Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Besuk Orang Sakit

1 Pendapat 05.0 / 5

Sebagaimana dikatakan bahwa menjenguk orang sakit itu salah satu contoh dari idkhalus surur, berarti adalah hal yang tidak diragukan lagi. Namun yang perlu kita bahas di sini ialah:
Pertama, bagaimana pandangan Islam tentang hal ini?
Kedua, bagaimana Islam mendorong orang-orang mukmin agar mereka mau melaksanakannya?
Ketiga, hal apakah yang perlu diperhatikan di dalam menjenguk orang sakit? Atau apa etika Islam di dalam menjenguk orang sakit?

I. Membesuk Orang Sakit
Dalam pandangan Islam, membesuk orang sakit adalah masalah yang sangat penting dan banyak manfaatnya, dan merupakan salah satu hak setiap mukmin bagi saudara seimannya. Sudah barang tentu jika suatu masalah merupakan hak orang lain, maka tugas setiap orang adalah harus menunaikan amanat dan memberikan hak tersebut kepadanya. Sebaliknya, yang mengkhianati amanat orang lain berarti ia telah melalaikan tugas dan kewajibannya. Di satu sisi, jika menunaikan hak adalah tugas setiap orang yang harus dilaksanakan, maka konsekuensinya ia tidak akan mengharapkan balasan apa-apa dari orang yang berhak.
Rasulullah saw. bersabda, Termasuk hak seorang Muslim atas Muslim yang lainnya ialah jika ia berjumpa dengannya mengucapkan salam, jika saudaranya sakit ia menjenguknya dan jika saudaranya mati ia mengantarkan jenazahnya.
Imam Ali meriwayatkan dari Rasulullah saw., Ada tiga puluh hak bagi seorang Muslim yang harus dilaksanakannya terhadap saudaranya atau ia harus memaafkannya, antara lain: menjenguk saudaranya yang sakit. (al-Bihâr, juz 74, bab 15, hadis ke-36)
Seorang sahabat Imam Ja'far Shadiq as. yang bernama Ma'alli bin Khunais berkata, Aku bertanya kepada Imam, Apa hak seorang muslim atas muslim yang lain?
Beliau berkata, Tujuh macam hak yang diwajibkan atasnya, maka siapa yang melalaikannya telah keluar dari wilayah dan ketaatannya kepada Allah dan Allah swt. tidak menghitungnya sebagai hamba-Nya.
Aku korbankan jiwaku untukmu! Apakah itu? tanyanya.
Imam berkata, Wahai Mu'alli, sesungguhnya aku khawatir bila aku sebutkan, kamu akan melalaikannya, kamu tidak akan menjaganya sementara kamu tahu bahwa itu tidak akan kamu lakukan.
Aku katakan kepada beliau, Tiada kekuatan melainkan Allah.
Imam berkata, Hak (pertama) yang paling mudah ditunaikan ialah bahwa kamu mencintai seperti kamu mencintai dirimu sendiri dan kamu membenci karenanya seperti kamu membenci bagi dirimu sendiri....dan hak yang ketujuh ialah bahwa sumpahnya kamu terima, undangannya kamu datangi, di kala sakit kamu jenguk, jika mati kamu hadiri pemakamannya dan jika kamu tahu bahwa ia sedang butuh kamu penuhi kebutuhannya (dan seterusnya). (hadis ke-40)
Muawiyah bin Wahhab, salah seorang sahabat Imam Shadiq as., bertanya kepada Imam, Apa yang harus kami lakukan antara kami dengan kerabat kami dan antara kami dengan masyarakat kami?
Imam berkata, Engkau menunaikan amanat kepada mereka, engkau siap menjadi saksi bagi mereka, entah saksi yang membawa manfaat atau membawa madharat bagi mereka, engkau menjenguk orang-orang yang sakit dari mereka dan engkau mengantarkan jenazah mereka.
Dari hadis-hadis di atas, telah jelas bagi kita bahwa apabila seorang mukmin menjenguk orang sakit, maka hal itu sudah merupakan tugas dan kewajiban atau amanat yang harus dilaksanakan dan merupakan sebuah hak yang ada di pundaknya. Oleh karena itu, di samping perbuatannya itu menyenangkan hati orang sakit, dirinya akan merasakan senang pula karena telah menjalankan tugasnya dengan baik. Dan Allah akan senang karenanya.
Dari sisi ini, si penjenguk akan merasa senang dan bahagia, sebab ia telah berbuat hal yang diridhai Allah dan Dia akan melindungi dan menjaganya. Jelaslah bahwa apabila Allah swt. senang karena suatu perbuatan, maka Dia akan memberikan ganjaran yang besar atas perbuatan itu dan mengenai ganjaran akan kami bahas nanti.

II. Motivasi Membesuk Orang Sakit
Setelah diketahui bahwa di dalam Islam membesuk orang sakit adalah salah satu hak yang harus ditunaikan bagi sesama kaum muslimin dan hak tersebut menjadi tugas dan kewajiban agama dalam rangka mewujudkan gairah di tengah orang-orang mukmin, maka Islam mendorong mereka untuk melaksanakan tugas ini. Di antara bentuk dorongan Islam adalah menerangkan tentang ganjaran yang berlimpah, yang juga didukung oleh para pemimpin agama dengan pandangan-pandangan mereka.
Rasulullah saw. bersabda, Jika seorang muslim membesuk dan menjenguk saudaranya yang sakit, Allah swt. berkata, Engkau (berhati) mulia, langkahmu suci dan engkau layak mendapatkan rumah di surga.
Beliau juga bersabda, Setiap mukmin yang menjenguk seorang mukmin yang ditimpa sakit niscaya tujuhpuluh malaikat menyertainya. Jika ia duduk di samping (mukmin yang sakit), maka turunlah rahmat Allah dan para malaikat memohon ampunan (kepada Allah) untuknya, hingga waktu ashar. Dan jika di waktu ashar, maka (mereka memohon ampunan) hingga subuh.
Nabi saw. pemah bersabda, Allah Azza wa Jalla akan mencela seorang hamba di hari kiamat dengan mengatakan, Apa yang telah menghalangimu dari menjenguk-Ku ketika Aku sakit?
Orang itu berkata, Mahasuci Engkau, Tuhan para hamba. Engkau tidak mungkin payah dan tidak mungkin sakit.
Allah berkata, Saudara mukminmu yang ditimpa sakit tidak kau jenguk. Demi keagungan dan kebesaran-Ku, jika kamu membesuknya, niscaya kamu akan melihat Aku berada di sampingnya dan Aku akan memenuhi hajatmu, lantaran penghormatanmu kepada hamba-Ku yang mukmin, sementara Aku Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Imam Baqir as. berkata, Musa bin Imran as. dalam munajatnya kepada Allah Azza wa Jalla, bertanya, Wahai Tuhan! Apa ganjaran orang yang membesuk orang sakit?
Allah berkata, Aku mengutus kepadanya seorang malaikat untuk membesuknya di alam kuburnya sampai di alam mahsyar. (al-Bih, juz 81, bab 4, hadis ke-11)
Imam Shadiq as. berkata, Sesiapa yang membesuk seorang sakit karena Allah, tidak diminta oleh si sakit untuk membesuknya, melainkan dikabulkan oleh Allah baginya. (Bab 4, hadis ke-10)
Jika kita merenungkan dengan saksama hadis-hadis di atas, bahwa membesuk orang sakit akan memperoleh pengampunan dosa, dipenuhi hajatnya, perhatian khusus dari Allah, para malaikat akan memohonkan ampunan baginya, masuk surga dan seterusnya. Demikianlah motivasi dari manusia-mannusia suci as. dalam rangka menggugah gairah orang-orang mukmin untuk dapat menyenangkan hati dan menghilangkan kesedihan orang yang sakit, dengan membesuknya.

III. Etika Menjenguk Orang Sakit
Sebagaimana halnya dalam setiap tradisi dan hubungan sosial, pokok dan sisi moralnya harus dijaga dan diperhatikan. Menjenguk orang sakit pun mempunyai etika di dalamnya. Tentang hal ini, kami akan menerangkan menurut pandangan Islam antara lain:
1- Membawa hadiah. Perlu sekali bilamana menjenguk orang sakit membawa sesuatu yang diperlukan (hadiah) untuk menyenangkan hatinya. Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa yang memberi makanan kesukaan bagi orang sakit, niscaya Allah akan memberi makanan buah dari surga. (Bab 4, hadis ke-32)
Seorang sahabat Imam Ja'far berkata, Salah seorang sahabat kami ditimpa sakit. Ketika kami pergi untuk menjenguknya, di tengah perjalanan kami bertemu Imam.
Beliau bertanya, Hendak kemana kalian?
Mau membesuk orang sakit, jawab kami.
Imam bertanya lagi, Apakah kalian membawa hadiah seperti buah apel atau buah pir, minyak wangi atau kayu gaharu?
Tidak, kata kami.
Imam berkata, Tahukah kalian bahwa orang sakit akan bahagia dengan sebuah hadiah untuknya.
2- Waktu membesuk. Karena orang yang ditimpa sakit memerlukan istirahat yang cukup, hendaknya pembesuk tidak terlalu lama menunggunya supaya tidak mengganggu istirahatnya. Rasulullah saw. bersabda, Sebaik-baik membesuk orang sakit adalah dalam waktu yang paling singkat.
Beliau juga bersabda, Menjenguk orang sakit, masa waktunya selama unta duduk.
Imam Ali as. berkata, Sesungguhnya pembesuk orang sakit yang memperoleh pahala paling mulia di sisi Allah ialah orang yang menjenguk dalam waktu singkat ketika menjenguk saudaranya, kecuali si sakit merasa senang dan ingin bersamanya dalam watu yang lama.(al-Bih, juz 81, bab 4, hadis ke-1)
3- Menanyakan keadaan sakitnya dan mendoakan kesembuhan baginya. Rasulullah saw. bersabda, Saat menjenguk orang sakit adalah kamu meletakkan tanganmu atasnya dan bertanya, Bagaimana bangun pagimu dan bagaimana keadaanmu hari ini? Dan kamu mengucapkan salam dan bersalaman. (Hadis ke-37)
Pernah beliau bersabda, Besuklah orang sakit..., doakanlah untuk orang sakit, bacalah doa, Ya Allah, sembuhkanlah dengan syifa-Mu dan sembuhkanlah ia dengan penawar-Mu serta sehatkanlah ia dengan afiat-Mu) (hadis ke-32)
4- Memberikan perhatian kepadanya dan berusaha menabahkan batinnya. Rasulullah saw. bersabda, Jika kamu mendatangi orang sakit, maka berilah ia semangat untuk hidup. Sesungguhnya yang demikian itu tidak akan merubah sesuatu, tetapi menyebabkan hatinya tenang.
5- Pembesuk hendaknya tidak menunggu disambut dari pihak orang yang sakit dan pihak keluarganya.
Dalam riwayat disebutkan bahwa perbuatan tersebut dilarang oleh Rasulullah saw., Rasulullah saw. melarang orang yang membesuk memakan sesuatu di samping orang sakit, karena akan menghilangkan pahala besuknya. (hadis ke-41)