍ وَ لا يُؤَيَّنُ بِأَيْنٍ يَا مُحْتَجِبا عَنْ كُلِّ

عَيْنٍ يَا دَيْمُومُ يَا قَيُّومُ وَ عَالِمَ كُلِّ مَعْلُومٍ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ عَلَى عِبَادِكَ

الْمُنْتَجَبِينَ وَ بَشَرِكَ الْمُحْتَجِبِينَ وَ مَلائِكَتِكَ الْمُقَرَّبِينَ وَ الْبُهْمِ الصَّافِّينَ الْحَافِّينَ وَ

بَارِكْ لَنَا فِي شَهْرِنَا هَذَا الْمُرَجَّبِ الْمُكَرَّمِ وَ مَا بَعْدَهُ مِنَ الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ وَ أَسْبِغْ

عَلَيْنَا فِيهِ النِّعَمَ وَ أَجْزِلْ لَنَا فِيهِ الْقِسَمَ وَ أَبْرِرْ لَنَا فِيهِ الْقَسَمَ بِاسْمِكَ الْأَعْظَمِ

الْأَعْظَمِ الْأَجَلِّ الْأَكْرَمِ الَّذِي وَضَعْتَهُ عَلَى النَّهَارِ فَأَضَاءَ وَ عَلَى اللَّيْلِ فَأَظْلَمَ وَ

اغْفِرْ لَنَا مَا تَعْلَمُ مِنَّا وَ مَا لا نَعْلَمُ وَ اعْصِمْنَا مِنَ الذُّنُوبِ خَيْرَ الْعِصَمِ وَ اكْفِنَا

كَوَافِيَ قَدَرِكَ وَ امْنُنْ عَلَيْنَا بِحُسْنِ نَظَرِكَ وَ لا تَكِلْنَا إِلَى غَيْرِكَ وَ لا تَمْنَعْنَا مِنْ

خَيْرِكَ وَ بَارِكْ لَنَا فِيمَا كَتَبْتَهُ لَنَا مِنْ أَعْمَارِنَا وَ أَصْلِحْ لَنَا خَبِيئَةَ أَسْرَارِنَا وَ أَعْطِنَا

مِنْكَ الْأَمَانَ وَ اسْتَعْمِلْنَا بِحُسْنِ الْإِيمَانِ وَ بَلِّغْنَا شَهْرَ الصِّيَامِ وَ مَا بَعْدَهُ مِنَ الْأَيَّامِ

وَ الْأَعْوَامِ يَا ذَا الْجَلالِ وَ الْإِكْرَامِ .

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang. Ya Allah. aku memohon-Mu

melalui kandungan doa yang diujarkan oleh

para pemegang urusan dan perintah-Mu ketika

memohon-Mu. mereka yang terpercaya (memegang)

rahasia-Mu. mereka yang berbahagia (mendapat)

perintah-Mu mereka yang selalu mengakui

kuasa-Mu. mereka yang menampakkan keagungan-

Mu. Aku memohon-Mu melalui ketentuan

kehendak-Mu kepada mereka, mereka yang

Kaujadikan tempat penyimpan (rahasia)

kalimat-kalimat-Mu dan pondasi utama gerbang

keesaan-Mu melalui ayat dan posisi

terhormat-Mu yang tak kenal alpa di setiap

tempat, dengan ayat dan kedudukan itu, orang

yang ingin mengenal-Mu pasti mengenal-Mu,

tiada perbedaan antara Engkau dan mereka,

hanya saja mereka adalah hamba dan makhluk-

Mu. Segala urusan mereka berada di tangan-Mu.

Mereka berasal dari-Mu dan akan kembali

kepada-Mu. Mereka adalah kepercayaan, saksi,

pengayom, pelindung, penjaga, dan pemimpin

(agama-Mu). Karena mereka, Kaupenuhi langit

dan bumi-Mu dengan seruan menggema “tiada

tuhan selain Engkau.” Melalui semua itu,

kemuliaan rahmat-Mu, kedudukan dan tanda-

tanda (kekuasaan)-Mu, aku memohon-Mu agar

Kauanugerahkan shalawat kepada Muhammad dan

keluarganya, Kautambahkan iman dan

ketegaranku. Wahai Yang Mahabatin dalam

ketampakan-Nya dan Mahazahir dalam

ketersembunyian-Nya, wahai Pemisah antara

cahaya dengan kegelapan. Wahai Yang tak dapat

disifati karena hakikat-Nya (tak tersentuh).

Wahai Yang dikenal tanpa penyerupa. Wahai

Pemberi batasan kepada setiap keterbatasan.

Wahai Saksi setiap yang tampak. Wahai Pengada

setiap keberadaan. Wahai Penghitung setiap

hitungan. Wahai Pemusnah setiap yang musnah.

Tiada yang layak disembah kecuali Engkau.

Wahai Pemilik kebesaran dan kedermawanan,

Wahai Yang tak terbentuk dan tak dibatasi

tempat. Wahai Yang tersembunyi dari setiap

mata. Wahai Yang Mahakekal. Wahai Yang Maha

Berdiri Sendiri dan Yang Mengetahui setiap

keberadaan, anugerahkanlah shalawat kepada

Muhammad dan keluarganya, kepada hamba-

hamba-Mu yang terpilih, umat-Mu yang tertutup

tirai, para malaikat-Mu yang dekat (dengan-

Mu), para malaikat yang tak berbicara namun

berbaris dan selalu siap (menerima perintah-

Mu). Berkahilah kami di bulan yang agung

mulia ini dan di bulan-bulan setelahnya

anugerahkanlah karunia kepada kami di

dalamnya, perbanyaklah bagian kami di

dalamnya, bebaskan kami dari sumpah di

dalamnya, demi asma-Mu yang agung dan mulia

jika Kauletakkan (asma-Mu) di atas siang, ia

akan bercahaya, (jika Kau letakkan) di atas

malam, ia akan gelap. Ampunilah dosa kami

yang Kauketahui sedangkan kami tidak

mengetahuinya. Lindungilah kami dari dosa

dengan sebaik-baik perlindungan. Cukupkanlah

kami dengan ketentuan-Mu. Karuniakanlah

kepada kami baiknya pengawasan-Mu Jangan Kau

serahkan kami kepada selain-Mu. Jangan

Kaucegah kami untuk (meraih) kebaikan-Mu.

Berkahilah umur yang telah Kautentukan bagi

kami. Perbaikilah apa yang tersembunyi di

dalam diri kami. Anugerahkanlah kepada kami

pengamanan. Jagalah kami dengan sebaik-baik

iman. Sampaikanlah kami kepada bulan puasa

dan hari serta tahun-tahun setelahnya, wahai

Pemilik keagungan dan kemuliaan.

Keenam, Syekh Thusi ra meriwayatkan bahwa

telah sampai surat yang berisi doa harian

bulan Rajab kepada Syekh Abul Qasim ra. Isi

doa tersebut sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِالْمَوْلُودَيْنِ فِي رَجَبٍ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ الثَّانِي وَ ابْنِهِ عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ

الْمُنْتَجَبِ وَ أَتَقَرَّبُ بِهِمَا إِلَيْكَ خَيْرَ الْقُرَبِ يَا مَنْ إِلَيْهِ الْمَعْرُوفُ طُلِبَ وَ فِيمَا لَدَيْهِ

رُغِبَ أَسْأَلُكَ سُؤَالَ مُقْتَرِفٍ مُذْنِبٍ قَدْ أَوْبَقَتْهُ ذُنُوبُهُ وَ أَوْثَقَتْهُ عُيُوبُهُ فَطَالَ عَلَى

الْخَطَايَا دُءُوبُهُ وَ مِنَ الرَّزَايَا خُطُوبُهُ يَسْأَلُكَ التَّوْبَةَ وَ حُسْنَ الْأَوْبَةِ وَ النُّزُوعَ عَنِ

الْحَوْبَةِ وَ مِنَ النَّارِ فَكَاكَ رَقَبَتِهِ وَ الْعَفْوَ عَمَّا فِي رِبْقَتِهِ فَأَنْتَ مَوْلايَ أَعْظَمُ أَمَلِهِ وَ

ثِقَتِهِ [ثِقَتُهُ‏] اللَّهُمَّ وَ أَسْأَلُكَ بِمَسَائِلِكَ الشَّرِيفَةِ وَ وَسَائِلِكَ الْمُنِيفَةِ أَنْ تَتَغَمَّدَنِي فِي

هَذَا الشَّهْرِ بِرَحْمَةٍ مِنْكَ وَاسِعَةٍ وَ نِعْمَةٍ وَازِعَةٍ وَ نَفْسٍ بِمَا رَزَقْتَهَا قَانِعَةٍ إِلَى

نُزُولِ الْحَافِرَةِ وَ مَحَلِّ الْآخِرَةِ وَ مَا هِيَ إِلَيْهِ صَائِرَةٌ

Ya Allah, aku memohon-Mu melalui dua orang

yang lahir di bulan Rajab, Muhammad bin Ali

Kedua dan putranya, Ali bin Muhammad yang

terpilih, aku bertakarub kepada-Mu dengan

sebaik-baik takarub melalui keduanya. Wahai

Yang kepada-Nya segala kebaikan dipinta dan

dicari. Aku memohon-Mu selayak pinta pendosa

yang terbiasa berbuat dosa dan keburukan.

Kebiasaannya melakukan dosa selalu

menggelisahkan, karenanya ia selalu berusaha

taubat kepada-Mu agar kembali menuju-Mu, agar

berhenti berbuat dosa dan terbebas dari api

neraka, agar mendapat ampunan atas apa yang

dilakukannya. Wahai Junjunganku! Hanya Engkau

tumpuan harapan terbesar baginya, Ya Allah!

Aku memohon-Mu melalui urusan mulia-Mu dan

perantara-perantara tinggi-Mu agar di bulan

ini, Kau anugerahkan kepadaku rahmat-Mu yang

luas, karunia yang melimpah, jiwa yang

menerima segala anugerah-Mu, hingga (aku)

memasuki liang lahat, hingga hari Akhirat

tiba.

Ketujuh, Syekh Thusi ra meriwayatkan dari

Abul Qasim Husain bin Ruh, salah seorang

wakil khusus Imam Mahdi as. Beliau berkata,

“Bacalah doa ziarah berikut ini, ketika Anda

berada di salah satu makam suci para imam

maksum as.”

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَشْهَدَنَا مَشْهَدَ أَوْلِيَائِهِ فِي رَجَبٍ وَ أَوْجَبَ عَلَيْنَا مِنْ حَقِّهِمْ مَا قَدْ

وَجَبَ وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُنْتَجَبِ وَ عَلَى أَوْصِيَائِهِ الْحُجُبِ اللَّهُمَّ فَكَمَا

أَشْهَدْتَنَا مَشْهَدَهُمْ [مَشَاهِدَهُمْ‏] فَأَنْجِزْ لَنَا مَوْعِدَهُمْ وَ أَوْرِدْنَا مَوْرِدَهُمْ غَيْرَ مُحَلَّئِينَ

عَنْ وِرْدٍ فِي دَارِ الْمُقَامَةِ وَ الْخُلْدِ وَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ إِنِّي [قَدْ] قَصَدْتُكُمْ وَ اعْتَمَدْتُكُمْ

بِمَسْأَلَتِي وَ حَاجَتِي وَ هِيَ فَكَاكُ رَقَبَتِي مِنَ النَّارِ وَ الْمَقَرُّ مَعَكُمْ فِي دَارِ الْقَرَارِ مَعَ

شِيعَتِكُمُ الْأَبْرَارِ وَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ أَنَا سَائِلُكُمْ وَ آمِلُكُمْ

فِيمَا إِلَيْكُمُ التَّفْوِيضُ وَ عَلَيْكُمُ التَّعْوِيضُ فَبِكُمْ يُجْبَرُ الْمَهِيضُ وَ يُشْفَى الْمَرِيضُ ، وَ

مَا تَزْدَادُ الْأَرْحَامُ وَ مَا تَغِيضُ إِنِّي بِسِرِّكُمْ مُؤْمِنٌ [مُؤَمِّمٌ‏] وَ لِقَوْلِكُمْ مُسَلِّمٌ وَ عَلَى

اللَّهِ بِكُمْ مُقْسِمٌ فِي رَجْعِي بِحَوَائِجِي وَ قَضَائِهَا وَ إِمْضَائِهَا وَ إِنْجَاحِهَا وَ إِبْرَاحِهَا

[إِيزَاحِهَا] وَ بِشُئُونِي لَدَيْكُمْ وَ صَلاحِهَا وَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ سَلامَ مُوَدِّعٍ وَ لَكُمْ

حَوَائِجَهُ مُودِعٍ [مُودِعٌ‏] يَسْأَلُ اللَّهَ إِلَيْكُمُ الْمَرْجِعَ وَ سَعْيَهُ [سَعْيُهُ‏] إِلَيْكُمْ غَيْرَ [غَيْرُ]

مُنْقَطِعٍ وَ أَنْ يَرْجِعَنِي مِنْ حَضْرَتِكُمْ خَيْرَ مَرْجِعٍ إِلَى جَنَابٍ مُمْرِعٍ وَ خَفْضِ عَيْشٍ

مُوَسَّعٍ وَ دَعَةٍ وَ مَهَلٍ إِلَى حِينِ [خَيْرِ] الْأَجَلِ وَ خَيْرِ مَصِيرٍ وَ مَحَلٍّ فِي النَّعِيمِ

الْأَزَلِ وَ الْعَيْشِ الْمُقْتَبَلِ وَ دَوَامِ الْأُكُلِ وَ شُرْبِ الرَّحِيقِ وَ السَّلْسَلِ [السَّلْسَبِيلِ‏] وَ

عَلٍّ وَ نَهَلٍ لا سَأَمَ مِنْهُ وَ لا مَلَلَ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ وَ تَحِيَّاتُهُ عَلَيْكُمْ حَتَّى

الْعَوْدِ إِلَى حَضْرَتِكُمْ وَ الْفَوْزِ فِي كَرَّتِكُمْ وَ الْحَشْرِ فِي زُمْرَتِكُمْ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ

بَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ وَ صَلَوَاتُهُ وَ تَحِيَّاتُهُ وَ هُوَ حَسْبُنَا وَ نِعْمَ الْوَكِيلُ

Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan

kepada kami kubur para kekasih-Nya di bulan

Rajab dan mewajibkan kepada kamik (untuk

mengetahui) hak-hak yang diwajibkan bagi

mereka. Semoga Allah selalu menganugerahkan

shalawat kepada Muhammad dan parawashinya.

YaAllah! Engkautelah menunjukkan kepada kami

kubur mereka, maka sampaikanlah kami ke surga

mereka. Sertakanlah kami bersama mereka, di

hunian mereka, selamanya di griya keabadian,

Salam atas kalian! Aku mengikuti dan percaya

kepadamu untuk setiap masalah dan

kebutuhanku, agar aku terbebas dari api

neraka dan tinggal bersamamu, bersama Syiah-

mu di griya keabadian. Salam atas kalian

karena kesabaran kalian! Betapa dahsyat

akibat (yang menimpa kalian). Aku memohon

kepadamu sesuai (wewenang) yang diserahkan

kepadamu dan kalian berhak mengabulkannya.

Hanya melaluimu, kalbu gelisah mendapati

ketenangan, orang sakit mendapati kesembuhan,

rahim-rahim (mampu melahirkan) banyak atau

sedikit. Aku meyakini rahasia (hakikat)mu,

pasrah terhadap titahmu, aku bersumpah kepada

Allah melalui perantaramu agar semua

kebutuhanku terpenuhi, demi kedudukanku di

hadapanmu dan kebaikannya, Salam atas kalian

selayak salam orang yang segera berpisah: ia

memercayakan seluruh permasalahannya kepadamu

dengan memohon kepada Allah agar dapat

berjumpa kembali denganmu. Ia akan berusaha

untukmu tanpa kenal lelah. Aku ingin (salam

itu) kembali kepadaku setelah sempurna di

pangkuanmu (sehingga mampu membawa ku) menuju

kehidupan (dunia) yang penuh berkah dan luas,

lapang dan memberi banyak kesempatan hingga

ajal (menjemputku) (menuju) sebaik-baik

tempat kembali: alam karunia azali, kehidupan

yang baik, makanan yang abadi, minuman (dari

cawan) Rahiq dan Salsabil, minuman segar

tanpa rasa bosan dan jenuh. Semoga rahmat,

berkah dan karunia Allah tetap teranugerahkan

atasmu hingga (aku) kembali ke haribaanmu,

menang sebagai pengikutmu dan dikumpulkan

bersama kelompokmu. Semoga rahmat, berkah,

shalawat dan karunia Allah selalu

terlimpahkan atas kalian. Cukuplah Dia bagi

kami dan Dia sebaik-baik kembalinya segala

urusan.