Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Konsep Tauhid dan Fenomena Kehidupan

0 Pendapat 00.0 / 5


Kehidupan di muka bumi terbentuk dari berbagai unsur yang tidak terhitung jumlahnya dimana terkumpul dan terbentuknya unsur-unsur tersebut sudah barang tentu memiliki sebab-sebab. Hal ini telah ditetapkan oleh akal dan filsafat, dengan selaksa argumen.

Fenomena Kehidupan

Apabila kita memandang bahwa fenomena kehidupan ini 100% merupakan suatu kejadian yang berasal dari sebuah materi, kemudian materi-materi tersebut melakukan interaksi kimiawi sama satu sama lain, atau kita menganggap bahwa terdapat unsur lain dimana unsur tersebut adalah suatu maujud non materi yang mempunyai peran tersendiri di luar materi-materi tersebut, maka pada akhirnya, untuk terealisasinya fenomena kehidupan di planet bumi ini ataupun planet-planet lain niscaya membutuhkan syarat-syarat dan unsur-unsur yang tidak terhitung, dan mustahil terkumpulnya seluruh syarat dan unsur tersebut secara kebetulan, karena bertentangan dengan kaidah-kaidah akal dan filsafat.

Misalnya, untuk terwujudnya suatu materi, ia mesti memerlukan sepuluh atau seratus unsur, di mana setiap unsur tersebut merupakan sebab terwujudnya materi tersebut dan apabila salah satu dari unsur tersebut menghilang maka materi tidak akan terwujud.

Adapun tentang perwujudan fenomena kehidupan di muka bumi ini niscaya membutuhkan banyak keadaan atau unsur yang tidak dapat terjangkau. Sementara ada teori yang menyatakan bahwa seluruh keadaan atau unsur tersebut tercipta dengan sendirinya, pernyataan seperti ini mirip dengan anggapan terjadinya satu kemungkinan di antara satu milyar kemungkinan, dan tak ada seorangpun yang berakal bersandar pada teori ini dalam menafsirkan suatu fenomena.

Menurut pandangan ilmuwan, C. Morrison, yang menuliskan, "Merupakan hal yang mustahil apabila seluruh syarat dan segala unsur yang mendasari terealisasinya kehidupan, terwujud hanya karena suatu benturan, ledakan, dan kejadian lain pada satu planet". Sebagai contoh, ia membahas tentang unsur yang diperlukan oleh setiap makhluk hidup, lalu menulis, "Oksigen, hidrogen, dan karbon, baik secara terpisah atau tergabung, tetap merupakan bahan dasar untuk kehidupan setiap makhluk di muka bumi ini, dan berkumpulnya unsur dalam satu planet dengan kadar dan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan kehidupan ini adalah bukan lahir dari suatu kemungkinan dan kebetulan. Kalau kita mengatakan bahwa sistem teratur tersebut terwujud dari sebuah kebetulan, maka argumen kita bertentangan dengan logika matematika."[1]

Untuk lebih jelasnya pembahasan ini, akan dikaji satu persatu dari setiap unsur di atas di mana setiap unsur mempunyai peran penting dalam mewujudkan kehidupan serta kesinambungannya, dan apabila salah satu dari unsur itu hilang, maka kehidupan tidak akan pernah terwujud sebagaimana keterangan di bawah ini:

1. Lingkungan alam telah membentuk lapisan ozon yang memiliki ketebalan 800 km, lapisan ini sangat kuat dan kokoh dalam menjaga penduduk bumi dari bahaya 20 juta batu meteor dengan kecepatan 50 km/detik. Jika lapisan udara di sekitar bumi sedikit lebih tipis dari ukuran di atas, maka ketika meteor berbenturan dengan lapisan itu akan meledak dan jatuh ke muka bumi ini, dan setiap sisi dari bumi ini senantiasa tertimpa meteor tersebut. Adapun kecepatan batu meteor tersebut mencapai 6 hingga 40 mil per detik dan setiap benda yang berbenturan dengannya akan maledak dan terbakar, dan kalau kecepannya lebih lambat dari ukuran di atas, sebagaimana kecepatan peluru, maka meteor-meteor tersebut akan menembus dan berjatuhan ke muka bumi ini dan akan mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal. Selain ini, lapisan udara juga berfungsi menahan suhu panas bumi sesuai dengan yang di butuhkan.

2. Unsur lain penopang kehidupan di atas muka bumi adalah air, unsur ini tercipta agar kehidupan dan kelestarian lautan serta sungai tetap exist walaupun di musim panas. Unsur ini dicipta khusus untuk mencegah terjadinya panas yang sangat berlebihan di muka bumi.

3. Begitu juga tanah merupakan unsur utama bagi kehidupan sebagaimana air. Ia mengandung bahan tambang tertentu yang dapat di serap oleh tumbuh-tumbuhan, setelah itu, kandungan tersebut di proses oleh tumbuh-tumbuhan menjadi bahan makanan yang merupakan bahan konsumsi setiap makhluk hidup. Kandungan zat besi yang tersimpan di dalam bumi ini merupakan potensi perkembangan peradaban.

4. Bumi telah di cipta dengan tata letak dan daya tarik khusus dimana dapat menyimpan air dan udara. Jika bumi ini sama dengan kondisi bulan, maka bumi tidak dapat menyimpan air dan udara, dan yang akan terjadi adalah derajat panas akan memuncak. Jika jarak antara bumi dan matahari dua kali dari ukuran aslinya, maka panas matahari yang menimpa bumi menjadi ¼ lebih rendah dari panas yang ada sekarang ini, dan akibatnya adalah musim dingin akan menjadi dua kali lebih panjang dan bumi akan menjadi es. Jika jarak matahari kurang ½ dari jarak yang sekarang ini, maka akibatnya empat kali lebih panas dari panas yang sekarang, lalu musim panas pun akan berkepanjangan dan kalau sudah seperti ini sebagian besar belahan bumi ini akan terbakar karena panas yang sangat dahsyat dan kehidupan akan menjadi punah.

Apakah seluruh peritungan yang akurat dan syarat-syarat tersebut hadir dengan sendirinya dan dengan tanpa sebab terciptalah kehidupan di muka bumi ini?

Satu Perhitungan Lain

Bumi sekali berputar pada porosnya dalam waktu 24 jam, dan kecepatan geraknya mencapai 1000 mil/jam, kalau ukuran gerakannya sampai pada 1000 mil/jam maka siang dan malam akan menjadi 10 kali lebih cepat dari ukuran sekarang ini, dan sengatan matahari di musim panas akan membakar seluruh tumbuh-tumbuhan di karenakan panjangnya hari, dan hawa dingin di malam hari pun akan lebih memanjang dan mengakibatkan membekunya seluruh makhluk hidup yang baru berkembang dan berakhir dengan kematian.

Ketika ukuran cahaya matahari berkurang lebih ½ dari ukuran sekarang ini maka seluruh makhluk hidup di muka bumi ini akan mati karena dingin yang luar biasa, dan kalau sinar tersebut dua kali melebihi ukuran sekarang maka pada saat itu tidak terdapat lagi benih-benih kehidupan.

Jika jarak antara bulan dan bumi berkurang dari 50.000 mil lebih maka pada waktu itu akan terjadi pasang surut yang tidak terhingga pada lautan, lalu mengakibatkan seluruh dataran lima benua ini dalam waktu sehari akan mengalami dua kali pasang, dan setiap waktu pasang tekanan airpun sangat keras dimana tekanan air tersebut dapat menggulung gunung-gunung yang terdapat di permukaan bumi, dan jika sudah seperti ini maka tidak ada satu benua pun yang muncul kepermukaan bumi ini, setelah itu dataran bumi pun menjadi punah karena tekanan air yang sangat dahsyat membentur daratan bumi.

Jika seluruh benua terbenam air maka air pun akan menenggelamkan permukaan bumi ini sampai dengan ½ mil, dalam keadaan seperti ini maka tidak ada satu pun kehidupan yang dapat bertahan dengan kadar yang seperti itu, kecuali hewan-hewan yang dapat tinggal di dasar air, itu pun satu sama lain saling memangsa dan secara perlahan keturunan mereka pun akan punah.

Ukuran tebal udara di muka bumi mempunyai kadar yang khusus di mana ukuran tersebut dapat mencerap sinar matahari dalam kadar tertentu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuh-tumbuhan, dan dengan terdapatnya uap-uap yang bermacam-macam yang keluar dari dasar bumi selama berabad-abad kemudian tersebar di udara dan kebanyakan uap yang keluar tersebut bercampur dengan gas-gas yang beracun, akan tetapi meskipun hawa telah bercampur dengan uap tersebut tapi tidak terjadi polusi, dan selamanya dalam keadaan standar dan sesuai untuk berlangsungnya kehidupan manusia.

Hawa yang selalu kita hirup tersusun dari berbagai campuran gas dimana gas-gas tersebut tersusun dari 78 bagian dari Hidrogen dan 21 bagian dari Oksigen,[2] dan apabila kadar Oksigen 51% sedikit lebih banyak dari kadar aslinya 21% maka seluruh bahan-bahan yang dapat terbakar di bumi ini akan terbakar, lalu apabila terjadi benturan antara petir dan pohon maka benturan tersebut akan membakar seluruh hutan.

Apakah semua perhitungan dan pengukuran yang akurat dan sangat teliti tersebut dapat di katakan sebagai sebuah kejadian yang ada dengan sendirinya, lalu apakah mungkin letusan pertama dari sebuah materi yang dalam bentuk berbeda-beda terjadi secara kebetulan saja, bagaimana dapat di katakan bahwa seluruh syarat-syarat dan faktor-faktor lain yang merupakan penopang kehidupan terdapat ini pada satu zaman yang bersamaan - tanpa adanya campur tangan suatu Zat Yang Maha mengetahui dan Maha Kuat - secara tiba-tiba berkumpul menjadi satu - baik dari sisi kualitas atau kuantitas -dan melahirkan kehidupan di alam jagat raya ini?

Sesuai pembahasan yang lalu bahwa pembahasan di atas merupakan dalil yang sangat jelas akan terdapatnya pengaturan dan peran di alam penciptaan dimana hal ini merupakan sebuah pengantar untuk pembuktian matematika.

Pembuktian Matematis untuk Mematahkan Kejadian Aksidental

Jika terdapat 10 uang logam yang telah dinomori dari 1 – 10, kemudian uang-uang tersebut dimasukkan kedalam saku, lalu keluarkanlah uang-uang tersebut sesuai dengan nomor urutannya, misalnya mulai dari uang nomor satu hingga nomor sepuluh secara tertib.

Sebelum melakukan pekerjaan ini, kita akan menguji tentang teori kemungkinan supaya dapat dilihat seberapa jauh perhitungan ini dapat mengeluarkan uang-uang tersebut sesuai nomor urutan mereka dari 1 - 10, setelah itu dimulailah pekerjaan tersebut dengan mengharapkan nasib baik. Kemungkinan untuk keluarnya uang nomor satu adalah 1/10 dan kemungkinan untuk keluarnya uang nomor satu dan dua secara tertib adalah 1/100 ( yakni 1/10 X 1/10 = 1/100 dimana untuk menghasilkan berapa kemungkinan pekerjaan itu maka hasil kemungkinan yang pertama di kalikan dengan jumlah uang-uang tersebut) dari perhitungan ini maka akan di hasilkan bahwa kemungkinan untuk keluarnya uang nomor 1,2 dan 3 secara berurutan 1/1000 (yakni 1/100 X 1/10 = 1/1000), lalu kemungkinan yang akan di capai untuk keluarnya uang nomor 1 sampai nomor 4 secara urut adalah 1/10.000 ( yakni 1/1000 X 1/10 = 1/10.000 ) dan kemungkinan untuk keluarnya uang nomor 1 - 5 secara urut adalah 1/100.000 ( yakni 1/10.000 X 1/10 = 1/100.000 ) dan kemungkinan terakhir untuk keluarnya uang nomor 1 - 10 secara urut adalah 1/10.000.000.000.

Jadi kalau kita umpamakan nomor-nomor uang tersebut mencapai 100 atau 1000, seribu uang logam yang sudah di berikan nomor lalu kita masukkan uang-uang tersebut ke dalam kantong yang besar, setelah itu dengan cara yang sama untuk mengeluarkan uang-uang tersebut secara urut, maka kemungkinan setiap nomornya untuk keluar 1/1000, akan tetapi kemungkinan untuk keluarnya uang nomor 1 dan 2 secara urut adalah 1/1.000.000 ( hasil dari 1/1.000.000 X 1/1000 ) atas dasar inilah semakin tinggi angka atau namor maka kemungkinan yang akan dihasilkan pun semakin tinggi dan kemungkinan pekerjaan seperti ini akan mendekati angka nol.

Contoh kedua

Di tangan kita terdapat sebuah kantong yang di dalamnya terdapat 100 buah biji, sembilan berwarna hitam dan satu berwarna putih, lalu kita memasukkan tangan ke dalam kantong tersebut sebanyak 100 kali berturut-turut, akan tetapi untuk pertama kali pengambilan biji putih kemungkinannya adalah 1/100, kemungkinan yang ke dua untuk keluarnya biji putih adalah 1/10.000, lalu kemungkinan yang ketiga untuk berhasilnya pekerjaan ini adalah 1/1.000.000 dan begitulah seterusnya.

Contoh ketiga

Seorang buta yang tidak berpendidikan duduk di belakang mesin ketik, lalu ia mencoba untuk mengetik di atas huruf-huruf yang berbeda ( hurup besar dan kecil ) dengan cara kebetulan. Dan untuk mengetik sebuah bait syair yang berbunyi:

"Aku berzikir pada-Mu bahwa Engkau Maha suci dan Yang Esa

Aku tak kan berjalan di jalan yang tanpa hidayah-Mu "

Berapa kemungkinan yang bisa diperkirakan pada tekanan pertama jari orang buta tersebut untuk sesuai pada hurup pertama syair tersebut, begitu juga tekanan kedua untuk hurup yang kedua syair tersebut, lalu tekanan ke tiga untuk hurup yang ketiga syair tersebut. Kemungkinan seperti ini sangat besar apabila di bandingkan dengan jumlah bilangan yang merupakan hasil pengulangan dari huruf-huruf mesin ketik dan jumlah huruf-huruf syair tersebut yang berjumlah 79, jika seumpamanya jumlah huruf mesin sebanyak 100.

Jika ditambahkan syair yang lain, lalu kita menganggap bahwa semua syair ini dengan susunannya yang rapi tercipta dengan sendirinya atau secara kebetulan, maka hasil peritungan dari setiap kemungkinan tersebut sama dengan kita menghitung bintang (yakni mustahil menghitungnya karena sangat banyak jumlahnya), dan tak satu pun orang yang berakal mempercayai bahwa syair-syair yang indah dan teratur tersebut tertulis dengan sendirinya, dan setiap orang yang melihat syair yang sudah terketik rapi maka akan yakin bahwa syair-syair ini di susun dengan kedalaman pikiran.

Kembali ke asli pembahasan kita. Untuk terciptanya kehidupan membutuhkan banyak faktor ( syarat-syarat di sini dituliskan dengan kalimat “jika” atau “apabila”)[3], dan apabila salah satu dari syarat dan faktor yang tak terhitung tersebut menghilang, maka kehidupan mustahil tercipta. Sekarang coba kita hitung letusan pertama dari sebuah materi yang itupun terjadi secara tertib dan beruntun, yang seluruh syaratnya merupakan faktor-faktor pencipta kehidupan, di mana hal ini merupakan satu kemungkinan di antara bermilyar-milyar kemungkinan yang lain, karena bisa jadi ledakan yang pertama kali di sebabkan oleh bermilyar-milyar kemungkinan jika dilihat dari sisi kualitas dan kuantitasnya, lalu dari sekian banyaknya kemungkinan itu hanya satu kemungkinan yang dapat menciptakan kehidupan dimana kemungkinan tersebut adalah seluruh syarat dan keteraturan yang sudah terbentuk di dalamnya, sedangkan kemungkinan yang lain sama sekali tak memiliki kapasitas untuk mewujudkan kehidupan itu sendiri sendiri dan kesinambungannya, lalu kemungkinan tersebut terealisasi setelah terjadinya letusan yang secara kebetulan juga, khususnya kemungkinan yang di dalamnya terdapat seluruh syarat tadi dan di antara sekian banyak kemungkinan yang tak terhitung itu hanya satu yang bersifat mungkin. Orang berakal tak akan pernah berpikir seperti ini.

Untuk memudahkan pemahaman ini, pembahasan akan beranjak dari pembahasan syarat-syarat dan berbagai keadaan yang berkisar di antara bintang-bintang di langit dan di bumi ini. Sekarang kita menengok satu hewan yang sangat kecil, yang di dalam tubuh hewan kecil ini terdapat bermilyar-milyar unsur yang berbeda dimana setiap unsur dengan jenisnya yang khusus akan membentuk satu kesatuan, dan jika kita menginginkan menghitung setiap unsur tadi dengan segala kemungkinan yang terjadi maka hasilnya tidak lain ialah nol.

Kemungkinan untuk terbentuknya satu sel hewan, tumbuhan atausatu pohon dengan segala susunannya secara kebetulan, hal ini sama dengan kita mengatakan bahwa seorang yang tidak berpendidikan dan buta huruf secara kebetulan dapat mengetik bait syair itu dengan benar dan rapi. Dengan jelas, orang berakal tak akan menerima bahwa seluruh syarat serta kedaan yang terdapat di muka bumi ini tercipta secara tiba-tiba dan kebetulan, jika perhitungan ini kita umpamakan pada setiap makhluk, bahkan lebih umum dari makhluk hidup, lalu kita menerima akan kemungkinan satu sel makhluk hidup dimana juga merupakan satu kemungkinan di antara sekian banyak kemungkinan yang sifatnya hanya kebetulan saja, maka kemungkinan terjadinya kebetulan tersebut di antara triliyun makhluk merupakan hal yang tidak dapat di terima oleh orang berakal, di mana menurut hasil penelitian bahwa setiap makhluk tercipta dengan sistem paling sempurna dan ketelitian yang sangat akurat dan perhitungan paling teliti.

Karena kemungkinan terciptanya suatu aturan yang sifatnya hanya kebetulan pada sekumpulan alam jagat raya ini merupakan satu kemungkinan di antara sekian banyaknya kemungkinan yang tak terkira, dimana hal ini keluar dari batasan perhitungan yang tak akan terjangkau oleh akal dan daya pikir manusia, sebab perhitungan matematika serta perbintangan pun tidak dapat menghitung seluruh angka-angka tersebut, dan dalam keadaan yang seperti ini, pemikiran manusia tak akan memiliki pilihan lain kecuali mengakui bahwa seluruh fenomena alam semesta berserta seperangkat aturannya tidak lain merupakan hasil pengejawantahan dari hikmah yang paling tinggi dan keinginan-Nya, maka hakikat yang tak terbatas itu tidak lain adalah Tuhan yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang sangat dimuliakan dan dipuji oleh manusia pada setiap masa.

Jawaban pertanyaan

Mungkin saja hadir suatu sanggahan terhadap terkumpulnya dan terbentuknya seluruh faktor kehidupan yang terjadi secara tiba-tiba, walaupun hal itu sangat jauh sekali dan merupakan satu kemungkinan di antara kemungkinan-kemungkinan yang tak terhitung, akan tetapi mungkin saja setiap benturan serta letusan yang terjadi secara bertahap dan beruntun dalam bentuk yang tak terbatas dimana seluruh faktor kehidupan tersebut berkumpul dan menetap pada satu zaman yang tak terbatas kemudian terjadilah letusan yang menimbulkan kehidupan, dengan kata lain, berkumpulnya seluruh syarat kehidupan secara tiba-tiba merupakan hal yang mustahil, akan tetapi terjadinya seluruh syarat tersebut dalam jangka waktu yang panjang dan tak terbatas merupakan hal yang sangat mungkin.

Jawaban pertanyaan ini sangatlah jelas, hal itu sangat tidak logis karena umur seluruh planet serta peredarannya sangatlah pendek, salah satunya adalah bumi ini yang menolak asumsi seperti itu, karena benturan-benturan yang beruntun dan tak terbatas akan berakhir pada suatu gambaran yang di dalam gambaran tersebut butuh waktu yang sangat panjang bahkan tidak terbatas untuk membentuk serta mengumpulkan seluruh faktor kehidupan tersebut, sedangkan masa terciptanya seluruh galaksi yang baru dan pendeknya umur matahari serta planet-planet yang lain mencegah itu semua.

Paling panjangnya umur bumi ini menurut perhitungan bahan-bahan Radioaktiv ialah 3.000.000.000 tahun, dan menurut pembahasan di atas, sebagimana yang telah diterangkan, bagaimana mungkin dengan perkiraan ini semua kita mengatakan bahwa terkumpulnya seluruh syarat kehidupan di muka bumi ini merupakan hasil dari benturan-benturan yang beruntun dan tak terbatas jangka waktunya.

Jawaban lain

Terdapat pertanyaan lain terhadap masalah yang sama dengan di atas tentang sistem keteraturan galaksi, tumbuh-tumbuhan, dan seluruh hewan, dikatakan bahwa jika sistem teratur ini muncul secara tiba-tiba untuk pertama kalinya tanpa campur tangan Pencipta Yang Maha Mengetahui dan Maha Kodrat dalam perwujudan seluruh sistem ini, maka hal ini sangat mengherankan sekali, akan tetapi, jika sistem tersebut terwujud secara bertahap dan dalam satu silsilah benturan-benturan yang terjadi secara berurut dengan tidak terbatas dalam kurun waktu tertentu, maka kejadian seperti ini adalah saksi ketiadaan campur tangan Sang Pencipta. Akan tetapi, yang menjadi sebab terciptanya sistem teratur tersebut adalah benturan-benturan yang tidak terhitung tadi.

Pemikiran ini akan menjadi kuat ketika dipaparkan berdasarkan teori Darwin dimana berpandangan bahwa proses terjadinya penyempurnaan segala sesuatu tidak keluar dari empat prinsip dasar. Yang paling penting dari keempat prinsip dasar tersebut adalah seleksi alami dan kesinambungan realitas yang terbaik, karena anggapan seperti ini terjadi pada setiap benturan, maka pada saat itulah alam semesta secara alami akan menyaring benturan-benturan tersebut, dan apabila diantara benturan tersebut ada yang memiliki potensi lebih kuat untuk menetap, maka ia akan terus bertahan hidup. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa hal itu merupakan pangkal seluruh proses penyempurnaan tak terbatas yang terdapat di seluruh alam penciptaan dimana menyebabkan terwujudnya segala sistem keteraturan galaksi yang sangat menakjubkan di langit dan di bumi.

Adapun jawaban soal itu menjadi jelas, karena memang benar sebagian proses penyempurnaan alami menyebabkan bertahannya kehidupan sesuatu yang lain.

Akan tetapi, suatu mesin yang sangat canggih hanya dapat memproduksi dengan baik jika seluruh kekhususan mesin bekerja dengan sempurna guna menghasilkan kinerja yang bagus, dan apabila tidak seperti itu, akan terjadi kekurangan dan kalau terdapat kekurangan maka tidak akan memberikan keuntungan dan manfaat sama sekali, seperti mesin mata yang sangat menakjubkan, ketika seluruh bagian bekerja dengan baik maka mesin mata pun akan bekerja dengan baik. Jika proses penyempurnaan yang seperti ini terjadi dalam waktu jutaan tahun sebagaimana perubahan-perubahan sebelumnya yang tanpa adanya fase akhir, maka proses tersebut tak bermanfaat.[4]

C. Morrison setelah menyinggung pembahasan sistem mata yang menakjubkan, ia berkata[5], "Harus diketahui bahwa seluruh pembentukkan yang menakjubkan mulai dari kelopak mata yang menangkap penglihatan, seluruh lapisan kornea, bola mata, serta sel-sel syaraf satu sama lain harus secara serempak terdapat pada seperangkat mata tersebut, karena kalau satu dari perangkat sistem tersebut mengalami kekurangan maka yang terjadi adalah mata tidak akan bekerja dengan baik, dengan sifat seperti ini apakah dapat di gambarkan bahwa seluruh faktor tersebut datang dengan sendirinya lalu berkumpul begitu saja, dimana setiap perangkat tersebut memiliki ukuran cahaya khusus yang berpengaruh pada pekerjaan perangkat lainnya lalu secara bersama memenuhi segala kebutuhannya masing-masing.[6]

Ringkasnya, merupakan hal yang mustahil untuk menciptakan sebuah kehidupan beserta syarat-syaratnya melalui proses penyempurnaan, benturan, letusan-letusan yang tak berakhir, dan berkumpul secara tiba-tiba. Begitu pula, tidak dapat di tafsirkan bahwa sebuah mesin yang canggih memproses kesempurnaan segala sesuatu dan keterciptaan seluruh anggota-anggota tanpa tercipta sebelumnya bagian-bagian mesin itu

Pada akhir pembahasan ini, kita mesti mengetahui inti permasalahan bahwa dengan asumsi apapun kita tidak bisa menerima bahwa selamanya tidak bisa di tetapkan secara empirik tentang alam raya ini beserta isinya dan seluruh syarat-syaratnya yang tak terbatas dan berkumpul itu terjadi secara tiba-tiba dengan tanpa campur tangan yang memiliki Kekuatan Mutlak.

Sebagai contoh, apakah kita menerima pandangan yang terkenal tentang penciptaan bumi ini yang mengatakan bahwa karena pengaruh terbenturnya matahari dengan planet yang lain terjadilah letusan yang melahirkan pecahan-pecahan yang terpencar ke beberapa tempat. Ataukah kita menerima suatu asumsi yang berbunyi: gerakan matahari pada garis edarnya menyebabkan lahirnya kekuatan yang sangat dahsyat, dari sinilah terjadi letusan yang sangat dahsyat pada garis lintang peredaran tersebut, kemudian pecahan-pecahan letusan tersebut terpencar ke mana-mana lalu membentuk bintang-bintang yang ada sekarang ini.

Apabila kita berpegang pada setiap asumsi di atas, pada akhirnya letusan yang "tak mengetahui" itu tidak dapat membentuk dunia ini di antara berjuta-juta bentuk yang ada, hanya terdapat satu bentuk untuk mewujudkan kehidupan yang sesuai, dan tak ada orang berakalpun yang dalam kehidupannya bersandar pada satu kemungkinan di antara berjuta-juta kemungkinan yang ada.

Tak ada jalan lain kecuali dikatakan bahwa dibelakang terjadinya semua letusan ini terdapat campur tangan Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa dimana seluruh pekerjaan berjalan dengan perintah dan kehendak-Nya.

Petunjuk Al-Quran

Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang dapat membuktikan bahwa tak mungkin seluruh syarat yang dibutuhkan untuk terwujudnya kehidupan hanya terjadi dengan benturan-benturan saja. Kami sebutkan sebagian darinya, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi ; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."[7]

Pada hakikatnya, ayat di atas mengisyaratkan akan pembuktian keteraturan alam semesta ini, ayat di atas pun dapat pula dikatakan telah menyinggung faktor-faktor perwujudan kehidupan di muka bumi ini, lalu apakah bisa di katakan bahwa seluruh faktor tersebut tercipta hanya karena benturan dan secara tiba-tiba terkumpul begitu saja tanpa adanya campur tangan Zat Yang Maha Mengetahui.

Dalam surat al-Ra’ad terdapat beberapa ayat yang menyinggung tentang faktor-faktor penopang kehidupan, dan kami akan menukil dua ayat saja dari beberapa ayat terdapat dalam surat tersebut, "Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang di tentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."[8] "Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang, sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."[9]

Betapa banyak faktor yang telah di jelaskan dalam ayat-ayat al-Quran dimana seluruh faktor tersebut adalah penopang dan asas terwujudnya kehidupan di atas muka bumi ini. Apakah logis bahwa seluruh syarat tersebut - tanpa suatu peran sebelumnya - tiba-tiba berkumpul secara seketika lalu menciptakan kehidupan?.

Manusia untuk mengenal dirinya lebih dalam, ia mesti mempelajari berbagai cabang ilmu[10], lalu dari ilmu-ilmu tersebut sedikit demi sedikit ia dapat menyingkap berbagai rahasia yang terdapat dalam dirinya, sampai pada tahap penelitian bahwa setiap anggota badan dapat menghantarkannya pada "alam" yang lebih besar, karena di setiap anggota badan manusia terdapat suatu rahasia tauhid.

Rahasia-rahasia ini dapat dikaji melalui permasalahan-permasalahan di bawah ini:

1. Struktur bangunan sel-sel badan manusia yang dipenuhi dengan berbagai rahasia, dimana setiap sel-sel tersebut merupakan bagian dari pembentukan badan itu sendiri;

2. Mesin pencernaan atau lambung yang sebagai dapurnya badan.

3. Mesin penyalur darah (hati) yang merupakan penyalur makanan keseluruh tubuh.

[1] . Roz-e Ofarinesy, hal. 35-36.

[2] . 1% dari oksigen dapat membentuk udara yang lain.

[3] . Rujuk kembali ke bagian: Syarat-syarat terealisasinya kehidupan di muka bumi.

[4] . Bunyode Anwa’, hal. 62, pada hal. 134 ia menerangkan terciptanya beberapa anggota badan yang vital seperti mata dengan cara kebetulan.

[5] . Roze Ofarinesy, hal. 82.

[6] . Pada bagian jawaban terhadap sanggahan-sanggahan materialis, pada tema ini masalah tersebut akan diperbincangkan.

[7] . Qs. Al-Baqarah: 164

[8] . Qs. Al-Ra’ad: 2

[9] . Qs. Al-Ra’ad: 3

[10] . Seperti ilmu “Fisiologi” yang membahas tentang sistematika kerja seluruh anggota badan dan hubungan mereka satu sama lain, dan “Psikologi” yang membahas tentang segala fenomena jiwa dan segala hubungannya