Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Hubungan Antara Solat dan Memperhatikan Orang Miskin

1 Pendapat 05.0 / 5

Salah satu fenomena unik yang akan kita temukan dalam

Al-Qur’an adalah hubungan antara solat dengan memberi

makan orang miskin. Berulang kali Allah Menggandengkan

ayat tentang keduanya, seakan tidak ada artinya solat

tanpa perhatian kita pada orang-orang miskin.

Coba lihat bagaimana Allah Menyebut Orang-Orang yang

solat dalam Firman-Nya,
إِلَّا الْمُصَلِّينَ – الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ – وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ – لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ –

“Kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat, (yaitu)

mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya dan

orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian

tertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan yang

tidak meminta.” (QS.Al-Ma’arij:22-25)

Coba perhatikan, saat Menyebut tanda-tanda orang

solat, Allah menyebut mereka sebagai orang yang

melaksanakan solat dan menyisihkan sebagian hartanya

untuk orang miskin. Ini membuktikan bahwa sebanyak

apapun ibadah seseorang tak akan berarti apa-apa jika

tidak disertai dengan kepedulian kepada sesama.

 

Dan disaat Allah ingin memuji prestasi besar dari

ibadah hamba-Nya, lihatlah amal apa yang pertama kali

disebutkan,
يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْماً كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيراً – وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِيناً وَيَتِيماً وَأَسِيراً

“Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang

azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan

makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak

yatim dan orang yang ditawan.” (Al-Insaan:7-8)

 

Disaat bicara tentang para penghuni Neraka Saqar,

penyebab kesengsaraan mereka bukan hanya karena tidak

solat saja, tapi juga karena tidak memberi makan

orang-orang miskin.
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ – قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ – وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ –

“Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka)

Saqar?” Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk

orang-orang yang melaksanakan shalat, dan kami (juga)

tidak memberi makan orang miskin. (QS.Al-Muddatsir:42

-44)

 

Tak hanya itu, orang-orang yang disebut sebagai para

pendusta agama bukanlah orang-orang yang tidak solat

tapi mereka yang tidak mempedulikan kondisi orang

miskin.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ – فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ – وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ –

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka

itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak

mendorong memberi makan orang miskin.” (QS.Al-Ma’un:1

-3)

 

Islam tidak hanya mengatur urusan ibadah dan keimanan

saja, Islam juga mengatur umat untuk saling peduli

dengan saudaranya. Karena kondisi kehidupan seseorang

bisa mempengaruhi keimanannya.

Dari ayat-ayat diatas kita akan temukan hubungan yang

erat antara iman dan ibadah (khususnya solat) dengan

memperhatikan orang miskin. Apa artinya ibadah jika

membiarkan tetangganya kelaparan? Apa artinya solat

jika hatinya tak tersentuh melihat kesedihan orang-

orang miskin?

Solat adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada

Allah. Seharusnya, ketika seorang hamba semakin dekat

dengan-Nya, hatinya akan semakin peka melihat kondisi

orang sekitarnya. Nuraninya tidak akan diam melihat

kepedihan saudaranya. Karena tujuan dibalik ibadah

adalah meningkatkan akhlak manusia, jika ibadahnya

benar pasti akhlaknya semakin sempurna.