Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Hadis dan riwayat tentang 12 imam

1 Pendapat 05.0 / 5

Syi’i (orang Syi’ah) percaya bahwa para Imam pengganti Rasul Allah Saw berjumlah dua belas. Dan hadis-hadis ini terdapat juga dalam kitab-kitab shahih mazhab Sunnah.

1. Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Samurah, bahwa ia telah mendengar Rasul Allah saw bersabda:

“Agama (Islam) akan selalu tegak kukuh sampai tiba saatnya, atau sampai berlalu dua belas khalifah, semuanya dari Quraisy.”

Dan dalam riwayat lain menggunakan istilah “sebelum berlalu urusan manusia (amr an-nas) …” atau “sampai dua belas khalifah”.

Dalam Sunan Abu Dawud: “sampai telah ada dua belas khalifah”. Dan dalam riwayat lain “sampai dua belas”.[1]

2. Dan diriwayatkan oleh Bukhari dari Jabir yang berkata: “Aku mendengar Nabi bersabda: ‘Akan ada dua belas Amir (pemimpin)’ dan kemudian beliau bersabda dengan kalimat yang tidak aku pahami. Dan ayahku berkata: ‘Semuanya dari orang Quraisy”‘.

Dan dalam riwayat lain: “Kemudian Nabi bersabda dengan kalimat yang sulit aku pahami, dan aku bertanya kepada ayahku apa yang disabdakan RasuI Allah Saw, maka (ayahku) berkata: ‘Semuanya orang Quraisy!’.”[2]

3. Dan dalam riwayat lain lagi: Urusan (amr, administrasi, pemerintahan) umat ini akan selalu kukuh dan akan mengatasi musuhnya, sampai berlalu dua belas khalifah, semuanya orang Quraisy, sesudah itu timbul kekacauan.”[3]

4. Dan dalam riwayat lain: Akan ada untuk umat ini dua belas penguasa (qayyim), mereka tidak akan dirugikan oleh orang yang meninggalkan mereka, semuanya orang Quraisy.[4]

5. Dalam riwayat lain lagi: Urusan manusia (amr an-Nas) tidak akan berlalu sebelum berlalu dua belas orang yang menjadi penguasa (wali).”[5]
6. Dan riwayat oleh Anas bin Malik: Agama ini akan selalu kukuh sampai berlalu dua belas (pemimpin) orang Quraisy, dan bila mereka lenyap, goncanglah dunia ini.[6]

7. Dalam riwayat lain lagi: Urusan umat ini (amr hadzihil ummah) senantiasa akan jaya sampai berlalu dua belas imam, semuanya orang Quraisy.”[7]

8. Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Hakim dengan lafal seperti yang pertama dari Masruq yang berkata: “Kami sedang duduk suatu malam dirumah ‘Abdillah (lbnu Masfid) yang membacakan kepada kami Al-Qur’an. Seorang lelaki mengajukan pertanyaan: “Ya ayah dari ‘Abdurrahman, apakah kamu pernah bertanya kepada Rasul Allah Saw berapa khalifah dari ummat ini?”.

Maka ‘Abdillah menjawab: Tiada seorang pun bertanya tentang masalah ini, sampai saya datang dari Iraq sebelum Anda! Kami menanyakannya dan beliau bersabda: ‘Dua belas seperti jumlah dua belas pemimpin (nuqaba’) Banu Isra’il![8]

9. Dan dalam riwayat lain lagi Ibnu Mas’ud mengatakan: Rasul Allah bersabda: ‘Akan ada sesudahku khalifah sejumlah sahabat Musa!’. lbnu Katsir berkata: ‘Dan riwayat seperti ini telah disampaikan oleh orang-orang seperti ‘Abdullah bin ‘Umar, Hudzaifah dan Ibnu ‘Abbas ‘.[9]

‘Ulama Sunni Menyusun Dua Belas Imam

Karena hadis dua belas imam ini maka kaum SunnI menyusun dua belas khalifah. Ibnu al-‘Arabi misalnya berkata dalam Syarh Sunan Tirmidzi: “Dan bila kita hitung khalifah-khalifah sesudah Rasul Allah Saw untuk mendapatkan angka dua belas (maka sungguh mengherankan) karena kita akan temukan Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, ‘All, al-Hasan, Mu’awiyah, Yazid, Mu’awiyah bin Yazid, Marwan, al-Walid, Sulaiman, ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, Yazid bin ‘Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan, As-Saffah (Si Penumpah Darah)…”.

Kemudian ia menambahkan lagi 27 khallfah ‘Abbasiah sampai ke zamannya dan berkata: “Bila kita ambil dua belas khallfah, maka jumlah itu hanya berakhir sampai Sulaiman, dan menurut hitungan kami hanya ada lima khallfah (yang pantas ), yaitu keempat khalifah Yang Lurus dan ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz.”[10]

Dan al-Qadhi ‘Iyadh menanggapinya: “Yang menjadi Wali lebih dari jumlah (lima khalifah) tersebut. Di samping itu tanggapan ini batil, karena Nabi Saw tidak bersabda: “Penguasa hanya dua belas!”. Karena jumlah penguasa cukup banyak, maka janganlah berhenti berhitung sampai ke lima.”[11]

Dan tanggapan Suyuthi: “Yang dimaksudkan adalah adanya dua belas khallfah yang bertindak dengan benar sejak adanya agama Islam sampai hari kiamat maka janganlah kamu berpaling!”[12]

Suyuthi berkata lagi di bagian lain: “Kami mendapatkan dua belas (pemimpin), yaitu keempat khalifah dan al-Hasan, Mu’awiyah, Ibnu Zubair, ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz menjadi delapan dan dimasukkan juga bersama mereka al-Mahdi al-Abbas (dari Dinasti ‘Abbasiah), karena ia sama adilnya seperti ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Dinasti Umayyah, dan masih kurang dua muntazhar (yang ditunggu kedatangannya), satu di antaranya al-Mahdi yang dari ahlu’l-bait.[13]

CATATAN :

[1] Shahih Muslim, jilid 6, hlm. 3-4, Bab Manusia mengikuti orang Quraisy dari Kitab Pemerintahan; Shahih Bukhari, jilid 4, hlm. 165, Kitab Hukum; Shahih Tirmidzi, Bab Apa yang terjadi pada para khalifah melalui pintu Fitnah; Sunan Abi Dawud, jilid 3, hlm. 106, Kitab al-Mahdi; Musnad Ahmad, jilid 5, hlm. 86-90, 92-101 dan 106-108; Kanzu’l ‘Ummal, jilid 13, hlm. 26-27

[2] Fat’h al-Bari, jilid 16, hlm. 338; Mustadrak Shahihain, jilid 3, hlm. 617

[3] Muntakhab al-Kanz, jilid 5, hlm. 312; lbnu Katsir, Tarikh, jilid 6, hlm. 249; Suyuthi, Tarikh al-Khulafa’, hlm. 10; Kanzul-Ummal, jilid 13, hlm. 26; Shawaiq al-Muhriqah, hlm. 2

[4] Kanzul-Ummal, jilid 13, hlm. 27; Muntakhab al-Kanz, jilid 5, hlm. 312.
[5] Shahih Muslim bi Syarh Nanawi, jilid 12, hlm. 202; Shawa’iq al-Muhriqah, Muntakhab al-Kanz, jilid 5, hlm. 312; Suyuthi, Tarikh al-Khulafa’, hlm. 10.

[6] Kanzul-‘Ummal, jilid 13, hlm. 27

[7] Ibid

[8] Musnad Ahmad, jilid 1, hlm. 398, 406; al-Hakim, Mustadrak, jilid 4, hlm. 501; Fat’h al-Bari, jilid 16, hlm. 339; Majma’ az-Zawa’id, jilid 5, hlm. 190; lbnu Hajar, Shawa’iq Muhriqah, hlm. 12; Suyuthi, Tarikh Khulafa’, hlm. 10; al-Jami’ ash-Shaghir, jilid 1, hlm. 75; Muttaqi Al-Hindi, Kanzul-‘Ummal, jilid 13, hlm. 27; dll

[9] lbnu Katsir, Tarikh, jilid 6, hlm. 248; Kanzu’l-Ummal, jilid 13, hlm. 27; lihat al-Haskani, Syawahid at-Tanzil, jilid 1, hlm. 455

[10] Syarh Ibnu al-‘Arabi ‘ala Shahih at-Tirmidzi, jilid 9, hlm. 68-69

[11] Syarh an-Nawawi ‘ala Muslim, jilid 12, hlm. 201-202; Fat’h al-Bari, jilid 16, hlm. 339

[12] Suyuthi, Tarikh al-Khulafa’, hlm. 12

[13] Ash Shawa’iqal-Muhriqah, hlm. 9; Suyuthi, Tarikh, hlm. 12