Agama & Aliran
Kita Tergolong Yang Mana? (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Habib Ali Umar Al-Habsyi
Golongan Pertama: Orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai dagangan, mencari keuntungan duniawi, mendekat kepada para penguasa, dan menjadikannya alat untuk meninggikan diri atas manusia. Inilah kelompok yang menjadikan Al-Qur’an hanya sarana dunia, bukan petunjuk.
Ramai-ramai Tobat dari Takfirisme
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Andai tak menghindari madarat berdasarkan kepatuhan vertikal kepada pemegang otoritas keagamaan, banyak orang di komunitas ini yang siap meladeni debat fair dengan “ustaz-ustaz bermulut kotor”.
“Syiah itu Kafir!”
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhsin labib
Kalimat ini menggema, menusuk tajam bak pisau yang dihunus dalam gelap, seolah menjadi vonis pembenar untuk memutus silaturahmi, memusuhi, bahkan memerangi. Ironisnya, biang keladi intoleransi yang menyertainya bukanlah kata “kafir” itu sendiri – sebuah frasa baku dalam kosakata teologis yang, pada hakikatnya, berfungsi sebagai penanda perbedaan epistemik.
"UMAT MINUS UMAT"
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Setiap agama mestinya membentuk satu umat sebagai kumpulan penganutnya karena ajarannya untuk person dan kumpulan person.
AGAMA TANPA MANUSIA" DAN "AGAMA TANPA TUHAN"
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Agama, dalam pandangan ini, adalah monolog langit yang turun sebagai titah absolut. Manusia ditempatkan sebagai objek pasif—hamba yang wajib tunduk tanpa hak bertanya, mengkritik, atau merenungkan makna. Akal, yang seharusnya menjadi lentera pencari kebenaran, dikubur di bawah timbunan dogma. Agama dianggap "sempurna" hanya jika manusia diam, seolah wahyu ilahi tak perlu bersentuhan dengan realitas sosial, budaya, atau nalar kritis.
JANGAN MENYESATKAN DAN MENGKAFIRKAN
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ahmad M. Sewang
Dari manakah datangnya tudingan sesat dan kafir
jika bukan dari hati yang sempit,
yang tak sudi melihat kebenaran
kecuali yang ada di balik cermin dirinya sendiri?
"SYIAH RASA SALAFI"
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Istilah “Syiah Salafiyah” atau yang lebih dikenal sebagai Syirazisme merujuk pada aliran neo-Akhbari kontemporer dalam masyarakat Syiah, yang kini diwakili oleh beberapa tokoh dan pengikut keluarga terkemuka Syirazi secara global. Pola aliran ini dianggap oleh banyak ulama menyerupai Salafi-Wahabi di kalangan Ahlussunnah karena fanatismenya terhadap teks-teks tertentu yang sering kali bertentangan dengan nalar kemaslahatan dalam interpretasi dan implementasi.
ANTARA SALAFI DAN SUNNI
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Wahabisme di dalam atau di luar Sunni? Perdebatan tentang posisi kelompok Salafi—sering disamakan dengan Wahabi—dalam tubuh besar Islam Sunni terus berdenyut, penuh kompleksitas dan nuansa. Sebagian kalangan bersikeras memandang mereka sebagai bagian tak terpisahkan dari arus utama Sunni, sedangkan yang lain berupaya keras memisahkan mereka.
TOLERANSI: MAYORITAS YANG MENGAYOMI DAN MINORITAS YANG MENGHORMATI
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Dengan cara ini, toleransi bukan lagi sekadar konsep, tetapi praktik nyata yang menghidupkan harmoni dalam keberagaman—sebuah harmoni yang tidak statis, tetapi terus berkembang seiring waktu, mencerminkan semangat peradaban yang inklusif dan berpikiran terbuka.
IBNU TAIMIYAH: HIPOSENTRUM TEOLOGI KEKERASAN
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Klaim “konteks zaman” gagal mengubah fakta: teks-teks Ibnu Taimiyah tetap menjadi bahan bakar utama gerakan yang mengorbankan nyawa atas nama “pemurnian agama”. Di era di setiap kata bisa diakses dengan sekali klik, upaya meromantisasi kekerasan masa lalu hanya akan memperpanjang daftar korban.
Kalau Syiah Itu Agama Lain, Kenapa Kamu Menyerangnya Pakai Dalil Islam? (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Annisa Eka Nurfitria, Lc,M.Sos
Yang sering luput dari perhatian adalah bahwa Syiah tetap meyakini syahadat, menjadikan Al-Qur’an sebagai kitab suci, Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir, serta melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan ibadah lain. Mereka memiliki sistem fiqih, ilmu kalam, dan tafsir, sebagaimana mazhab-mazhab Islam lainnya.
Kalau Syiah Itu Agama Lain, Kenapa Kamu Menyerangnya Pakai Dalil Islam? (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Annisa Eka Nurfitria, Lc,M.Sos
Mengkritik Syiah sah saja. Tidak setuju dengan ajaran mereka juga tidak masalah. Tapi menyebut mereka sebagai agama lain sambil terus menggunakan Al-Qur’an dan hadis untuk menyerang mereka adalah bentuk kegagalan berpikir yang serius. Kita tidak bisa terus menuntut konsistensi dari orang lain jika cara berpikir kita sendiri bertentangan.
SAVE MAZHAB!
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Jangan biarkan rakyat Gaza tersesat karena jadi pecinta Khamenei yang majusi dan iikut jadi Rofidokh! Bawa semua ahli ruqyah, herbalis dan terapis versi salahfi untuk menghancurkan mirkava! Pangeran Saladin memanggilmu! Save mazhab!
Islam Syi’ah Agama Masa Depan Yang Dijanjikan Al Qur’an (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ust ali umar alhabsyi
Inilah tujuan akhir dari Pemerintahan Akhir Zaman. Mereka akan beragama dengan Agama yang Allah ridhai untuk mereka. Menyembah Allah atas dasar Agama Allah tersebut.
Islam Syi’ah Agama Masa Depan Yang Dijanjikan Al Qur’an(1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ustd. ALi umar alhabsyi
Dalam Al Qur’an kita membaca banyak janji Allah akan kemenangan Agama-Nya dan ia akan menguasai dunia. Allah akan mewariskan kepengurusan dan pengaturan bumi ini kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Di bawah kendali mereka, tatanan dunia Baru akan terbentuk. Di antara ayat-ayat itu adalah firman Allah:
SATU AGAMA, SATU ATAU BANYAK.AJARAN? (Bagian 2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Bagi umat Muslim yang mungkin merasa berada di antara tuntutan modernitas dan interpretasi agama yang konvensional, menelusuri khazanah mazhab Syiah sebagai perspektif komplementer dapat memberikan jawaban dan solusi yang berharga. Islam, dengan keragaman perspektif di dalamnya, laksana burung rajawali yang terbang dengan kokoh menggunakan kedua sayapnya. Sebagaimana pernah diungkapkan oleh Imam Sadiq, "Agama bukanlah sesuatu yang engkau paksakan kepada manusia, tetapi sesuatu yang engkau hidupkan bersama mereka."
SATU AGAMA, SATU ATAU BANYAK AJARAN? (Bagian 1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Pertanyaan ini bukan tentang sinonim/homonim dalam linguistik, melainkan metafora filosofis untuk menyoroti kompleksitas identitas Islam. Jika dipahami sebagai "sinonim", keragaman adalah kekayaan. Jika dianggap sebagai "homonim", perpecahan tak terelakkan.
OVER ACTING TOLERANSI
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Menjadi Penganut yang Menghormati Diri Sendiri
Menghina keyakinan sendiri—entah lewat canda, stigmatisasi, atau kompromi nilai—adalah pengkhianatan intelektual dan spiritual. Jika tak sanggup menghormati diri sendiri, jangan harap dihormati pihak lain. Moderasi sejati lahir dari keteguhan, bukan pencitraan. Sebab, seperti kata pepatah Arab: "Siapa yang tak mencintai penghuni bumi, akan dicintai oleh penghuni langit."
AGAMA-AGAMA DAN TEMPAT KELAHIRANNYA (3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Karena mungkin ingin terlihat nasionalis agar menjadi credit point baginya di tengah kompetisi perebutan panggung, alih-alih memberikan penjelasan yang rasional tentang relasi antara agama sakral sebagai wahyu dan agama profan sebagai budaya lokal yang menyertai kelahitannya dan budaya di tempat lain yang berdaptasi dengannya, malah rajin memproduksi pernyataan paradoksal menghina budaya Arab yang sebagian darinya secara faktual telah menjadi bagian integral Islam.
AGAMA-AGAMA DAN TEMPAT KELAHIRANNYA (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Pada akhirnya, menghormati budaya lain bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kedewasaan berpikir. Mestinya tidak menjadikan Nusantara sebagai benteng eksklusivisme, melainkan taman tempat ratusan kembang budaya bermekaran—saling memperkaya, saling menginspirasi, dan bersama-sama merajut peradaban yang manusiawi.

