Artikel
-
Al Qur'an Al Karim
Artikel: 551, Kategori: 4 -
Akidah
Artikel: 44, Kategori: 5 -
Rasulullah & Ahlulbait
Artikel: 325, Kategori: 15 -
Hadits & Ilmu Hadits
Artikel: 7, Kategori: 4 -
Fiqih & Ushul Fiqih
Artikel: 15, Kategori: 2 -
Sejarah & Biografi
Artikel: 98, Kategori: 3 -
Bahasa & Sastra
Artikel: 11, Kategori: 2 -
Keluarga & Masyarakat
Artikel: 1630, Kategori: 3 -
Akhlak & Doa
Artikel: 233, Kategori: 3 -
Filsafat & Irfan
Artikel: 271

TAUBAT DARI KEBODOHAN (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. muhsin labib
Pengetahuan sejati bukan tentang mengutip teori atau gelar, tetapi kesadaran kritis: *Mengapa kita percaya sesuatu? Apa dasarnya? Plato mengingatkan: "Kebodohan yang bersembunyi di balik otoritas adalah tirani paling kejam." Ilmu harus menjadi alat memanusiakan manusia, bukan budak algoritma dan gengsi semu.

Mengapa Harus Bersedih Dan Menangis?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. ali umar alhabsyi
Dan cucuran air mata kesedihan adalah wujud dari bersemayamnya Rahmat Ilahi dalam hati seorang. Demikian disabdakan Imam Ali as. Karena itu hendaknya seorang hamba memanfaatkan momentum istimewa untuk berdoa dan memohon segala hajatnya kepada Allah SWT.

Cinta Kebenaran dan Keberpihakan padanya: Warisan Abadi dari Karbala
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Cinta kebenaran bukanlah ucapan, tapi keberpihakan yang nyata. Jika kita benar-benar mencintai Husain as, kita pun harus berani berpihak pada yang benar—di rumah, di sekolah, di media sosial, di tengah masyarakat.

TAUBAT DARI KEBODOHAN
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Dengan demikian, pengetahuan punya cakupan yang lebih luas dari sekadar teori fisika dan hukum positif, karena realitas lebih luas dari sekadar proton, elektron, neutron dan benda. Pengetahuan bukanlah tujuan, melainkan jalan untuk mengenal diri dan Pencipta. Ia adalah gradasi kesadaran holistik antara rasionalitas dan spiritualitas, antara akal yang "memahami realitas" dan hati yang "mengalami realitas". Di ujung jalan ini, manusia tidak hanya menjadi ahli dalam sains, tetapi juga menjadi ahli dalam makna—sebuah pencapaian yang mengubahnya dari sekadar "pintar" menjadi *arif*, dari pengumpul data menjadi pecinta kebenaran.

Tauhid dan Kesetiaan kepada Allah: Pelajaran Abadi dari Karbala
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Karbala adalah medan tempat tauhid hidup dan bernapas. Imam Husain as adalah pewaris tauhid Ibrahim dan Muhammad saw, yang mengajarkan bahwa kemuliaan manusia hanya terletak dalam kesetiaan total kepada Allah. Di dunia yang semakin kompromistis, pelajaran Karbala kembali menyeru: Jadilah manusia yang tidak menyembah apa pun kecuali Tuhan Yang Maha Esa, walau harus kehilangan segalanya.

Karena Dunia Ini Tidak Memiliki Tepi (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Abdul karim
Susan Sontag, dalam Regarding the Pain of Others, mengupas bagaimana gambar-gambar penderitaan bisa menyentuh hati, tetapi juga bisa membuat kita mati rasa. Ia tidak menolak kekuatan visual, tetapi mengkritisi cara kita mengonsumsinya. Sontag bertanya: apakah kita benar-benar peduli saat melihat gambar seorang anak terluka? Ataukah kita hanya mengonfirmasi rasa aman kita sendiri karena bukan kita yang ada dalam foto itu?

Karena Dunia Ini Tidak Memiliki Tepi (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Abdul karim
Jika kita merasa dunia ini terlalu besar, ingatlah bahwa kebaikan selalu dimulai dari keputusan paling kecil: mendengar jeritan yang bukan berasal dari rumah sendiri, lalu memilih untuk tidak memalingkan muka. Sebab dunia ini tidak memiliki tepi—penderitaan yang jauh hari ini, bisa jadi mendekat esok hari. Dan ketika itu terjadi, kita akan berharap ada yang peduli, bahkan jika kita berada di ujung dunia yang sepi.

TOLERANSI: MAYORITAS YANG MENGAYOMI DAN MINORITAS YANG MENGHORMATI
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Dengan cara ini, toleransi bukan lagi sekadar konsep, tetapi praktik nyata yang menghidupkan harmoni dalam keberagaman—sebuah harmoni yang tidak statis, tetapi terus berkembang seiring waktu, mencerminkan semangat peradaban yang inklusif dan berpikiran terbuka.

Nasib Anak-anak Mukmin dan Kafir di Alam Barzakh Alam Barzak
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Abu Syirin Al Hasan
Para ulama menegaskan bahwa anugerah ini diberikan kepada anak-anak musyrik dan kafir yang wafat sebelum baligh, mereka bahagia dengan derajat mulia sebagai pelayan para ahli surga. (Sar Newesyt Insan, Ayatullah Ali, Hal.168)

IBNU TAIMIYAH: HIPOSENTRUM TEOLOGI KEKERASAN
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Klaim “konteks zaman” gagal mengubah fakta: teks-teks Ibnu Taimiyah tetap menjadi bahan bakar utama gerakan yang mengorbankan nyawa atas nama “pemurnian agama”. Di era di setiap kata bisa diakses dengan sekali klik, upaya meromantisasi kekerasan masa lalu hanya akan memperpanjang daftar korban.