Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Rahasia Dibalik Pemilihan Bentuk Kata dalam Al-Qur’an (QS. Al-Insaan : 3)

1 Pendapat 05.0 / 5

Kita kembali akan menguak rahasia-rahasia kecil

dibalik kata dalam ayat Al-Qur’an. Allah swt

Berfirman,
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً

Sungguh, Kami telah Menunjukkan kepadanya jalan yang

lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.

(QS.Al-Insan:3)

Jika kita perhatikan, dalam ayat ini Allah menggunakan

bentuk kata yang berbeda antara orang yang bersyukur

dan yang ingkar (kufur).

Untuk orang yang bersyukur, Allah Menggunakan bentuk

isim fail biasa yaitu Syaakir. Dan untuk yang ingkar

menggunakan bentuk kata sighoh mubalaghah yaitu Kafuur

(sangat ingkar). Bentuk kata ini biasa digunakan untuk

“melebihkan” atau “membesarkan” sesuatu.

Dari perbedaan dalam pemilihan bentuk kata ini, kita

dapat mengambil pelajaran bahwa :

 1.   Jumlah orang yang bersyukur sedikit sekali

dibanding orang yang kufur (mengingkari) nikmat Allah

swt, seperti dalam Firman-Nya,

إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ

“Sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur)

kepada Tuhan-nya.” (QS.Al-Adiyat:6)
وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang

bersyukur.” (QS.Saba’:13)

 2.   Nikmat Allah begitu besar hingga tak terhitung

jumlahnya, maka syukur dengan cara apapun masih kecil

dan amat kurang dibanding dengan nikmat yang kita

terima.

Bahkan cucu Rasulullah saw yang bernama Imam Ali

Zainal Abidin pernah berkata,

“Andai aku diberi umur terpanjang, seperti umur

manusia dari awal sampai akhir. Lalu aku habiskan

seluruhnya untuk bersujud kepada Allah, maka itu belum

cukup untuk mensyukuri nikmat-Nya.”

 

Dan rahasia dibalik Sighah Mubalaghah dari kata kafuur

itu adalah :

Sekecil apapun bentuk pengingkaran terhadap Sang

Pemberi Nikmat adalah sesuatu yang besar.

Karena itulah, dosa terbesar adalah meremehkan dosa-

dosa kecil. Mengapa? Karena memang yang dilakukan

hanya kesalahan kecil, tapi ia lupa siapa yang sedang

dilanggar. Yang dilanggar adalah Allah, Sang Pemberi

Nikmat dan Penguasa Alam Semesta.

Maka wujud paling jelas dari mengingkari nikmat Allah

adalah dengan menggunakan nikmat itu untuk melakukan

dosa dan maksiat.

Itulah sekelumit tentang rahasia dibalik pemilihan

kata Syaakir dan Kafuur dalam Surat Al-Insaan ayat 3.

Semoga kita termasuk sebagai golongan orang-orang yang

bersukur kepada Allah swt.